Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Tanggul Jebol Setelah Hujan, Beberapa Area di Kota Semarang Ini Terendam Banjir

Salah satu lokasi banjir ada di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang. BPBD catat ketinggian air berkisar 70-80 sentimeter.

12 Desember 2024 | 07.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Semarang - Banjir merendam beberapa area di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang sempat diguyur hujan pada Rabu malam, 11 Desember 2024. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro Martanto menyatakan salah satu titik yang terdampak adalah kawasan RT 8 RW 9 di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ketinggian air 70-80 sentimeter," kata Endro melalui keterangan resmi, Rabu malam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir mulai menerjang sekitar pukul 18.00 WIB akibat jebolnya tanggul Kali Tunggu. Air menggenangi pemukiman warga di dekat tanggul tersebut. "Sebanyak 45 keluarga (KK) terdampak,” kata Endro.

Genangan air merendam wilayah rendah dan tinggi di Semarang, atau yang biasa diistilahkan sebagai Semarang Bawah dan Semarang Atas. Wilayah Petugas gabungan, kata Endro, telah menyiagakan sejumlah pompa di lokasi terdampak banjir. Sedikitnya ada tiga unit pompa, berkapasitas 5 dan 4 Inch, yang dioperasikan untuk mengurangi ketinggian genangan air.

Tim BPBD menyiapkan tempat ibadah di sekitar Kelurahan Meteseh sebagai titik pengungsian. Petugas juga mendirikan dapur umum yang menyediakan konsumsi bagi korban terdampak banjir.

Hujan Konsisten Guyur Jawa Tengah  

Hujan yang mengguyuri sebagian besar area di Jawa Tengah selama beberapa hari terakhir diduga muncul dari dua bibit siklon 91S dan 93S yang berada di Samudera Hindia, persisnya di sebelah selatan Pulau Jawa. Proses penggabungan dua bibit siklon itu telah memicu fenomena badai squall line atau awan hujan yang bergerak membentuk kelurusan sejak Minggu malam.

Melalui unggahan di akun X peneliti dari Pusat Riset Iklim dan Atomosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, menyebut fenomena dua bibit siklon ini semula hanya terpantau di atas daratan di Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Setelah dikonfirmasi ulang, bibit siklon terbentuk di Laut Jawa, atau di utara Jawa Tengah.

"Squall line dari laut ini juga berpotensi masuk ke darat membuat hujan deras di pesisir utara Jawa Tengah membentang dari Brebes hingga Jepara," begitu isi cuitannya pada 9 Desember lalu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus