Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Banyuwangi - Manajemen PT Bumi Suksesindo (PT BSI) mengeluarkan pernyataan resmi terkait aktivitas blasting atau peledakan tambang emas di site Tujuh Bukit Operations di Banyuwangi, Jawa Timur, pada 15 Mei 2024. Aktivitas peledakan itu sempat membuat wisatawan Pantai Pulau Merah berhamburan karena mengira ada gempa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Blasting atau peledakan merupakan aktivitas reguler di Tujuh Bukit Operations sebagai metode penambangan yang digunakan untuk membuka akses ke deposit mineral berharga," kata Government & Communications Affairs Manager PT Bumi Suksesindo (PT BSI) Iwa Mulyawan dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo, Kamis, 16 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iwa mengatakan aktivitas peledakan ini dilakukan secara rutin oleh BSI sejak mulai beroperasi di 2016, sesuai dengan peraturan pemerintah. "Dan secara lebih detil dituangkan dalam prosedur operasional standar (SOP), dengan menerapkan praktik pengelolaan tambang yang bertanggung jawab (good mining practice)," ujarnya menambahkan
PT BSI, kata dia, selalu melakukan sosialisasi aktivitas peledakan beberapa jam sebelumnya, terutama kepada warga dan pemangku kepentingan dalam radius 500 meter dari lokasi peledakan. Selain sosialisasi, pemantauan di area luar tambang selalu dilakukan pada saat aktivitas peledakan.
Menurut Iwa, aktivitas peledakan di Tujuh Bukit Operations selalu dilakukan dalam rangkaian dengan arah lemparan material ke tengah lokasi (menjauhi arah laut). "Penyiraman selalu dilakukan di lokasi blasting untuk meminimalkan dampak debu," ujarnya.
PT BSI juga menyampaikan sejumlah data terkait aktivitas peledakan pada 15 Mei 2024, antara lain pengukuran getaran di area Pantai Pulau Merah. Data getaran yang diperoleh saat itu sebesar 0.166 mm/s dari standar SNI 7571:2023 tentang Getaran ( 2 mm/s dan suara sebesar 61 dB A dengan batas 60 dB A (± 3 dB A) dari standar SNI 7570:2023 tentang Kebisingan.
PT BSI menyatakan bahwa penyebaran debu pada 15 Mei 2024 diakibatkan perubahan angin dari Barat ke Barat Laut.
Seperti diberitakan sebelumnya, aktivitas blasting atau peledakan di lokasi tambang emas dikabarkan menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah, Rabu siang, 15 Mei 2024. Peristiwa itu menimbulkan kepanikan puluhan wisatawan yang sedamg berada di lokasi wisata di kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu
Informasi yang dihimpun Tempo dari warga yang beraktivitas di Pulau Merah, aktivitas peledakan di areal tambang emas itu terjadi pada Rabu siang. Warga setempat menganggap peledakan yang dilakukan PT BSI sudah di luar kewajaran.
Suasana tempat wisata pantai Pulau Merah di Banyuwangi, Jawa Timur, pada hari ini Kamis, 16 Mei 2024. Sehari sebelumnya, puluhan wisatawan yang ada di tempat itu sempat dibuat panik oleh getaran, asap, dan bau akibat aktivitas peledakan di tambang emas. (ISTIMEWA)
"Peledakan yang dilakukan PT BSI sudah di luar kewajaran karena mengganggu kehidupan laut serta nelayan dan juga kegiatan wisata Pulau Merah," ujar Lasmo, warga Desa Sumberagung kepada Tempo, Rabu.
Ia mengatakan bau obat yang diduga berasal dari lokasi peledakan dan terbawa angin hingga Pulau Merah, terasa sangat menyengat. "Wisatawan berhamburan, dikira gempa bumi dan pada lari semua," ujar Lasmo.
Saat itu ada puluhan wisatawan yang berada di lokasi pantai Pulau Merah. "Ada yang bermain selancar dan juga sedang bermain pasir," katanya.
Aktivitas peledakan di areal tambang emas Rabu siang ini dinilai sangat mengganggu. Suara yang ditimbulkan cukup keras, dibarengi dengan getaran yang terasa hingga Pulau Merah. "Selain itu terlihat kepulan asap kecokelatan dari kejauhan yang berasal dari lokasi peledakan tambang emas. Ditambah bau menyengat yang datang kemudian," ujar Lasmo.
Ia menambahkan, aktivitas peledakan di areal tambang emas ini sering terjadi. "Hampir setiap hari," katanya.