Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Angin Segar Pejabat Baru

Potensi olahragawan daerah jambi belum mampu berbi cara di pentas prestasi nasional, terbukti dari hasil pertandingan hari jadi jambi. gub. tambunan dan komandan korem diharapkan membantu perubahan. (or)

10 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAMBI memang bukan sorga bagi dunia olahraga. Kini, apalagi dulu, hampir tak seorang pun atlit daerah itu yang tampil di pentas prestasi nasional. Kenyataan itu tidak terlalu mengejutkan. Sebab potensi olahragawan yang bermukim di Jambi belum pernah dipoles secara baik. Akhir Desember lalu dalam rangka menyambut hari jadi Propinsi Jambi ke-XIX, olahraga tak kurang menjadi pokok acara untuk menyemarakkan suasana. Tapi itu kelihatannya tak lebih dari sekedar "hiburan". Untuk mengaitkannya dengan prestasi, rasanya kebolehan mereka belum mungkin buat ditakar dari luar ruang lingkup mereka. Karena ketrampilan yang mereka suguhkan masih jauh dari ukuran memadai. Ambil contoh dari nomor pertandingan sepakbola, misalnya, pola permainan yang mereka terapkan sulit untuk disejajarkan dengan kebolehan pemain suatu klub di luar kelompok Jayakarta, Indonesia Muda atau Maluku dari Divisi I Persija. Sekalipun yang turun itu adalah "bintang-bintang lapangan" dari Daerah Tingkat II atau Kotamadya. Kekurangan itu tampak jelas sekali setelah kaki mereka bersentuhan dengan bola. Jangankan untuk menjaringkan bola ke gawang lawan dengan improvisasi permainan, menyetop bola dengan baik saja pun mereka belum memiliki kemampuan. Kelemahan serupa merata pada tiap kesebelasan. Tak terkecuali pada team Batanghari, pemegang Piala Gubernur 1975. Di nomor atletik keadaannya tak jauh berbeda. Prestasi atlit senior Jambi ataupun pelari cetakan POPSI- media olahraga pelajar--tak lebih dari rekor harian olahuagawati Jakarta. Juga dalam permainan bolavolley, kadar ketrampilan mereka tak ada yang kelihatan memukau. Prestasi olaluagawan Jakarta memang bukan ukuran buat mereka. Tapi, kebolehan yang terpaut panjang itu bukannya tak mengundang tandatanya. "Selama ini kita belum mempunyai sarana olahraga yang baik", kilah Sekretaris KONI Jambi, Ibrahim Ripin. Ucapan itu terasa baSkan suatu apologi. Sumatera Barat, Riau, atau Nusa Tenggara nasib mereka pun tidak lebih baik dari daerah Jambi dalam soal sarana. Toh, mereka mampu menelorkan satu atau dua atlit di barisan olahragawan nasional. Bahkan itu mereka orbitkan dalam dana pembinaan yang minim, sementara Jambi boleh dikatakan mempunyai sumber pembiayaan yang lebih baik ketimbang mereka. Merasa terdesak oleh pertanyaan itu, akhirnya Ibrahim Ripin lantas buka kulit lampak isi. "Di Jambi ini, pasang-surutnya perkembangan olahraga itu umumnya tergalltung dari pejabatnya. Bila pejabatnya menggemari olahraga, otomatis kegiatannya lebih baik. Begitu juga sebaliknya", ucap Ibrahim Ripin. Kalau itu masalahnya, sudah lain lagi. Atlit Tiolghoa Terlepas apakah Jusuf Singedikane. Mohamad Nur Atmadibrata--keduanya bekas Gubernur atau pejabat tertinggi dari Propinsi Jambi lainnya menyenangi olahraga atau bukan, pembina olahraganya sendiri pun tampak kurang lihay menggarap potensi yang ada. Umpamanya, tidak terlihatnya usaha mereka untuk melahirkan olahragawan dari kalangan masyarakat Tionghoa di sana. Padahal mereka punya kemampuan yang besar untuk itu. "Sudah pernah kami coba dalam motor rally, tahun lalu. Tapi, sambutan mereka kurang sekali. Cuma dua orang mereka yang ikut", kata Ibrahim Ripin. Tipis partisipasi ini penyehabnya tak mungkin dilimpahkan semata pada masyarakat Tionghoa semata. Boleh jadi cara pendekatan yang dilakukan yang kurang kena di hati mereka. Sebab, mengapa Medan berhasil, sedang mereka tidak. Beralihnya tongkat pimpinan dari Mohamad Nur Atmadibrata ke tangan Jamaluddin Tambunan, suasana segar terasa menghembus dunia olahraga di Jambi. Itu tentu saja menurut takaran Ibrahim Ripin. Penilaian tersebut mungkin ada benarnya, bila diukur dengan kehadiran Tambunan di lapangan KONI pada setiap sore pertandingan Hari Jadi Jambi, di samping pejabat tinggi daerah lainnya yang juga dalam sorotan masyarakat sebagai pembawa angin baru, Komandan Korem -- merangkap Ketua I KONI Jambi -- Kolonel Amir Hamzah. Adakah kedua tokoh ini akan menumbuhkan harapan bagi masyarakat daerah Jambi yang ingin melihat putera mereka juga berbicara di dunia olahraga nasional? Terlalu awal untuk menilai kerja mereka. Sebab mereka merupakan pejabat "baru" di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus