Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DUDUK gelisah di belakang kemudi mobil Honda Stream hitam metalik, Fauzan Setiadi tak henti melirik jam tangannya yang sudah lewat angka 11. Sesekali dia mendongakkan kepala melihat antrean mobil yang tidak kunjung bergerak di Jalan Jenderal Sudirman, Tangerang, Sabtu dua pekan lalu. Dia hanya bisa berdoa supaya tidak ketinggalan pesawat yang akan terbang menuju Banjarmasin pukul 14.00.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo