Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 19 - 20 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prakirawan BMKG Ryan Putra Pambudi mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari timur laut - timur dengan kecepatan angin berkisar 8 - 25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur - tenggara dengan kecepatan angin berkisar 8 - 20 knot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Sulawesi dan perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud," kata Ryan melalui keterangan tertulis, Selasa, 19 November 2024.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang tinggi setinggi 1,25 - 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta, Samudra Hindia selatan Jawa Timur, Samudra Hindia selatan Bali, Samudra Hindia selatan NTB, dan Samudra Hindia selatan NTT.
Gelombang serupa berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara, Selat Karimata bagian utara, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa bagian barat, Laut Arafuru bagian barat, Laut Arafuru bagian tengah, Laut Sulawesi bagian barat, Laut Sulawesi bagian tengah, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, Samudra Pasifik utara Papua Barat, dan Samudra Pasifik utara Papua.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata dia.
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan untuk menghindari kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Ia juga meminta kapal tongkang untuk mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Untuk kapal ferry, Ryan meminta menghindari kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. "Sedangkan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar perlu menghindari kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 meter," ucapnya.
Pilihan Editor: Musim Hujan November, BMKG Catat Suhu Terdingin di Bandung Raya 19,6 Derajat Celcius