Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Waingapu - Pusat Pembibitan Babi milik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kelurahan Tarus, Kabupaten Kupang, diserang Virus African Swine Fever (ASF). Sebanyak 90 ekor babi di lokasi itu dinyatakan positif mati oleh virus yang sebelumnya telah menyerang babi milik para peternak di Pulau Timor tersebut.
Dampak serangan virus ASF itu disampaikan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dani Suhadi, melalui Kepala Bidang Agribisnis dan Kelembagaan Peternakan pada Dinas Peternakan NTT, Tay Renggi, di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis 27 Februari 2020.
Dia menerangkan, Pusat Pembibitan Babi milik Pemerintah NTT memiliki 300 ekor babi induk. "Ada 90 ekor babi induk yang sudah mati dan positif mengidap virus ASF. Puluhan ekor babi itu sudah dikuburkan," kata Tay Renggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas dengan alat berat memasukkan bangkai babi ke lubang saat akan dikuburkan, di tepi Sungai Bederah, Kelurahan Terjun, Medan, Sumatera Utara, Selasa 12 November 2019. Sedikitnya 366 bangkai babi dikuburkan di beberapa titik dari 5.800 ekor babi mati yang diduga akibat wabah virus Hog Kolera dan African Swine Fever atau demam babi Afrika di 11 kabupaten/kota di Sumut. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan, saat ini masih terdapat 210 ekor babi induk yang ada di pusat pembibitan babi induk milik pemda NTT. Ratusan ekor babi tersebut disebutnya berpotensi terserang virus ASF yang cepat menular pada ternak babi.
"Setiap hari ada babi induk yang mati dan para petugas kami langsung melakukan pemusnahan terhadap babi-babi induk yang mati karena mengidap virus ASF," katanya.