Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Sejarah WWF Indonesia: Dari Ujung Kulon Bergiat Lindungi Hewan Langka

WWF mulai beroperasi di Ujung Kulon pada 1962, bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dengan proyek perdana konservasi Badak Jawa.

5 Oktober 2023 | 19.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - WWF mulai berkiprah di Indonesia pada 1962 sebagai bagian dari WWF Internasional. Yayasan ini melakukan penelitian di Ujung Kulon untuk menyelamatkan populasi badak jawa yang nyaris punah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada tahun 1996, WWF resmi berstatus yayasan dan berbadan hukum sesuai ketentuan di Indonesia. Prof. Emil Salim, Pia Alisjahbana dan Harun Al Rasjid (alm) menjadi pendorong berdirinya Yayasan WWF Indonesia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jejak Perjalanan WWF di Indonesia 

Dirujuk dari situs resmi WWF Indonesia, berikut sebagian dari ringkasan perjalanan lima dekade WWF di Indonesia, dari tahun 1962 hingga 2012. 

1960-1970 

WWF mulai beroperasi di Ujung Kulon pada 1962, bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dengan proyek perdana konservasi Badak Jawa. Pada rentang waktu ini, WWF dilibatkan dalam penyusunan dokumen pertama mengenai Rencana Strategi Konservasi Badak dan penyempurnaan Rencana Utama Konservasi Alam. 

1971-1980 

Dalam rentang waktu ini, WWF bekerja sama dengan Pemerintah dan Frankfurt melakukan survei Orangutan Sumatera pertama kali. Serta membuat pusat edukasi Orangutan di Gunung Leuser, Aceh. WWF juga mendukung penyusunan rencana lima tahun edukasi konservasi oleh Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam dan di rentang waktu yang sama, kondisi populasi Badak Jawa di Ujung Kulon mulai stabil. 

1981-1990 

WWF mengadakan program survei Badak Sumatera di Gunung Leuser dan menginisiasi kampanye hutan hujan tropis. Selain itu, program konservasi kelautan juga dimulai pada periode ini dan ditandai dengan hadirnya WWF di Timur Indonesia, yakni Irian Jaya (Papua). Dalam periode yang sama, WWF bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam meluncurkan perangko seri Orangutan. 

1991-2000 

Periode ini WWF mulai bekerja di Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Bersama masyarakat adat, WWF turut mendukung perubahan status Kayan Mentarang dari Cagar Alam menjadi Taman Nasional pada 1996. Pada periode yang sama, WWF terdaftar sebagai organisasi berbadan hukum Indonesia "Yayasan WWF Indonesia" menggantikan WWF Indonesia Programme. 

2000-2005 

Dalam periode ini, WWF memulai kerja konservasi di Derawan, Kabupaten Berau dan melakukan beberapa kampanye besar. Di antaranya: kampanye perlindungan kawasan Sebuku-Sembakung di Nunukan, Kalimantan Timur; kampanye menolak tambang di kawasan lindung; inisiatif Indonesia Forest and Media Campaign (INFORM) serta kampanye melawan illegal logging "Greencom"; kampanye Power Switch! dan pembentukan komunitas Energy Troopers.  

2006-2010 

Program Supporter WWF dan Supporter Kehormatan WWF dimulai pada periode ini. Yayasan WWF Indonesia juga mendukung pemerintah dalam perumusan rencana tata ruang berbasis ekosistem di Sumatera dengan konsep "Sumatra Low-carbon Economy" dan terlibat dalam penyusunan Rencana Aksi dan Strategi Nasional Konservasi Orangutan, Badak, dan Harimau Sumatera. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus