Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengakui bahwa tidak semua warga Jakarta bisa menikmati air bersih karena infrastruktur pipa baru 69,3 persen. Sehingga masih banyak warga yang harus mengantri mendapatkan air bersih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masih ada masyarakat Jakarta mengantri air galon yang bisa membuat citra buruk Jakarta sebagai kota global," kata Teguh saat dihubungi Tempo, Kamis, 7 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teguh mengatakan, PAM Jaya sedang melakukan sosialisasi untuk memenuhi target area pemasangan pipa. Juga ada beberapa kebijakan lain dari PAM Jaya dan Kementerian PUekerjaan Umum, yaitu memberikan sambungan gratis kepada masyarakat, selain memberikan kesadaran akan pentingnya air bersih perpipaan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Teguh, menargetkan PAM Jaya untuk bisa melayani seluruh warga paling lambat 2030.
Teguh menambahkan, untuk sumber air baku, 82% kebutuhan air bersih warga Jakarta disuplai dari sistem penyediaan air dari Instalasi Pengolahan Air (Water Treatment Plant/WTP) Jati Luhur. Sisanya dari sungai Jakarta 5 persen, sumber air baku Banten 13 persen.