Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Nestapa Teluk Youtefa: Kawasan Hutan Bakau Terancam dan Kehilangan Habitat Biota Laut

Teluk Youtefa terancam mengalami kehilangan habitat biota lautnya karena jumlah hutan bakau semakin sempit. Siapa yang peduli?

29 Agustus 2022 | 18.49 WIB

Lanskap Teluk Youtefa dengan Jembatan Youtefa yang berwarna merah cerah. Foto: @papua_the_best
Perbesar
Lanskap Teluk Youtefa dengan Jembatan Youtefa yang berwarna merah cerah. Foto: @papua_the_best

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Teluk Youtefa merupakan salah satu destinasi wisata andalan Papua yang menawarkan pemandangan hamparan laut yang memukau mata dengan berbagai spot wisata alam di sekelilingnya. Hutan bakau menjadi salah satu spot wisata yang turut menyumbang keindahan Teluk Youtefa. Bagaimana tidak, hutan bakau tersebut tumbuh sepanjang 200-meter dari garis pantai, dengan pohon bakau setinggi 7 - 12-meter menjadikan Teluk Youtefa terasa rimbun dan jauh dari terik.

Namun, hutan bakau di sekitar Teluk Youtefa mengalami nestapa karena habitatanya semakin merosot. Melansir Jubi.co.id mitra Teras.id, hutan bakau di Teluk Youtefa jumlahnya semakin menurun, bahkan terancam hilang karena ditimbun. Kondisi ini pun memberikan dampak tak menyenangkan bagi Teluk Youtefa.

Salah satu efek yang paling terasa adalah berkurangnya jenis-jenis ikan yang hidup di hutan bakau Teluk Youtefa. Bagi ikan-ikan dan biota laut lainnya,hutan bakau memegang peran penting bagi keberlangsungan habitatnya.

Kondisi hutan bakau di kawasan Teluk Youtefa yang semakin terancam hal ini disampaikan pula Peneliti dan Ketua Program Studi Perikanan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, John D Kallor. Menurutnya, hutan bakau di Teluk Youtefa sudah memasuki kategori hutan bakau yang sakit. “Hilangnya hutan bakau di Teluk Youtefa memberikan dampak signifikan bagi kelangsungan biota laut di dalamnya,” ujarnya.

Selain itu hasil riset peneliti dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih, Hazmi, pada 2014 menyimpulkan ikan dan kerang di Teluk Youtefa telah tercemar kandungan logam berat Plumbum atau timbal. Kondisi ini diperparah dengan perilaku warga yang membuang sampah langsung ke sungai yang mengalir ke Teluk Youtefa. Selain itu, sedimen lumpur yang terus menerus masuk dan mendangkalkan Teluk Youtefa turut memperparah polusi logam berat di perairan tersebut.

Hilangnya stok ikan di kawasan hutan bakau Teluk Youtefa turut berkontribusi terhadap nasib nelayan-nelayan di Papua. Tidak sedikit nelayan di Papua memilih untuk mencari ikan secara ilegal di wilayah Provinsi West Sepik di Papua Nugini. Akibatnya, beberapa nelayan Indonesia pun harus mengalami penangkapan bahkan kehilangan nyawa karena dikejar aparat Papua Nugini karena dianggap melanggar batas perairan tanpa izin resmi.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Teluk Youtefa: Keindahan yang Dibingkai Jembatan Megah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus