Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah rumah di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak hancur diterjang ombak, pada Kamis, 29 Desember 2022, s. Sebenarnya, permasalahan banjir rob dan abrasi atau erosi pantai bukanlah hal baru di Kecamatan Sayung, terutama di kawasan pesisir Sayung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kawasan Pesisir Sayung yang Dinamis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Muh Aris Marfai (dalam “Preliminary Assessment of Coastal Erosion and Local Community Adaptation in Sayung Coastal Area, Central Java - Indonesia,” 2012) mencatat bahwa memang wilayah pesisir memiliki lingkungan yang sangat dinamis. Lingkungan yang dinamis ini merupakan hasil dari proses alam pertemuan daratan dan lautan.
Pengaruh paling besar dari darat terhadap perubahan lingkungan wilayah pesisir adalah proses fluvial. Proses fluvial merupakan semua proses yang terjadi di alam yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi karena air permukaan. Sedangkan, pengaruh paling besar dari laut terhadap perubahan lingkungan wilayah pesisir adalah gelombang dan arus. Kedua proses ini akhirnya bertemu di wilayah pesisir dan mengakibatkan sebuah lingkungan yang sangat dinamis.
Kawasan pesisir Sayung, yang lokasinya berada di timur Semarang, sangat terpengaruh dengan perkembangan ekonomi di Semarang. Saat Semarang menjadi salah satu pusat ekonomi regional di Jawa, kawasan pesisir Sayung menjadi daerah pendukung aktivitas ekonomi di Semarang. Kawasan pesisir Sayung menjadi penghubung kawasan ekonomi Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, dan Purwodadi).
Perkembangan ekonomi regional tidak hanya berdampak pada perekonomian kawasan pesisir Sayung, tetapi juga berdampak pada perubahan lingkungan.
Erosi Pantai Kawasan Pesisir Sayung sebagai Dampak atas Pembangunan
Di masa lalu, proses sedimentasi menjadi proses yang dominan di kawasan pesisir Sayung. Hal ini mengakibatkan berkembangnya kawasan dataran rendah Sayung. Kemudian, akibat perkembangan kegiatan ekonomi di Semarang, perubahan lingkungan di Sayung cukup banyak berubah.
Pada 1987, pembangunan Tanjung Mas dan Marina Bay dilakukan di bagian timur Semarang. Pembangunan ini mengakibatkan erosi pantai yang lebih besar di Sayung. Pada 1998, sebelas tahun setelah pembangunan, dampak erosi pantai mulai merusak tambak dan menggenangi permukiman penduduk setempat.
Erosi pantai terus membesar pada 1999 dan kemudian mulai merusak pemukiman. Pada 2000, 208 KK dievakuasi ke tempat yang lebih aman akibat erosi pantai yang menghancurkan rumah mereka. Erosi pantai terus menerus merusak kawasan tersebut, mencapai hampir 5 kilometer ke daratan pada 2005.
RYZAL CATUR ANANDA SANDHY SURYA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.