MENUJU SEA Games di Manila, Descmber 1981, PASI mulai
mengambil ancang-ancang. Antara lain organisasi itu akan
mengirim atlet berlatih ke Jerman Barat. Sementara itu, program
jangka panjang, pembinaan pelatih dan bibit muda memang jalan
terus.
PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) menyadari bahwa
sejak masuknya berbagai olahraga baru -- karate, kempo, sepatu
roda dan sebagainya -dan semakin banyak kehl.lrga mampu
berolahraga mahal (tenis, bowling, golf dan lain-lain), cabang
atletik semakin diabaikan. Prestasi atlet nasional di cabang
atletik sungguh ketinggalan dari negara Asia lain.
"Kurang gizi, itu alasan yang terlampau dicari-cari," kata
Mohammad Sarengat, dokter pribadi Wakil Presiden. "Sampai 15
tahun lalu, anak sekolah tak mau berolahraga atletik, karena
tidak banyak pilihan," tambahnya. Ketua Umum PASI, Bob Hasan
berpendapat pula. "Itu sebabnya program PASI selama ini baru
melancarkan pemassalan dan penataran pelatih dengan mendatangkan
coacb dari luar negeri."
Olahraga Dasar
Sehubungan dengan usaha pemassalan itu, wadah penampungan
atlet atletik semakin banyak, terutama berbentuk klub. Di situ
atlet dibina menuju prestasi. "Tapi dasar-dasar atletik yang
benar masih kurang. Itu sebabnya ada MTR 72, sekolah yang
mengajarkan dasar-dasar atletik lari, lompat dan lempar yang
benar," kata Bob Hasan. MTR 72 adalah singkatan Menteng Raya 72,
alamat PB PASI di Jakarta.
Adalah Presiden Soeharto sendiri yang menganjurkan PASI
mengajarkan dasar-dasar atletik yang benar, ketika beliau
mencrima kontingen Indonesia menjelang SEA Cames 1979. Dua cucu
Prcsiden Soeharto, Yaitu Haryo Wibowo Sigit dan Dandy Nugroho
Rukmana, ikut belajar di situ. Sudah 230 anak berusia 7-Z0 tahun
lulus sekolah ini. "Tamat dari sini, mereka disalurkan ke
klub-klub," kata Carolina Riewpassa, pelatih di sekolah itu.
Atletik, sebagaimana renang dan senam, merupakan olahraga
dasar. Tapi dihandingkan dengan renang, atletik sudah jauh
ketinggalan di Indonesia.
Kemajuan di bidang renang cukup banyak. Rekor di bawah 1
menit untuk 100 m yang pertama dipecahkan di Olympiade 1924 oleh
Johnny Weismuller (terkenal sebagai bintang film ), sudah bisa
disamakan oleh Gerald H.P. Item. Tiap tahun belasan rekor
nasional memang dipecahkan oleh paraatlet PRSI (Persatuan Renang
Seluruh Indoncsia). Tahun lalu, 15 rekor SEA Games dipecahkan
oleh perenang Indonesia, sedang di atletik cuma Melly Mofu yang
memecahkan rekor lari gawang 400 m.
Miskinnya pemecahan rekor, walaupun yang nasional, di
bidang atletik bukan karena sedikitnya kesempatan yang ada.
Hampir setiap bulan, misalnya, ada lomba Lari Gembira juga ada
Proklamathon tahunan dan Lari Sumpah Pemuda. Terakhir (23
November) ada Marathon Nasional. Tapi rekor nasional untuk lari
jauh (5.000 m 10 000 m dan maraton) masih belum terpecahkan dari
tangan Gurnam Singh sejak tahun 1962.
"Masalahnya terletak di bidang persiapan atlet," kata M.F.
Siregar, ketua PRSI, yang juga menjabat direktur k-olahragaan
dari Ditjen Pendidikan luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga
(PLSPO). "Kesuksesan di renang temtama karena atlet dibina sejak
kecil lewat Kelompok Umur (KU) yang sudah diterapkan sejak
1967," tambahnya.
Ini bidang atletik, pembinaan lewat KU juga pernah
diadakan. PASI Jaya, misalnya, mengadakan Perlombaan Atletik
Terbuka dengan sistem KU Junior A (16 - 19 tahun), Junior B
(13-15) dan Junior C (10-12). Mirip di renang yang memakai
penggolongan KU I (15-17), KU II (13-14), KU III (11-12) dan KU
IV (di bawah 10 tahun).
Rata-rata dua kali setahun PASI Jaya menyelenggarakan
pertandingan semacam itu. Didaerahlain belum pernah kedengaran.
Ketua Pengda PASI Ja-Teng, misalnya, kepada TEMPO pekan lalu
mengatakan "Klub-klub di daerah baru mulai berdiri. Sekarang
baru 15 klub atletik berdiri di kota-kota besar Ja-Teng. Diduga
bisa diselenggarakan pertandingan antarklub tahun depan dengan
sistem KU."
PASI Pusat sudah merencanakan sistem KU ini di tingkat
nasional. Berbeda dengan renang yang sudah mempunyai standar
internasional dari FINA (Federasi renang Amatir Internasional),
KU untuk atletik masih dicari-cari. Kali ini PASI membagikan KU
Junior A (1718), KU Junior B (14-16). Atlet di bawah 13 tahun
dikategorikannya sebagai atlet pemula.
Akan ada kerjasama antara PB PASI dan Ditjen PLSPO, karena
gagasan ini terang menyangkut anak sekolah. Pada tahap pertama,
kejuaraan ini baru mempertandingkan beberapa nomor, misalnua
Trilomba dan Pancalomba. Pokoknya atletik masuk sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini