Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Viral Lumpur Lapindo Berhenti Menyembur tapi Masih Ada Asap, Pakar Geologi: Pertanda Positif

Kabar viral datang dari Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, kalau lumpur Lapindo berhenti menyembur dari perut bumi.

20 Maret 2025 | 23.18 WIB

Lumpur Lapindo, Porong. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Perbesar
Lumpur Lapindo, Porong. TEMPO/Aris Novia Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Surabaya - Kabar viral datang dari Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, kalau lumpur Lapindo berhenti menyembur dari perut bumi. Kabar datang pekan lalu, atau hampir berselang 19 tahun sejak bencana tersebut terjadi dari aktivitas sumur eksplorasi migas milik PT Lapindo Brantas dan hingga kini telah menenggelamkan belasan desa di  tiga kecamatan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar bersumber dari penampakan lautan lumpur yang tak lagi disertai semburan, meski masih ada asap ke luar dari pusat semburan itu. Menurut pakar geologi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Amien Widodo, pemandangan itu menunjukkan potensi berhentinya semburan lumpur Lapindo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Amien menjelaskan bahwa lumpur tersebut ke luar karena gas. Jika sumber gas habis atau berkurang, maka lumpur tidak bisa terangkat ke atas. “Mungkin gas di bawah habis.," katanya. "Kalau gasnya mengecil, ya enggak kuat ngangkat ke atas. Pun kalau gasnya habis, ya lumpur berhenti,” kata Amien kepada Tempo, Kamis 20 Maret 2025.

Amien melanjutkan, awal semburan lumpur Lapindo karena adanya kandungan gas yang besar pada kedalaman 2 hingga 3 kilometer. Sehingga, gas diperkirakan masih aktif selama puluhan tahun. Namun, sumber gas tersebut bisa habis atau berkurang. “Sehingga tekanannya mengecil atau sudah menututup,” ujar Ketua Tim Khusus Pengkaji Sumur Gas Lapindo itu.

Sedangkan asap yang masih ke luar dari pusat semburan lumpur pertanda adanya gas yang ke luar. Namun, Amien menilai, gas itu kecil dan tidak bisa mengangkat lumpur ke luar.

Karenanya, Amien menganggap kondisi itu pertanda positif. “Positifnya ya mungkin sudah selesai karena sumber tekanan dari bawah sudah habis, tinggal asapnya,” ujar dosen Teknik Geofisika ITS itu.

Selain itu, Amien juga mengatakan bahwa lumpur bisa dieksplorasi jika semburannya telah berhenti total. Terlebih, ada potensi lumpur itu mengandung logam tanah jarang yang bisa menghasilkan produk baterai. "Kalau lumpur berhenti total, bisa eksplorasi lebih jauh,” ucapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus