Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Atletik Pun Punya KU

Sehubungan dengan program PASI dengan usaha pemasalan, wadah penampungan atlet atletik semakin banyak, terutama berbentuk klub umpanya mtr 72. pasi merencanakan pembinaan atletik lewat (ku) kelompok umur.

13 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENUJU SEA Games di Manila, Descmber 1981, PASI mulai mengambil ancang-ancang. Antara lain organisasi itu akan mengirim atlet berlatih ke Jerman Barat. Sementara itu, program jangka panjang, pembinaan pelatih dan bibit muda memang jalan terus. PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) menyadari bahwa sejak masuknya berbagai olahraga baru -- karate, kempo, sepatu roda dan sebagainya -dan semakin banyak kehl.lrga mampu berolahraga mahal (tenis, bowling, golf dan lain-lain), cabang atletik semakin diabaikan. Prestasi atlet nasional di cabang atletik sungguh ketinggalan dari negara Asia lain. "Kurang gizi, itu alasan yang terlampau dicari-cari," kata Mohammad Sarengat, dokter pribadi Wakil Presiden. "Sampai 15 tahun lalu, anak sekolah tak mau berolahraga atletik, karena tidak banyak pilihan," tambahnya. Ketua Umum PASI, Bob Hasan berpendapat pula. "Itu sebabnya program PASI selama ini baru melancarkan pemassalan dan penataran pelatih dengan mendatangkan coacb dari luar negeri." Olahraga Dasar Sehubungan dengan usaha pemassalan itu, wadah penampungan atlet atletik semakin banyak, terutama berbentuk klub. Di situ atlet dibina menuju prestasi. "Tapi dasar-dasar atletik yang benar masih kurang. Itu sebabnya ada MTR 72, sekolah yang mengajarkan dasar-dasar atletik lari, lompat dan lempar yang benar," kata Bob Hasan. MTR 72 adalah singkatan Menteng Raya 72, alamat PB PASI di Jakarta. Adalah Presiden Soeharto sendiri yang menganjurkan PASI mengajarkan dasar-dasar atletik yang benar, ketika beliau mencrima kontingen Indonesia menjelang SEA Cames 1979. Dua cucu Prcsiden Soeharto, Yaitu Haryo Wibowo Sigit dan Dandy Nugroho Rukmana, ikut belajar di situ. Sudah 230 anak berusia 7-Z0 tahun lulus sekolah ini. "Tamat dari sini, mereka disalurkan ke klub-klub," kata Carolina Riewpassa, pelatih di sekolah itu. Atletik, sebagaimana renang dan senam, merupakan olahraga dasar. Tapi dihandingkan dengan renang, atletik sudah jauh ketinggalan di Indonesia. Kemajuan di bidang renang cukup banyak. Rekor di bawah 1 menit untuk 100 m yang pertama dipecahkan di Olympiade 1924 oleh Johnny Weismuller (terkenal sebagai bintang film ), sudah bisa disamakan oleh Gerald H.P. Item. Tiap tahun belasan rekor nasional memang dipecahkan oleh paraatlet PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indoncsia). Tahun lalu, 15 rekor SEA Games dipecahkan oleh perenang Indonesia, sedang di atletik cuma Melly Mofu yang memecahkan rekor lari gawang 400 m. Miskinnya pemecahan rekor, walaupun yang nasional, di bidang atletik bukan karena sedikitnya kesempatan yang ada. Hampir setiap bulan, misalnya, ada lomba Lari Gembira juga ada Proklamathon tahunan dan Lari Sumpah Pemuda. Terakhir (23 November) ada Marathon Nasional. Tapi rekor nasional untuk lari jauh (5.000 m 10 000 m dan maraton) masih belum terpecahkan dari tangan Gurnam Singh sejak tahun 1962. "Masalahnya terletak di bidang persiapan atlet," kata M.F. Siregar, ketua PRSI, yang juga menjabat direktur k-olahragaan dari Ditjen Pendidikan luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga (PLSPO). "Kesuksesan di renang temtama karena atlet dibina sejak kecil lewat Kelompok Umur (KU) yang sudah diterapkan sejak 1967," tambahnya. Ini bidang atletik, pembinaan lewat KU juga pernah diadakan. PASI Jaya, misalnya, mengadakan Perlombaan Atletik Terbuka dengan sistem KU Junior A (16 - 19 tahun), Junior B (13-15) dan Junior C (10-12). Mirip di renang yang memakai penggolongan KU I (15-17), KU II (13-14), KU III (11-12) dan KU IV (di bawah 10 tahun). Rata-rata dua kali setahun PASI Jaya menyelenggarakan pertandingan semacam itu. Didaerahlain belum pernah kedengaran. Ketua Pengda PASI Ja-Teng, misalnya, kepada TEMPO pekan lalu mengatakan "Klub-klub di daerah baru mulai berdiri. Sekarang baru 15 klub atletik berdiri di kota-kota besar Ja-Teng. Diduga bisa diselenggarakan pertandingan antarklub tahun depan dengan sistem KU." PASI Pusat sudah merencanakan sistem KU ini di tingkat nasional. Berbeda dengan renang yang sudah mempunyai standar internasional dari FINA (Federasi renang Amatir Internasional), KU untuk atletik masih dicari-cari. Kali ini PASI membagikan KU Junior A (1718), KU Junior B (14-16). Atlet di bawah 13 tahun dikategorikannya sebagai atlet pemula. Akan ada kerjasama antara PB PASI dan Ditjen PLSPO, karena gagasan ini terang menyangkut anak sekolah. Pada tahap pertama, kejuaraan ini baru mempertandingkan beberapa nomor, misalnua Trilomba dan Pancalomba. Pokoknya atletik masuk sekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus