Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pencarian korban yang hilang akibat tanah longsor di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, sempat terhenti pada Rabu malam, 10 Juli 2024, akibat cuaca buruk. Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo, Ida Bagus Ngurah Asrama, mengatakan sebagian besar wilayah Kecamatan Suwawa Timur tengah diguyur hujan sejak pagi hingga malam,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Melihat kondisi cuaca yang terus menerus hujan, personel gabungan yang ada di lokasi tidak bisa melaksanakan pencarian," kata Ida, dilansir dari Antara pada hari tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk laporan terakhir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu malam, masih ada 30 warga hilang yang masih dicari oleh tim SAR. Jika dihitung dengan hari ini, Kamis, 11 Juli 2024, operasi pencarian korban longsor di Kecamatan Suwawa Timur itu sudah berjalan selama lima hari.
Sejauh ini, BNPB mencatat ada 143 warga lokal yang terdampak bahala tersebut, termasuk 23 korban yang meninggal dunia. Seperti Ida, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, juga menyebut pencarian sempat terkendala medan atau kondisi wilayah yang terdampak longsor. Cuaca hujan membahayakan keamanan dan keselamatan personel di lokasi.
“Situasi ini menyulitkan pergerakan alat berat,” katanya dalam keterangan tertulis BNPB, Rabu malam
Ada 1.002 personel dalam tim gabungan yang ikut dalam pencarian korban hilang. Mereka berasal dari 25 instansi atau organisasi. Muhari mengimbuhkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) level provinsi dan kabupaten setempat masih memutakhirkan data korban.
“Daftar nama-nama yang dinyatakan hilang telah diperoleh namun belum semuanya teridentifikasi alamat asal para korban,” tutur dia.