Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berhitung Ke Singapura

Tim Indonesia ke SEA Games di singapura, 337 atlet resmi akan bertolak 24 mei '83, ada atlet tambahan di luar tanggungan KONI yang akan disusulkan dalam daftar atlet Indonesia. (or)

7 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELEKSI nasional berbagai cabang olah raga yang akan diikutsertakan dalam SEA Games (28 Mei - 6 Juni) di Singapura sudah berakhir. Nama-nama 337 atlet yang akan bertanding dalam 22 cabang olah raga juga sudah dikirimkan ke Singapura beberapa saat menjelang batas waktu 1 Mei. Namun suasana berpacu masih saja terasa di kantor KONI Pusat, Jalan Sudirman Jakarta. Ketua kontingen, Gatot Suwagio sepulangnya dari Singapura untuk menghadin rapat panitia pelaksana di sana, terlibat dalam rapat untuk menentukan atlet tambahan di luar tanggungan KONI yang akan disusulkan dalam daftar atlet Indonesia. Sampai awal pekan ini nama atlet tambahan itu belum juga diketahui. "Diperlukan waktu untuk menentukannya. Sebab sekali pun atlet tambahan, mereka juga harus memikul beban untuk merebut medali," ucap Gatot. Atlet tambahan itu hampir 100. Dengan cabang atletik sebagai pemegang rekor. Sekalipun KONI menetapkan jatah 24 untuk cabang ini, orang kuat persatuan atletik, Bob Hasan, berkeinginan menambah 33 orang lagi. Dengan risiko menanggung semua biaya yang diperlukan. Banyaknya atlet tambahan itu menyusul keputusan rapat KON yang dipimpin langsung ketua umumnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX beberapa waktu yang lalu. Devaluasi rupiah di akhir Maret rupanya ikut-ikutan memukul daya dukung dana KONI yang berjumlah Rp 1,2 milyar. Sehingga dari 450 atlet yang dipersiapkan, cuma 337 yang bisa ditanggung. Untung tempat tujuan tidak sejauh Manila. Sehingga jumlah anggota kontingen yang sekarang, masih lebih banyak dari 300 atlet yang dikirim ke SEA Games XI, 2 tahun lalu di ibukota Filipina itu. Dengan kekuatan 337 atlet resmi yang akan bertolak 24 Mei mendatang, kontingen Indonesia berambisi untuk mempertahankan kedudukan juara umum yang direbutdan dipertahankan sejak SEA Games 1977 di Kuala Lumpur. Termasuk antara lain membawa regu paling tangguh untuk cabang bulutangkis. Meskipun Indonesia sebenarnya untuk cabang itu bukan kelas Asia Tenggara lagi. "Tak bisa lain kita harus membawa tim tangguh untuk badminton. Sebab kalau kita mengirimkan tim yunior dan ternyata kalah, bagaimana merosotnya nama kita nanti. Masyarakat kan tak mau tahu tim tangguh atau bukan, pokoknya mereka mau menang," kata Ketua Harian KONI Pusat, Dadang Suprajogi. Untuk mendukung cita-cita juara umum kembali, beberapa cabang olah raga yang menjadi sumber tambang medali emas, seperti renang, angkat besi, dan panahan, memperketat syarat batas waktu maupun angka dalam memilih atlet mereka yang akan diusulkan kepada KONI. Renang, seperti diutarakan Zainal Arifin dari PB Persatuan Renang Indonesia, menetapkan catatan waktu pemenan medali perunggu pada SEA Games Manila sebagai patokan. Atas dasar syarat itu kemudian terpilih 9 perenang putra dan 78 putri. Dari cabang ini di Manila, Indonesia merebut 16 dari 29 medali emas. Sementara panahan harus mengadakan tiga kali seleksi untuk menentukan 4 pemanah putra dan 4 putri. "Rata-rata nilai yang mereka capai dalam seleksi lebih tinggi daripada sewaktu di Manila," kata Udi Harsono, ketua bidang pembinaan PB Perpani. Di Manila, Pandiangan cs. merebut 7 dari 12 medali emas yang diperebutkan. Angkat besi untuk menghindari kejenuhan harus berpindah-pindah tempat berlatih. Mulai dari Jakarta ke Lembang dan terakhir di Pantai Carita, Jawa Barat. Dengan 10 lifter di Manila, anak buah pelatih Madek Kasman mengantungi 19 dari 30 medali emas yang tersedia. "Kalau keempat belas lifter yang masuk pelatnas turut ke Singapura, saya berharap prestasi yang dicapai di Manila bisa dipertahankan," kata Madek Kasman. Namun sampai awal pekan ini belas lifter nasional itu belum tahu berapa jatah untuk angkat besi. Sedangkan untuk membiayai atlet tambahan, Madek tak bisa mencari ayah angkat. Ambisi untuk menjuarai pesta olah raga negara-negara Asia Tenggara yang diikuti Muangthai, Filipina, Malaysia, Birma, Brunai dan tuan rumah Singapura itu kelihatannya bakal tercapai juga. Sekalipun selisih kemenangan dari negara lain tidak setajam yang sudah-sudah. Pimpinan dari berbagai cabang olah raga begitu optimistis sehingga mereka memperkirakan bisa merebut 103 dari 235 medali emas yang tersedia. Yang berarti sejarah "tiada hari tanpa emas" akan berulang kembali di Singapura. Tetapi dari berbagai kalangan yang lebih berkepala dingin, diperoleh perhitungan paling banter Indonesia akan merebut 74 medali emas. Dengan angkat besi sebagai tambang utama, cabang ini diperkirakan bisa merebut 15 emas. Menyusul renang 10, panahan 8, bulutangkis dan tenis meja masing-masing 6. Sedangkan sepak bola diramalkan bakal pulang tanpa emas. Diperhitungkan dengan hanya 74 emas itu sudah cukup membuat kontingen Indonesia menempati juara umum kembali. Ancaman dekat datang dari Muangthai dan Filipina. Tuan rumah Singapura sendiri kelihatannya akan naik dari posisi ke 6 yang dipegangnya sejak SEA Games 1977. Layar, berselancar, dan berkuda, besar kemungkinan akan direbut tuan rumah Singapura. "Mereka kuat di sini," Gatot Suwagio meramalkan. Tuan rumah memang berhak (dengan persetujuan beberapa anggota) mengajukan cabang baru untuk dipertandingkan, seperti layar, berselancar, dan berkuda itu. Tetapi kehormatan itu kebetulan kurang menguntungkan Indonesia. Karena dengan begitu senam dan balap sepeda tersingkir. Padahal dari arena SEA Games cabang-cabang olah raga ini juga menjadi kekuatan Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus