Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Pada awal 2025 ini, tepatnya sepanjang Januari, Gunung Semeru meletus sebanyak 475 kali. Jumlah letusan itu menempatkan Semeru yang berdiri menjulang di Jawa Timur sebagai gunung api paling aktif di Indonesia saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Informasi yang dihimpun Tempo menyebutkan, gunung tertinggi di pulau Jawa ini menempati peringkat pertama diikuti Gunung Ibu di Halmahera, Maluku Utara, dengan jumlah letusan sebanyak 430 kali. Sedangkan peringkat ketiga adalah Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, dengan jumlah letusan 35 kali sepanjang Januari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan jumlah 475 letusan sepanjang Januari 2025, setiap hari gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu rata-rata meletus 15 kali. Aktivitas itu termasuk yang ada dalam laporan kegempaan 24 jam terakhir hingga Sabtu dinihari, 1 Februari 2025. Gunung Semeru antara lain dilaporkan mengeluarkan 43 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo yang terentang 12-23 mm, dan lama gempa 55-164 detik.
Seismograf juga mencatat sembilan kali gempa embusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 22-129 detik. Kemudian satu kali gempa harmonik dengan amplitudo 3 mm, dan lama gempa 111 detik. Tercatat pula sekali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 12 mm, S-P 13 detik, dan lama gempa 25 detik.
Sepanjang Sabtu dinihari hingga pagi ini, Gunung Semeru juga tercatat meletus 14 kali. Saat berita ini dibuat, letusan terkini terpantau pada pukul 09:02 WIB. Petugas Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto mengatakan hingga laporan dibuat erupsi masih terus berlangsung. "Tinggi kolom erupsi tidak teramati," kata Liswanto dalam laporannya Sabtu pagi.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan tingkat aktivitas gunung api Semeru masih tetap di Level II (Waspada). Kewaspadaan ditetapkan antara lain dengan melarang aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
PVMBG juga meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.