JAMBI memang bukan sorga bagi dunia olahraga. Kini, apalagi
dulu, hampir tak seorang pun atlit daerah itu yang tampil di
pentas prestasi nasional. Kenyataan itu tidak terlalu
mengejutkan. Sebab potensi olahragawan yang bermukim di Jambi
belum pernah dipoles secara baik. Akhir Desember lalu dalam
rangka menyambut hari jadi Propinsi Jambi ke-XIX, olahraga tak
kurang menjadi pokok acara untuk menyemarakkan suasana. Tapi itu
kelihatannya tak lebih dari sekedar "hiburan". Untuk
mengaitkannya dengan prestasi, rasanya kebolehan mereka belum
mungkin buat ditakar dari luar ruang lingkup mereka. Karena
ketrampilan yang mereka suguhkan masih jauh dari ukuran memadai.
Ambil contoh dari nomor pertandingan sepakbola, misalnya, pola
permainan yang mereka terapkan sulit untuk disejajarkan dengan
kebolehan pemain suatu klub di luar kelompok Jayakarta,
Indonesia Muda atau Maluku dari Divisi I Persija. Sekalipun yang
turun itu adalah "bintang-bintang lapangan" dari Daerah Tingkat
II atau Kotamadya. Kekurangan itu tampak jelas sekali setelah
kaki mereka bersentuhan dengan bola. Jangankan untuk
menjaringkan bola ke gawang lawan dengan improvisasi permainan,
menyetop bola dengan baik saja pun mereka belum memiliki
kemampuan. Kelemahan serupa merata pada tiap kesebelasan. Tak
terkecuali pada team Batanghari, pemegang Piala Gubernur 1975.
Di nomor atletik keadaannya tak jauh berbeda. Prestasi atlit
senior Jambi ataupun pelari cetakan POPSI- media olahraga
pelajar--tak lebih dari rekor harian olahuagawati Jakarta. Juga
dalam permainan bolavolley, kadar ketrampilan mereka tak ada
yang kelihatan memukau. Prestasi olaluagawan Jakarta memang
bukan ukuran buat mereka. Tapi, kebolehan yang terpaut panjang
itu bukannya tak mengundang tandatanya. "Selama ini kita belum
mempunyai sarana olahraga yang baik", kilah Sekretaris KONI
Jambi, Ibrahim Ripin. Ucapan itu terasa baSkan suatu apologi.
Sumatera Barat, Riau, atau Nusa Tenggara nasib mereka pun tidak
lebih baik dari daerah Jambi dalam soal sarana. Toh, mereka
mampu menelorkan satu atau dua atlit di barisan olahragawan
nasional. Bahkan itu mereka orbitkan dalam dana pembinaan yang
minim, sementara Jambi boleh dikatakan mempunyai sumber
pembiayaan yang lebih baik ketimbang mereka. Merasa terdesak
oleh pertanyaan itu, akhirnya Ibrahim Ripin lantas buka kulit
lampak isi. "Di Jambi ini, pasang-surutnya perkembangan olahraga
itu umumnya tergalltung dari pejabatnya. Bila pejabatnya
menggemari olahraga, otomatis kegiatannya lebih baik. Begitu
juga sebaliknya", ucap Ibrahim Ripin. Kalau itu masalahnya,
sudah lain lagi.
Atlit Tiolghoa
Terlepas apakah Jusuf Singedikane. Mohamad Nur
Atmadibrata--keduanya bekas Gubernur atau pejabat tertinggi dari
Propinsi Jambi lainnya menyenangi olahraga atau bukan, pembina
olahraganya sendiri pun tampak kurang lihay menggarap potensi
yang ada. Umpamanya, tidak terlihatnya usaha mereka untuk
melahirkan olahragawan dari kalangan masyarakat Tionghoa di
sana. Padahal mereka punya kemampuan yang besar untuk itu.
"Sudah pernah kami coba dalam motor rally, tahun lalu. Tapi,
sambutan mereka kurang sekali. Cuma dua orang mereka yang ikut",
kata Ibrahim Ripin. Tipis partisipasi ini penyehabnya tak
mungkin dilimpahkan semata pada masyarakat Tionghoa semata.
Boleh jadi cara pendekatan yang dilakukan yang kurang kena di
hati mereka. Sebab, mengapa Medan berhasil, sedang mereka tidak.
Beralihnya tongkat pimpinan dari Mohamad Nur Atmadibrata ke
tangan Jamaluddin Tambunan, suasana segar terasa menghembus
dunia olahraga di Jambi. Itu tentu saja menurut takaran Ibrahim
Ripin. Penilaian tersebut mungkin ada benarnya, bila diukur
dengan kehadiran Tambunan di lapangan KONI pada setiap sore
pertandingan Hari Jadi Jambi, di samping pejabat tinggi daerah
lainnya yang juga dalam sorotan masyarakat sebagai pembawa angin
baru, Komandan Korem -- merangkap Ketua I KONI Jambi -- Kolonel
Amir Hamzah. Adakah kedua tokoh ini akan menumbuhkan harapan
bagi masyarakat daerah Jambi yang ingin melihat putera mereka
juga berbicara di dunia olahraga nasional? Terlalu awal untuk
menilai kerja mereka. Sebab mereka merupakan pejabat "baru" di
sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini