Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengumpulkan sejumlah pejabat, termasuk Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono serta Menteri Pertanian Amran Sulaiman, untuk membahas program swasembada pangan. Zulhas memimpin rapat yang berlangsung selama dua jam di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, pada Kamis siang, 28 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menuturkan bahwa pemerintah akan menerbitkan peraturan presiden (perpres) untuk memperkuat peran penyuluh pertanian yang tersebar di berbagai daerah. “Diatur oleh pemerintah pusat melalui Menteri Pertanian, dan akan ada harmonisasi," kata Zulhas seusai rapat tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jumlah penyuluh pertanian di Indonesia, kata dia, kini mencapai 37-38 ribu orang. Untuk mendukung swasembada pangan yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto, regulator akan menpatkan seorang penyuluh di setiap desa. Tugasnya mengajarkan petani mengenai pemakaian pupuk dan cara memilih bibit.
Rapat bertopik swasembada pangan itu juga membahas masalah irigasi. Zulhas menyebut banyak sawah yang terlalu bergantung pada hujan, sehingga hanya bisa ditanami sekali dalam setahun. Lahan semacam ini tidak disokong oleh irigasi karena keterbatasan anggaran di tingkat daerah. Infrastruktur pengairan ini diputuskan tetap menjadi tanggung jawab bupati atau gubernur.
“Namun jika daerah tidak mampu, Kementerian Pertanian dapat mengambil alih pembangunannya," tutur Zulhas.
Topik lain yang juga dibahas dalam rapat itu menyangkut garam. Menteri KKP. Sakti Wahyu Trenggono ditugasi untuk segera menghentikan impor garam konsumsi. Rencana penutupan keran impor garam industri sudah diatur dengan Perpres 126 Tahun 2022.
Target swasembada pangan yang semula direncanakan pada 2028 kini dipercepat setahun. Target ini sebelumnya disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam agenda G20 di Brasil maupun dalam KTT APEC di Peru.
Pilihan Editor: BPBD Catat 32 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir, Ketinggian Maksimum Air Sampai 1,8 Meter