Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Banderol Mahal Pemain Belakang

Harry Maguire menjadi bek termahal sedunia setelah direkrut Manchester United. Pamor dan harga pemain bertahan terus melambung.

24 Agustus 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bek Manchester United, Harry Maguire (kanan), dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris di Wolverhampton./REUTERS/Andrew Yates

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jacob Harry Maguire dan Paul Pogba pertama kali menjadi se--teru di final FA Youth Cup pada 2011. Pogba bersama tim junior Man-chester United mengalahkan Maguire dan klubnya, Sheffield United, de-ngan agregat skor 6-3. Delapan tahun ke-mudian, keduanya kembali bertemu di Sta-dion Old Trafford dengan mengenakan sera-gam yang sama di tim utama Manchester United.

Pogba memuji permainan apik Maguire dalam pertandingan perdana MU di Liga Primer Inggris pada Ahad, 11 Agustus lalu. Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu menang telak 4-0 atas Chelsea. Menurut Pogba, Maguire membawa perubahan be-sar di lini pertahanan. “Dia seperti bi--na-tang buas,” kata Pogba seperti dilaporkan Goal. “Dia bermain dan bertahan sangat baik.”

Harry Maguire menjadi sorotan setelah direkrut Manchester United dari Leicester City. Manajemen klub berjulukan Setan Merah itu menebus Maguire dengan harga 80 juta pound sterling atau sekitar Rp 1,38 triliun. Pemain Inggris itu menjadi bek termahal di dunia, mematahkan rekor transfer Virgil van Dijk ke Liverpool senilai 75 juta pound dari Southampton tahun lalu.

Maguire puas bisa bergabung dengan klub idolanya. Dia bahkan mendapat se--ra-gam bernomor 5, sama dengan yang dipakai bek Manchester United favo-rit-nya, Rio Ferdinand. Pemain bongsor itu menyatakan menikmati suasana dan dukungan para suporter di Leicester se--lama dua musim. “Tapi, ketika Manchester United datang mengetuk pintu rumahmu, itu kesempatan besar,” ujar Maguire se--perti ditulis The Guardian.

Manchester United sudah lama meng-incar Maguire. Bek itu pun sudah kebelet masuk Old Trafford. Namun Leicester se--lalu menampik semua tawaran yang masuk, termasuk lobi MU sejak musim lalu. Strategi itu berhasil membuat Leicester untung berlipat-lipat. Dua tahun lalu, klub itu cuma mengeluarkan dana 17 juta pound (sekitar Rp 295 miliar) untuk menebus Maguire dari Hull City. Nilai Maguire bah-kan cuma 2,5 juta pound ketika di-boyong Hull lima tahun lalu.

Solskjaer, yang menjadi Manajer Manchester United sejak Desember 2018, juga meng-incar Maguire untuk membenahi lini be--lakang kesebelasannya yang keropos. Per-ta-hanan tim memburuk terutama se-telah Nemanja Vidic, pemain yang ber-sama Ferdinand menjadi pilar utama per-tahanan MU, hengkang lima tahun lalu. Maguire dikenal cepat menganalisis alur pertandingan, jago duel udara, dan akurat dalam mengoper.

Statistik permainan Maguire musim lalu lebih baik ketimbang empat bek utama MU, yaitu Victor Lindelof, Chris Smalling, Phil Jones, dan Eric Bailly. Sepanjang musim lalu, pemain yang memiliki tinggi badan 1,94 meter itu mampu unggul rata-rata 10 kali berebut bola dan melakukan 61 operan dalam 90 menit. Lindelof dan Jones cuma bisa unggul rata-rata delapan kali dalam perebutan bola dan melakukan sekitar 50 kali operan dalam 90 menit.

Maguire juga berbahaya bagi gawang lawan. Dia berperan besar dalam 13 gol koleksi Leicester sejak 2016, tujuh di an-taranya dia lesakkan sendiri. Rekor ini cuma kalah oleh bek Real Madrid, Sergio Ramos, yang membukukan 17 gol. “Harry salah satu bek tengah terbaik saat ini dan kami senang bisa mendapatkan tanda tangannya,” kata Solskjaer.

Tren harga pemain belakang/Nationaal Archief, CC0 | cpfc.com | REUTERS | Youtube/Glasgow Rangers

Berpostur tinggi besar sejak remaja, Ma-guire me-nunjukkan talentanya da-lam be--berapa cabang olahraga yang mem-buat-nya populer di sekolah. Lari lintas alam me-nem-pa staminanya, olahraga adu fisik dalam rugbi membuatnya lebih gigih dan bernyali di lapangan. Adapun kemampuannya mem-baca alur pertandingan dan mengoper tumbuh berkat permainan hoki.

Maguire mengawali karier di sepak bola di akademi Sheffield United. Ada-lah Manajer Akademi Sheffield John Pem-berton yang menugasi Maguire men-jadi bek pada usia 16 tahun. Padahal sebe-lumnya dia selalu menjadi gelandang. Menurut Pemberton, banyak pemain yang lebih baik daripada Maguire di lini tengah. “Tapi, sebagai bek tengah, tak akan ada yang bisa menyainginya,” ucapnya.

Pemberton mengatakan Maguire me-nye-rap dengan cepat teknik bermain sebagai bek. Dia juga pemain yang kuat, mampu mengatur lini pertahanan dengan sangat baik dan unggul berebut bola di udara. “Tapi yang membuatnya berbeda adalah kepiawaiannya menjaga bola,” katanya.

Strategi Pemberton adalah meningkatkan kemampuan Maguire sebagai pemain be-lakang. Meski cedera dan timnya kalah di final FA Youth Cup 2011, Maguire justru mendapat perhatian Manajer Manchester United Alex Ferguson. Lewat telepon, Ferguson menyemangati dan memberi tahu Maguire bahwa dia punya semua persyaratan menjadi bek papan atas.

Maguire dengan cepat mendapat tempat utama di Sheffield. Dia menjadi satu-sa-tu-nya pemain Sheffield yang bersinar meski prestasi tim itu jeblok di kompetisi League One. Selama tiga tahun berturut-turut sejak 2012, Maguire selalu menjadi pemain terbaik versi klub dan masuk tim utama League One.

Nilai jumbo transfer Maguire sempat me-micu perdebatan. Mantan pemain Ar-senal, Adrian Clarke, menyebut harga Maguire terlalu mahal. “Jonny Evans, re-kan setimnya di Leicester dan mantan pe-main Manchester United, malah lebih baik,” ujar Clarke seperti ditulis Mirror. Cristiano Ronaldo, penyerang Juventus dan mantan pemain Manchester United, juga mengkritik keputusan klub mengambil risiko besar membeli pemain belakang ke-lewat mahal.

Toh, pembelian Maguire makin men-dongkrak pamor para pemain belakang. Dalam bursa transfer pemain, penyerang dan gelandang kerap menjadi incaran favorit klub. Namun adagium “penyerang bisa memenangi pertandingan tapi pemain bertahan yang menjuarai kompetisi” me-nunjukkan taktik pertahanan menjadi kunci penting keberhasilan tim.

Klub-klub makin bersemangat memburu bek andal meski perlu menguras dana lebih banyak. Juventus bahkan mau menebus bek Ajax Amsterdam, Matthijs de Ligt, de--ngan harga 67,5 juta pound sterling (sekitar Rp 1,18 triliun) pada Juli lalu. Harga fantastis untuk bek yang baru berusia 20 tahun.

Rekor nilai transfer tertinggi pemain bertahan bermula pada 1961. Henk Tijm direkrut Ajax Amsterdam dari Alkmaar ‘54 dengan harga sekitar sepertiga dari rekor pemain termahal yang kala itu dipegang gelandang asal Spanyol, Luis Suarez. Inter Milan membelinya dari Barcelona senilai 152 ribu pound sterling.

Penyerang seperti Ronaldo atau Ney-mar lebih banyak mendapat uang dan panggung. Namun banyak pemimpin tim justru muncul dari lini belakang. Para bek itu dihargai tinggi dan menjadi pemain legendaris sarat prestasi, antara lain kapten Bayern Muenchen, Franz Beckenbauer; Franco Baresi dan Paolo Maldini (AC Mi-lan); Carles Puyol (Barcelona); Rio Fer-dinand (Manchester United); dan John Terry (Chelsea).

Liverpool pun menuai sukses setelah merekrut Virgil van Dijk tahun lalu dari Southampton. Anggota tim nasional Belanda itu dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga Primer Inggris dan membantu Liverpool meraih gelar juara Liga Cham-pions 2019. Van Dijk memegang rekor 65 pertandingan beruntun tak bisa dilewati penyerang lawan. Dia juga masuk daftar pemain favorit penerima penghargaan pemain terbaik Ballon d’Or.

Manchester United perlahan memanen hasilnya. Ole Gunnar Solskjaer meyakini Maguire bisa beradaptasi cepat dengan gaya permainan tim. Apalagi pemain itu juga dinilai sangat baik mengamati pola bermain dan tenang menghadapi tekanan pertandingan. Hal ini jelas berdampak besar pada mental tim. “Dia adalah pemain yang Anda inginkan ada di dalam tim,” katanya.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (THE GUARDIAN, BLEACHER REPORT, TELEGRAPH, MIRROR, THE INDEPENDENT, MANCHESTER EVENING NEWS, FOOTBALL365)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus