Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menjatuhkan denda sebesar US$ 1.500 atau setara Rp 23,4 juta kepada pemain Timnas Yordania, Mahmoud Mardi, karena melontarkan slogan pro-Palestina. Ia melontarkan slogan itu usai mencetak gol ke gawang Malaysia pada laga pertama penyisihan grup Piala Asia 2023 di Qatar pada Senin pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asosiasi Sepak Bola Yordania (JFA) menerima kabar mengenai tindakan disipliner terhadap Mardi. JFA menyatakan bahwa tindakan tersebut hanya berupa denda finansial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah Mardi mencetak gol ketiga Yordania dalam laga tersebut pada menit ke-32, ia mengangkat jerseynya. Tampak kaus putih di balik jersey tersebut memperlihatkan slogan “The cause of the honourable”, mengacu pada perjuangan Palestina. Yordania mendominasi Malaysia dan menang 4-0 untuk mengamankan tiga poin di pertandingan pertama.
Isu seputar konflik Israel dan Palestina masih menjadi salah satu topik hangat di dunia, bahkan merambah hingga ke olahraga sepak bola. Pemain yang mempertotonkan sikap politiknya terkait konflik tersebut sebenarnya tidak memiliki konsekuensi signifikan terhadap sepak bola, tetapi mereka kerap dinilai melakukan tindakan disipliner.
Pertunjukan solidaritas seperti itu tidak hanya terjadi di dunia sepak bola. Para pemain sering menggunakan platform mereka untuk mengekspresikan pandangan politik dan sosial.
Sejak 7 Oktober 2023, ada beberapa contoh pesepakbola yang menghadapi konsekuensi karena mengungkapkan sentimen pro-Palestina. Pemain internasional Aljazair Youcef Atal, yang bermain untuk klub Ligue 1 Prancis Nice, diskors setelah berbagi unggahan sikap politik dalam konflik Gaza melalui media sosial.
Postingan yang segera dihapus diikuti permintaan maaf dari Atal. Namun, Nice segera mengambil tindakan disipliner terhadapnya. Demikian pula dengan Anwar El Ghazi, yang bermain untuk klub Bundesliga Mainz, diskors karena menunjukkan sikap pro-Palestina.
Sebaliknya, ada beberapa contoh pesepak bola dan tim olahraga menyatakan dukungannya kepada Israel tanpa menghadapi dampak maupun hukuman yang signifikan. Misalnya, pemain internasional Israel, Eran Zahavi, yang membela PSV Eindhoven. Zahavi menanggapi sikap pro-Palestina yang dilakukan pemain Manchester United, Paul Pogba dan Amad.
Striker Israel Tomer Hemed, yang bermain untuk Wellington Phoenix dari Selandia Baru, sempat menghadapi tekanan. Tetapi, tidak ada hukuman formal setelah ia merayakan gol dengan membungkus dirinya dengan bendera Israel dan memasang yarmulke di kepalanya selama pertandingan.
ROYA NEWS | SKOR.ID