Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Pembalakan hutan di hulu tiga sungai di Luwu Utara diduga biang kerok banjir bandang pada Juli 2020.
Pemerintah diduga mengabaikan perusakan hutan tersebut.
Mitigasi bencana di masa mendatang tidak menyentuh perbaikan di kawasan hulu.
BAGI Jefri Samad, tragedi tanah longsor dan banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada 13 Juli 2020 yang membunuh 39 orang hanya peringatan untuk mengambil jeda. Satu setengah tahun seusai kejadian tersebut, kini tukang blandong—istilah untuk penebang kayu—itu tak sungkan lagi menawarkan jasanya. “Kalau ada yang pesan untuk Januari atau Februari 2022 nanti, kami bisa masuk ke hutan lagi,” kata Jefri Samad, warga Desa Meli, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, ketika ditemui di rumahnya, Ahad, 9 Januari lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo