Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia diketahui memiliki beragam hewan endemik unik yang tidak dapat ditemukan di belahan dunia lain. Salahsatunya adalah bekantan yang dikenal oleh masyarakat lokal sebagai kera Belanda. Melansir atas Jurnal Hutan Lestari, berjudul Karakteristik Vegetasi Habitat Bekantan karya Azizah dan kawan-kawan, bekantan diidentikkan dengan hidungnya yang menonjol serta berwarna kemerahan. Hewan primata ini memiliki habitat asli berupa hutan mangrove dengan pepohonan lebat.
Uniknya, primata itu bukan sekadar satwa endemik yang menjadi ciri khas Kalimantan melainkan fungsinya yang penting sebagai penjaga keseimbangan ekosistem. Diacu dari laman balisafarimarinepark.com, bekantan gemar membawa biji suatu tanaman untuk ditebarkan pada lahan-lahan hutan. Biji tersebut lama kelamaan tumbuh menjadi tanaman yang baru dan menjadi regenerasi pohon yang sudah ranggas ataupun gundul.
Selain itu, dari sumber yang sama menyebut jika ada tidaknya suatu bekantan dalam hutan berarti menandakan hutan tersebut dalam kondisi baik. Hal ini karena bekantan hanya bertahan pada lingkungan dengan sirkulasi oksigen yang kaya, supply makanan yang memadai, dan suasana yang tenang.
Mulanya populasi bekantan pada tahun 1987 sebanyak 260.950 ekor dengan 25.625 ekor berada di kawasan konservasi. Mengutip Journal Bonorowo Wetlands, jumlah tersebut alami penurunan drastis dan pada tahun 1995 populasinya menjadi 114.000 ekor yang tersebar di daerah konservasi maupun habitat alami. Nahasnya, pada tahun 2013 jumlah populasi bekantan benar-benar menyusut serta berstatuskan sebagai primata yang nyaris punah.
Oleh pemerintah, guna melindungi populasi bekantan yang tersisa dikeluarkanlah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No: P.56/Menhut-11/2013 yang membahas mengenai Strategi dan Rencana Aksi Konservasi. Mengacu atas laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, diketahui bekantan yang tersisa pada tahun 2022 telah tersisa 90 ekor dengan status konservasi mencapai 7,7 persen dalam lima tahun terakhir.
meskipun kini statusnya terancam punah hewan bekantan masih memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tengah bertandang ke tempat konservasinya. Berikut fakta unik mengenai bekantan.
1. Besar Hidung Bekantan Menentukan Jenis Kelaminnya
Ciri khas bekantan adalah hidungnya yang besar serta berwarna kemerahan, nyatanya bentuk hidung ini menetukan jenis kelaminnya. Dilansir atas yakopi.org, bekantan jantan memiliki hidung yang lebih besar daripada bekantan betina. Besar hidungnya hingga menutupi bagian mulut, sehingga ketika akan makan bekantan jantan akan mengeluarkan hidungnya dahulu. Selain itu, hidung mereka berguna sebagai resonator saat bersuara.
2. Si Primata yang Ekspresif
Masih dari kutipan yang sama, diketahui bekantan adalah primata paling ekspresif. Mereka tak segan membuat ekspresi wajah atau teriakan suara ketika merasakan sesuatu yang berisiko. Misalnya saat bekantan merasa terancam, dirinya akan mengeluarkan suara keras mirip klakson dan hidungnya menjulur lurus. Hidungnya juga semakin merah ketika marah atau senang.
3. Termasuk Golongan Monyet Terbesar se-Asia
Bekantan jantan memiliki panjang tubuh rata-rata 26-30 inchi dengan kisaran berat 35-48 pon. Sedangkan untuk yang betina panjang tubuh 21 hingga 24 inchi berat badan 15-26 pon. Mengacu atas laman a-z-animals.com, bekantan termasuk primata monyet terbesar se-Asia yang hanya dimiliki Indonesia.
4. Perenang yang Andal
Monyet memang memiliki kemampuan memanjat yang sudah tidak perlu diragukan lagi, namun, bekantan memiliki kemampuan lebih berupa bakat alamiah untuk berenang. Diacu dari a-z animals, bekantan mampu bertahan pada perairan dengan kondisi kedalaman 20 meter. Mereka menggunakan kemampuan ini jika dirasa tidak memungkinkan untuk melompat dari satu pohon bakau ke pohon lainnya.
Pilihan Editor: 15 Hewan Punah yang Muncul Kembali
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini