Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Radiasi ultraviolet merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang berasal dari matahari. Sinar matahari ini memproduksi beberapa jenis sinar ultraviolet (sinar UV), di antaranya sinar ultraviolet A (UVA), sinar ultraviolet B (UVB), dan sinar ultraviolet C (UVC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masing-masing sinar tersebut memiliki dampak yang beragam. Paparan UVA dapat menyebabkan munculnya tanda-tanda penuaan pada kulit, seperti kulit kering, muncul keriput dan flek hitam, dan dapat memicu kanker kulit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan UVB dapat merusak sel kulit secara langsung dan menjadi faktor pemicu kulit terbakar. Kedua jenis sinar ultraviolet ini sudah cukup dikenal dan dapat dicegah dengan memakai sunscreen ber-SPF yang tinggi. Kemudian panjang gelombang yang dimiliki oleh UVB berkisar antara 280-315 nanometers lebih banyak dibandingkan UVA.
Sementara UVC adalah sinar UV yang paling mengerikan, karena mampu memberikan kerusakan terbesar pada kulit dan dapat berpenetrasi ke dalam lapisan kulit paling dalam.
Sejak penemuan pada tahun 1878, UVC yang diproduksi secara artifisial telah menjadi metode pokok sterilisasi yang digunakan di rumah sakit, pesawat terbang, kantor, dan pabrik.
Gelombang yang terkandung dalam sinar tersebut disebut bisa menonaktifkan mikroorganisme dengan cara menghancurkan asam nukleat dan mengganggu DNA mereka, sehingga mikroorganisme tidak bisa melakukan fungsi vitalnya
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan sinar UV ini juga beragam. Mulai dari membasmi nyamuk dan digunakan sebagai sterilisasi air.
Kini kita tak perlu repot-repot menepuk-nepuk nyamuk ataupun menghirup asap dari obat nyamuk bakar atau pun produk pembasmi nyamuk lainnya. Sebab kini sudah hadir sebuah teknologi lampu yang menggunakan sinar UV guna membasmi nyamuk dengan lebih aman.
Perangkap nyamuk dengan UV LED ini bisa menangkap lebih banyak nyamuk penyebar virus Malaria, dan Demam Berdarah dibanding produk pembasmi lainnya.
Hal tersebut mungkin terjadi karena UV LED dilengkapi dengan lapisan yang menghasilkan karbon dioksida melalui proses katalitik, yang mirip dengan suhu manusia yang disukai oleh nyamuk.
Selain itu lampu UV juga bisa membunuh bakteri dan mencegah mikroorganisme untuk berkembangbiak serta mencemarkan air. Lampu UV ini juga sudah banyak digunakan sebagai sterilisasi air. Misalnya pada air minum isi ulang, kolam ikan, cooling tower, air industri makanan dan minuman, dan sterilasasi air rumah sakit.
TEGUH ARIF ROMADHON