Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Selain Sesar Lembang di utara Bandung, ada patahan lain yang bisa mengguncang warga Bandung Timur hingga Sumedang, Jawa Barat. Namanya Sesar Cileunyi-Tanjungsari yang terbagi menjadi dua segmen. Di jalur sesar itu pernah muncul gempa pada 2005.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim peneliti dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Gempa Bumi (PVMBG) memutakhirkan riset sesar itu. “Kebaruannya pada sebaran, panjang, kinematika, geological slip rate, dan tergolong sesar aktif,” kata ketua tim Supartoyo yang dihubungi Selasa, 26 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitiannya bersama Athanasius Cipta, M. Nugraha Kartadinata, Imam Catur Priambodo, dan Amalfi Omang itu dilakukan sejak 2018 hingga 2019 setelah diriset Pusat Survei Geologi pada 2008. Mereka mengungkap jejak, kinematika dan karakteristik sesar itu yang selama ini belum sepenuhnya diketahui.
Kajiannya bertujuan mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik sesar Cileunyi-Tanjungsari menggunakan metode analisis morfotektonik, ditunjang data kegempaan dan pengamatan lapangan.
Hasil kajian terbaru dengan judul Identifikasi Sesar Cileunyi-Tanjungsari Menggunakan Metode Geologi itu mencatat, segmen barat sepanjang 6,69 kilometer berpotensi menghasilkan gempa bermagnitudo maksimum 6,08 Mw. Adapun segmen timur sepanjang 11,28 kilometer, berpotensi menghasilkan gempa bermagnitudo maksimum 6,3 Mw.
“Laju geser sesar ini antara 0,19 hingga 0,48 milimeter setiap tahun dengan mekanisme gempanya yaitu mendatar mengiri,” ujarnya.
Keberadaan sesar Cileunyi-Tanjungsari, menurut tim riset, menjadi perhatian publik dan para ahli kebumian sejak adanya serangkaian guncangan tanah yang terjadi sejak 19 April hingga 10 Mei 2010. Guncangan yang kemudian disimpulkan sebagai gempa bumi itu menimbulkan kepanikan warga di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.
Sesar Cileunyi-Tanjungsari dan Peta Sesar di Cekungan Bandung (Badan Geologi)
Sejak saat itu lokasi guncangan tersebut dikaitkan dengan aktivitas sesar aktif yaitu sesar Cileunyi-Tanjungsari. Sesar ini memanjang mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles di sebelah barat laut Gunung Palasari.
Pada peta geologi sebelum 1998, sesar itu belum muncul. Kejadian gempa dari jalur sesar Cileunyi-Tanjungsari tercatat pada 23 Januari 2005 namun tidak tergolong merusak.