Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor - Laporan yang dibuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan tanah longsor masih mengancam di Sukajaya, Kabupaten Bogor. Gerakan tanah di sejumlah titik lokasi di wilayah itu masih rawan terjadi dan mengancam rumah serta permukiman yang lolos dari terjangan tanah longsor pada 1 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membaca laporan itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudi Susmanto, sepakat bencana di Sukajaya yang terjadi di awal tahun itu 'sangat luar biasa'. "Pantas banyak desa terisolir dan beberapa perkampungan hilang," ucapnya saat ditemui seusai meninjau pengungsian Cipugur, Sukajaya, Rabu 15 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PVMBG mendata zona longsor usai hujan ekstrem pada 1 Januari lalu terjadi di lima wilayah di Sukajaya. Kelimanya adalah Cigudeg, Desa Harkat Jaya, Jalur Jalan Sukajaya-Pasir Madang, Desa Sukamulih, Desa Pasir Madang. Material longsor masuk ke DAS Sungai Cidurian sehingga berdampak lanjutan: banjir bandang di sepanjang Sungai Cidurian dan melanda pemukiman di kanan kirinya.
Setelah mengubur dua badan jalan, pergerakan tanah di Cigudeg kini mengancam permukiman di Kampung Citangseng dan Manglid. Adapun di Desa Harkat Jaya, terdata sebanyak 35 titik longsor tebing yang menutup akses jalan--selain mengubur 18 rumah dan menyebabkan tujuh orang tewas.
Satu rumah hancur juga didapati di Jalur Jalan Sukajaya-Pasir Madang. Jika longsoran berkembang, sejumlah rumah di bawah badan jalan serta dua lainnya yang ada di atas tebing dipastikan menjadi korban berikutnya.
Prajurit TNI AD berjalan di lokasi bencana tanah longsor Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 13 Januari 2020. Basarnas menyatakan pencarian tiga korban tanah longsor di kampung tersebut dihentikan karena kondisi medan dan cuaca menjadi kendala. ANTARA
Sebanyak lima rumah mengalami situasi serupa di Desa Sukamulih. Sedang di wilayah Desa Pasir Madang ditemukan begitu banyak titik longsor pada perbukitan dan sekitar permukiman. Gerakan tanah lanjutan di Pasir Madang dikhawatirkan akan memutus total jalan menghubungkan Sukajaya dan Cileuksa dan rumah-rumah menjadi terancam karena letaknya yang semakin dekat dengan bibir lereng.
"Gerakan tanah lama bisa aktif kembali, ini mengerikan," kata Rudi menanggapi ancaman-ancaman tersebut.
Rudi berjanji akan segera melakukan koordinasi dengan Bupati Bogor. Menurutnya, hasil kajian PVMBG mematangkan rencana pemerintah untuk merelokasi penduduk dari daerah rawan. "Ya harus (direlokasi). Kalau ahli sudah mengatakan rawan, masa kita biarkan warga menjadi korban," kata Rudi.