Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pisang Cavendish merupakan salah satu jenis pisang paling populer di pasar global. Pisang yang dikenal dengan nama pisang ambon putih ini terserang penyakit layu fusarium akibat infeksi jamur dan terancam punah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Livescience, sebelum pisang Cavendish menjadi populer, orang-orang di dunia senang mengonsumsi pisang jenis Gros Michel. Namun, pisang Gros Michel mulai berhenti dipasarkan setelah pohonnya terserang penyakit Tropical Race 1 akibat infeksi jamur yang serupa.
Dari ratusan jenis pisang di dunia, Cavendish dianggap sebagai jenis yang paling sempurna untuk menggantikan Gros Michel. Namun, semenjak jenis baru penyakit layu fusarum yang berkembang tahun 1990-an, orang-orang mulai khawatir jika kekuasaan pisang Cavendish di pasaran akan berumur pendek.
Koloni mikroba yang disebut Tropical Race 4 masuk ke batang pohon pisang Cavendish, memotong pasokan air dan akhirnya membunuhnya. Patogen tersebut hidup di dalam tanah, dapat menyebar dengan mudah dan tidak bisa diobati dengan fungisida.
“Ketika anda menanam pisang dengan sistem monokultur, anda memiliki jumlah makanan yang tidak ada habisnya untuk hama ini. Ini seperti prasmanan 24 jam,” kata Angelina Sanderson Bellamy, ahli ekologi dari University of Cardiff, Inggris.
Kelemahan lain dari pohon pisang Cavendish yakni pohon tersebut dibiakkan secara aseksual. Akibatnya, ketika penyakit menyerang satu pohon, pohon-pohon lain akan ikut terserang. Tanpa variasi genetik, populasi tidak memiliki ketahanan terhadap ancaman.
Masalah pada pohon pisang Cavendish semakin diperparah dengan penyebaran penyakit jamur lain, sigatoka hitam, yang sporanya menyebar di udara dan dapat mengurangi hasil buah. Adanya perubahan iklim juga membantu penyebaran jamur tersebut.
Sejak 1960, perubahan kondisi cuaca telah meningkatkan risiko infeksi hingga 50 persen di seluruh dunia. Meskipun infeksi tersebut dapat diobati dengan fungisida, petani pohon pisang Cavendish harus menerapkannya hingga 60 kali dalam setahun.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca juga: