Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Halo, pembaca nawala Cek Fakta Tempo!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di masa kampanye Pemilu, kita kemungkinan menerima informasi yang telah tercemar. Opini bercampur dengan fakta. Atau, janji yang berbalut opini tapi tak berdasarkan pada data yang akurat. Padahal, mereka yang berkampanye itu kelak akan menjadi pembuat, pelaksana, dan pengawas regulasi yang diterapkan kepada publik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mari cerdik nan cermat membedakan fakta dan opini, agar tak memilih pemimpin hanya berdasarkan emosi.
Apakah Anda menerima nawala ini dari teman dan bukan dari e-mail Tempo? Daftarkan surel di sini untuk berlangganan.
Bagian ini ditulis oleh Artika Rachmi Farmita dari Tim Cek Fakta Tempo
Prebunking Series
Cerdik Membedakan Fakta dan Opini
Dikutip dari BBC Teach, fakta adalah sesuatu yang dapat diperiksa dan didukung dengan bukti. Contohnya: “Pada tahun 2010, Lionel Messi dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA Tahun Ini.” Kita dapat mengecek kebenaran informasi Messi ini dengan melihat laman resmi FIFA.
Fakta juga kerap digunakan bersamaan dengan penelitian dan studi. Sensus adalah contoh bagaimana fakta-fakta bisa digunakan dalam menginformasikan sesuatu. Misalnya, saat Sensus Nasional Pemerintah Inggris pada tahun 2004 menyebutkan bahwa satu dari lima orang di Inggris berusia di bawah 16 tahun. Angka ini tentu disebutkan setelah melalui proses pengumpulan data dan analisis yang panjang.
Sedangkan opini atau pendapat, adalah sesuatu yang didasarkan pada keyakinan atau pandangan, sehingga tidak dapat diperiksa karena tidak didasarkan pada bukti-bukti yang terukur. Misalnya: “Wayne Rooney adalah pemain sepak bola terbaik di Liga Premier Inggris”. Padahal, bisa saja banyak orang yang berpendapat bahwa ada pemain lain di Liga Premier Inggris yang lebih baik daripada Wayne Rooney.
Tak jarang pula kita menjumpai informasi yang mencampuradukkan fakta dan opini. Apalagi di masa kampanye Pemilu 2024 ini, ada capres maupun cawapres yang melakukannya. Misalnya, ketika ada yang menyatakan bahwa pembatalan kerja sama pembuatan kapal selam PT PAL dengan Korea Selatan dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Atau pernyataan mengenai kondisi Gaza saat ini sebagai contoh bangsa akan dilindas lantaran tak memiliki kekuatan militer.
Maka, tak ada salahnya kita kritis dan cermat terhadap pernyataan mereka; apakah berdasarkan pada fakta yang dapat diperiksa, sedang menggunakan sudut pandang tertentu, atau mencampurkan keduanya. Baca atau dengarkan dengan hati-hati, kemudian pertanyakan faktanya. Hanya karena orang lain mengatakan suatu informasi itu benar, bukan berarti otomatis benar. Bagaimana menurut Anda?
Bagian ini ditulis oleh Inge Klara Safitri dari Tempo Media Lab
Cek Fakta Pilihan
Benarkah Truk Logistik Pemilu yang Terguling di Semarang Tanpa Pengawalan?
Sebuah video beredar di WhatsApp tentang sebuah truk pengangkut logistik pemilu yang terguling dan terjun ke jurang di Semarang, Jawa Tengah. Tempo mendapatkan permintaan dari pembaca untuk memverifikasi kebenaran video itu, termasuk klaim bahwa pengangkutan logistik berisit surat suara tersebut juga dijalankan tanpa pengawasan dan pengawalan. Tampak sebuah kendaraan terguling ke sebuah jurang dengan kardus-kardus coklat berserakan di sekitarnya. Kondisi itu pun menjadi tontonan sejumlah orang.
| Hasil Pemeriksaan fakta
Tempo memverifikasi video itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google. Foto yang identik pernah dimuat Radar Jogja pada 6 Januari 2024 dengan keterangan bahwa peristiwa itu adalah truk pengangkut logistik pemilu yang terguling di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, 6 Januari 2024.
Waktunya Trivia!
Benarkah UNHCR Komunitas Pencitraan Bentukan Amerika Serikat?
Video berdurasi 55 detik beredar di Tiktok [arsip] dengan klaim bahwa United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) merupakan komunitas pencitraan bentukan Amerika Serikat. Dalam video disebut UNHCR didirikan dengan tujuan menggiring pengungsi untuk masuk ke Indonesia. Aksi itu sudah terencana dan sudah menjadi politik propaganda untuk menyerang netizen Indonesia.
| Bagaimana hasil pemeriksaan faktanya?
Ada Apa Pekan Ini?
Dalam sepekan terakhir, klaim yang beredar di media sosial memiliki isu yang sangat beragam, mulai dari isu politik, sosial, dan kesehatan. Buka tautannya ke kanal Cek Fakta Tempo.co untuk membaca hasil periksa fakta berikut:
- Benarkah 19 Pengungsi Rohingya Ditangkap Polres Bengkulu?
- Benarkah Video tentang Pelajar SMP Divonis 7 Tahun Penjara?
- Benarkah WNI di Taiwan Telah Mendapat Surat Suara Pemilu 2024?
Kenal seseorang yang tertarik dengan isu disinformasi? Teruskan nawala ini ke surel mereka. Punya kritik, saran, atau sekadar ingin bertukar gagasan? Layangkan ke sini. Ingin mengecek fakta dari informasi atau klaim yang anda terima? Hubungi ChatBot kami.
Ikuti kami di media sosial: