Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belalang itu menempel di jendela apartemen keluarga mereka di Slavonski Brod, Kroasia, beberapa hari menjelang kickoff Euro 2012. Menurut kepercayaan setempat, serangga berkaki jenjang itu membawa keberuntungan. "Begitu melihatnya, ayah mendoakan saya agar bisa mencetak dua gol," kata Mario Mandzukic. "Dia menelepon saya memberitahukan hal itu sambil berpesan agar saya mencetak gol dengan kepala."
Doa sang ayah yang manjur ataukah si belalang yang memang membawa pesan dewi fortuna? Yang jelas, Mandzukic memang mencetak dua gol dalam laga perdananya saat Kroasia menggasak Republik Irlandia 3-1 di Poznan, Polandia, Ahad empat pekan lalu. Yang hebat, kedua golnya lahir dari sundulan, seperti nasihat ayahnya. Pemain bertinggi badan 186 sentimeter ini berhak atas gelar man of the match.
Pria berusia 26 tahun ini termasuk sedikit dari pemain "tak bernama" yang penampilannya berhasil mencuri perhatian dalam perhelatan Piala Eropa yang ke-14 itu. Di antara nama besar yang bersinar di Polandia-Ukraina, seperti Cristiano Ronaldo, Andrea Pirlo, Andres Iniesta, dan Mesut Oezil, "kebintangan" mereka menyeruak tiba-tiba: dari semula hampir tak dikenal menjadi nama yang kerap diperbincangkan.
Mandzukic pernah menjadi penyerang top di Liga Kroasia ketika memperkuat Dinamo Zagreb. Top scorer musim 2008/2009, 16 gol, menjadi catatan terbaiknya. Namun dia juga dikenal sebagai pemain yang kerap sekali mendapat kartu. Namanya memudar setelah bergabung dengan klub Jerman, VfL Wolfsburg. Pelatih Wolfsburg, Felix Magath, tak menyukai sifat indisiplinernya.
Semula pelatih Kroasia, Slaven Bilic, juga tak melirik Mandzukic. Tak dinyana, beberapa bulan menjelang turnamen, Âstriker andalan Ivica Olic mengalami cedera paha. Bersamaan dengan itu, penyerang naturalisasi dari Brasil, Eduardo, juga tengah menurun performanya. Bilic terpaksa berpaling pada si jangkung.
Sayangnya, dua gol sundulan ke gawang Irlandia dan satu gol dengan sepakan kaki kanan ke jala Italia dari Mandzukic tak menolong Kroasia lolos dari persaingan Grup C. Tim itu harus pulang pagi-pagi.
Kroasia gagal. Mandzukic tidak. Sejak Senin pekan lalu, namanya tak lagi bersama klub kecil Wolfsburg, tapi di Bayern Muenchen, tim raksasa dari Bavaria, Jerman bagian selatan. Pelatih Jupp Heynckes langsung kepincut begitu si jangkung mencetak dua gol perdananya di Euro 2012 dengan kepala. Muenchen rela merogoh kocek 13 juta euro (sekitar Rp 153 miliar) untuk membelinya. Harga Mandzukic melonjak hampir dua kali lipat dibanding ketika Wolfsburg mendatangkannya dari Zagreb, dua tahun lalu.
Nama Jordi Alba juga tak terlalu dikenal sebelum Euro 2012. Bek kiri dari klub Valencia ini baru masuk daftar line up pelatih Vicente Del Bosque tatkala Spanyol tinggal menyisakan dua laga kualifikasi, September tahun lalu. Hanya gara-gara bek senior Joan Capdevilla cedera, pemain berusia 23 tahun itu lantas menjadi andalan La Furia Roja (Pasukan Merah Berani, julukan Spanyol) di Polandia-Ukraina.
Saat menundukkan Prancis 2-0 pada perempat final, Jumat dua pekan lalu, gol pembuka Spanyol yang dicetak Xabi Alonso terjadi berkat umpan silang Alba. Sehari kemudian, Barcelona mengajukan tawaran 15 juta euro kepada Valencia untuk pembelian El Enano (Si Kerdil, julukan Alba). Valencia kontan menampik meski Alba pernah menjadi murid Akademi La Masia Barcelona.
Kejutan terbanyak datang dari Republik Cek. Kalah 1-4 oleh Rusia dalam laga perdana, tim asuhan Michal Bilek ini lantas mengempaskan Yunani 2-1 dan Polandia 1-0 untuk melaju ke perempat final sebagai juara Grup A. Sayang, Portugal menghentikan langkah tim itu di perempat final.
Dari empat gol yang dikoleksi Republik Cek di babak grup, dua penyerang sayap, Vaclav Pilar (kanan) dan Petr Jiracek (kiri), masing-masing menyumbangkan dua gol. Kedua pemain dari klub lokal Viktoria Plzen ini buah dari hasil pencarian Bilek setelah menyeleksi 50 pemain sejak tiga tahun lampau. Keduanya lebih cemerlang ketimbang rekan mereka yang lebih senior seperti Milan Baros atau Tomas Rosicky.
Bilek juga memiliki Theodor Gebre Selassie. Awalnya, bek kanan berusia 25 tahun ini lebih terkenal sebagai pemain berkulit hitam pertama di tim nasional Republik Cek. Ayahnya dokter dari Tunisia, ibunya guru kulit putih asli Cek. Setelah turnamen berjalan, mata dunia pun terbuka, Selassie lebih dari sekadar isu warna kulitnya.
"Menjadi penyerang? Tidak! Serangan yang baik justru dari posisi saya dari lini belakang," katanya ketika ditanya mengapa tidak berganti posisi saja karena dia sering melakukan overlapping dengan penyerang. Satu umpan matang dia sumbangkan saat menundukkan Yunani. Sehari sesudah Cek kalah di perempat final, Gebre Selassie dibeli klub Jerman, Werder Bremen, dari Slovan Liberec.
Euro 2012 juga menjadi "pembaptisan" bagi kemunculan bintang masa depan Rusia, Alan Dzagoev. Di kompetisi domestik, playmaker dari klub CSKA Moscow ini sudah menjadi pujaan. Dia menyandang predikat pemain muda terbaik 2008.
Pada tahun itu juga Dzagoev dipanggil memperkuat tim nasional. Saat itu usianya baru 18 tahun 116 hari. Ini rekor termuda di skuad tim Beruang Merah. Menghadapi Jerman di sebuah laga uji coba, debutnya berakhir manis. Meski saat itu tak mencetak gol, bola tendangannya sempat membentur mistar gawang lawan.
Dalam laga pertama Rusia di Poznan, Polandia, Dzagoev mencetak dua gol dan membawa timnya menang atas Republik Cek. Satu gol lagi dia lesakkan ke gawang Polandia. Sayangnya, Rusia gagal melangkah dari babak grup. Dzagoev pulang pada hari dia seharusnya merayakan ulang tahunnya yang ke-22, 17 Juni, dengan gembira.
Klub Manchester United, Chelsea, dan Arsenal kini memperebutkan pemain bertinggi 179 sentimeter itu. Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, bahkan telah menyiapkan 17 juta pound sterling (sekitar Rp 250 miliar). "Saya belum berdiskusi dengan agen saya. Saya masih sibuk menyelesaikan makalah," katanya, menjelang ujian skripsi di Jurusan Olahraga Universitas Tolyatti, Samara Oblast, Kamis dua pekan lalu.
Andy Marhaendra (Guardian, Soccernet, AFP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo