Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RUANG Plaza Rimbawan Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, meriah pada Senin malam, 1 Agustus lalu. Ada Ian Kasela, vokalis grup musik Radja, yang menyanyi di panggung. Puluhan pejabat Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan berjoget mengikuti irama dangdut koplo. Mereka sedang merayakan bos direktorat itu yang dilantik beberapa jam sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bos baru itu Hanif Faisol Nurofiq. Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan ini naik jabatan menjadi Direktur Jenderal Planologi. Untuk beberapa waktu, jabatan itu kosong karena ditinggalkan Ruandha Agung Sugardiman yang pensiun. Tim Penilai Akhir yang dipimpin Presiden Joko Widodo memilih Hanif sebagai orang nomor satu di Direktorat Jenderal Planologi pada 26 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hanif mengalahkan dua calon yang mendapat nilai tertinggi ujian pembuatan kebijakan ringkas (policy brief), Belinda Margono dan Saparis Soedarjanto. Dari enam peraih nilai tertinggi, Hanif menduduki urutan kelima dengan skor 78,29. “Ia kurang bisa menuangkan gagasan ke dalam tulisan,” kata Agus Pambagio, pengamat kebijakan publik yang menjadi anggota Panitia Seleksi Pejabat Eselon I Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Toh, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya tak mempermasalahkannya. Juga isu kedekatan Hanif dengan Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, yang memiliki konsesi tambang batu bara dan perkebunan kelapa sawit besar di Kalimantan Selatan semasa Hanif menjabat Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Bumbu lalu naik menjadi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi.
Agus menanyakan informasi soal kedekatan Hanif dengan Haji Isam, mantan Wakil Bendahara Tim Pemenangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, saat tes wawancara. Hanif hanya mengatakan ia mengenal Haji Isam sebagai tokoh Kalimantan Selatan. Menurut Agus, Siti Nurbaya mengatakan kedekatan anak buahnya dengan Haji Isam sebatas gosip. “Saya perlu orang model dia yang komunikatif dan punya jaringan luas,” ujar Siti, seperti ditirukan Agus.
Dengan penilaian seperti itu, nama Hanif terus melaju hingga Tim Penilai Akhir. Surat pengesahannya sebagai calon Direktur Jenderal Planologi terbit pada 17 Mei 2023 yang ditandatangani Ketua Panitia Seleksi Sarwono Kusumaatmadja. Belakangan, keluarga Sarwono menyoal surat itu karena memakai tanda tangan kering dan terbit ketika Sarwono terbaring sakit di Adventist Hospital, Penang, Malaysia, akibat kanker paru-paru.
Menurut Agus Pambagio, meski nilai Hanif jeblok dalam pembuatan policy brief, ia cemerlang dalam tes lain. Panitia Seleksi menilai Hanif orang yang komunikatif dan rendah hati. “Ia orang lapangan yang punya pengalaman di Kalimantan Selatan,” kata Agus. Menteri Siti Nurbaya tak menjawab pertanyaan Tempo soal pilihannya mengangkat Hanif sebagai Direktur Jenderal Planologi.
Kewenangan Direktur Jenderal Planologi amat strategis. Ia yang menentukan kawasan hutan, termasuk pemberian izin konversi, alih fungsi, hingga pelepasan kawasan hutan untuk tujuan non-kehutanan. Karena itu, isu kedekatan Hanif dengan Haji Isam sebagai pengusaha pertambangan dan perkebunan kelapa sawit ramai diperbincangkan di kalangan aktivis lingkungan. “Ada yang bilang planologi itu lembaga paling basah di KLHK,” ucap Arie Rompas dari Greenpeace Indonesia.
Artikel lain:
- Benarkah Tanda Tangan Sarwono Kusumaatmadja Dipalsukan?
- Opini: Kontroversi Pengangkatan Dirjen Planologi KLHK
Jabatan direktur jenderal adalah puncak karier seorang pegawai negeri sipil. Karier Hanif menanjak cepat dari pejabat daerah ke pemerintahan pusat sebagai Sekretaris Dirjen Planologi pada 2020. Pada 2019, di usia 48 tahun, dia diberi kenaikan pangkat luar biasa oleh Presiden Joko Widodo saat menjabat Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan. Menteri Siti Nurbaya melantiknya jadi orang nomor satu di Direktorat Jenderal Planologi pada 1 Agustus 2023.
Wajah Hanif terlihat semringah saat merayakan pelantikannya di Plaza Rimbawan. Selain berjoget sambil mengacungkan telunjuk, dia ikut menyanyikan lagu “Jujur” bersama Ian Kasela. Ia menolak menjawab pertanyaan Tempo soal kedekatannya dengan Haji Isam ataupun kontroversi pengangkatannya sebagai Direktur Jenderal Planologi. Ia hanya merespons pertanyaan tentang usahanya menekan deforestasi yang menjadi tugas para pejabat KLHK. “Saya cermati dulu,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Orang Daerah di Lembaga Basah"