Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TENGAH malam, 18 Januari 1984, Stephen Douglas Kerr menerima kabar pedih: Malcolm, ayahnya, tewas ditembak teroris di Beirut, Libanon. "Kabar itu menghantam Steve dengan keras dan mendorongnya keluar ke jalanan Tucson, Arizona. Dia tidak berhenti berlari," tulis Susan Kerr, kakak Steve, dalam bukunya yang berjudul One Family's Response to Terrorism: A Daughter's Memoir.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo