Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Walhi Beri Catatan atas Pandangan Calon Wagub Jakarta Soal Konflik Agraria di Kepulauan Seribu

Walhi mengomentari pandangan tiga calon wakil gubernur Jakarta soal konflik agraria di Kepulauan Seribu dalam debat 17 November 2024 lalu.

19 November 2024 | 13.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) memberikan catatan terhadap calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta ketika ingin membangun wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu. Juru Kampanye Walhi Jakarta, Muhammad Aminullah, mengatakan pembangunan di sana harus mengedepankan prinsip kehati-hatian dan memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aparat penegak hukum juga diharapkan bisa menegakkan hukum sebagaimana mestinya terhadap perusak lingkungan. Aminullah menilai saat ini masyarakat terkesan harus tunduk pada pemerintah dan swasta saja untuk urusan lahan. "Masyarakat belum dijadikan subjek dalam pembangunan yang memiliki kedaulatan dalam menentukan arah pembangunan kota," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Senin, 18 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan pemaparan tiga calon wakil gubernur pada debat ketiga Pilkada Jakarta pada Ahad, 17 November 2024, Walhi menilai mereka tidak menjawab persoalan masyarakat yang berada di pulau-pulau kecil. Apalagi saat ini sekitar 74 pulau sudah diprivatisasi, kemudian masyarakat di Pulau Pari juga sedang terlibat konflik dengan pihak swasta yang mengklaim lahan milik warga.

Kondisi itu, kata Aminullah, tidak bisa diselesaikan dengan solusi menyediakan rumah murah semata untuk menjawab masalah tempat tinggal di sana. “Terdapat berbagai aspek lain dalam konflik agraria yang menyangkut sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup yang gagal dibaca ketiga kandidat,” ujarnya.

Dalam pertanyaan panelis debat, tiga calon ditanya bagaimana menyelesaikan konflik agraria di Kepulauan Seribu. 

Calon wakil gubernur nomor urut 1, Suswono, justru menawarkan hunian murah dan membangun hunian vertikal. Dia berjanji akan mengedepankan keadilan dan objektivitas. “Tentu membangun dialog agar ada titik temu dan akan ada win-win solution,” ucapnya.

Calon wakil gubernur nomor urut 2, Kun Wardana Abyoto, mengatakan, penyelesaian konflik agraria harus melalui dialog dan membuka ruang partisipasi. Legalitas lahan perlu dicek, serta negosiasi dengan warga. “Kami sangat concern terhadap jumlah hunian yang saat ini,” tuturnya.

Sedangkan calon wakil gubernur nomor urut 3, Rano Karno, mengatakan negara perlu hadir bersama rakyat dan menjadi mediator. Warga juga tidak boleh dijauhkan dari mata pencahariannya. Tetapi Rano tidak menjawab spesifik mengenai penyelesaian konflik agrarianya. “Prinsipnya penataan kampung kumuh yang dihilangkan kumuhnya, bukan kampungnya,” katanya.

M. Faiz Zaki

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus