SELEKSI nasional berbagai cabang olah raga yang akan
diikutsertakan dalam SEA Games (28 Mei - 6 Juni) di Singapura
sudah berakhir. Nama-nama 337 atlet yang akan bertanding dalam
22 cabang olah raga juga sudah dikirimkan ke Singapura beberapa
saat menjelang batas waktu 1 Mei.
Namun suasana berpacu masih saja terasa di kantor KONI Pusat,
Jalan Sudirman Jakarta. Ketua kontingen, Gatot Suwagio
sepulangnya dari Singapura untuk menghadin rapat panitia
pelaksana di sana, terlibat dalam rapat untuk menentukan atlet
tambahan di luar tanggungan KONI yang akan disusulkan dalam
daftar atlet Indonesia.
Sampai awal pekan ini nama atlet tambahan itu belum juga
diketahui. "Diperlukan waktu untuk menentukannya. Sebab sekali
pun atlet tambahan, mereka juga harus memikul beban untuk
merebut medali," ucap Gatot.
Atlet tambahan itu hampir 100. Dengan cabang atletik sebagai
pemegang rekor. Sekalipun KONI menetapkan jatah 24 untuk cabang
ini, orang kuat persatuan atletik, Bob Hasan, berkeinginan
menambah 33 orang lagi. Dengan risiko menanggung semua biaya
yang diperlukan.
Banyaknya atlet tambahan itu menyusul keputusan rapat KON yang
dipimpin langsung ketua umumnya, Sri Sultan Hamengkubuwono IX
beberapa waktu yang lalu. Devaluasi rupiah di akhir Maret
rupanya ikut-ikutan memukul daya dukung dana KONI yang berjumlah
Rp 1,2 milyar. Sehingga dari 450 atlet yang dipersiapkan, cuma
337 yang bisa ditanggung. Untung tempat tujuan tidak sejauh
Manila. Sehingga jumlah anggota kontingen yang sekarang, masih
lebih banyak dari 300 atlet yang dikirim ke SEA Games XI, 2
tahun lalu di ibukota Filipina itu.
Dengan kekuatan 337 atlet resmi yang akan bertolak 24 Mei
mendatang, kontingen Indonesia berambisi untuk mempertahankan
kedudukan juara umum yang direbutdan dipertahankan sejak SEA
Games 1977 di Kuala Lumpur. Termasuk antara lain membawa regu
paling tangguh untuk cabang bulutangkis. Meskipun Indonesia
sebenarnya untuk cabang itu bukan kelas Asia Tenggara lagi. "Tak
bisa lain kita harus membawa tim tangguh untuk badminton. Sebab
kalau kita mengirimkan tim yunior dan ternyata kalah, bagaimana
merosotnya nama kita nanti. Masyarakat kan tak mau tahu tim
tangguh atau bukan, pokoknya mereka mau menang," kata Ketua
Harian KONI Pusat, Dadang Suprajogi.
Untuk mendukung cita-cita juara umum kembali, beberapa cabang
olah raga yang menjadi sumber tambang medali emas, seperti
renang, angkat besi, dan panahan, memperketat syarat batas waktu
maupun angka dalam memilih atlet mereka yang akan diusulkan
kepada KONI.
Renang, seperti diutarakan Zainal Arifin dari PB Persatuan
Renang Indonesia, menetapkan catatan waktu pemenan medali
perunggu pada SEA Games Manila sebagai patokan. Atas dasar
syarat itu kemudian terpilih 9 perenang putra dan 78 putri. Dari
cabang ini di Manila, Indonesia merebut 16 dari 29 medali emas.
Sementara panahan harus mengadakan tiga kali seleksi untuk
menentukan 4 pemanah putra dan 4 putri. "Rata-rata nilai yang
mereka capai dalam seleksi lebih tinggi daripada sewaktu di
Manila," kata Udi Harsono, ketua bidang pembinaan PB Perpani. Di
Manila, Pandiangan cs. merebut 7 dari 12 medali emas yang
diperebutkan.
Angkat besi untuk menghindari kejenuhan harus berpindah-pindah
tempat berlatih. Mulai dari Jakarta ke Lembang dan terakhir di
Pantai Carita, Jawa Barat. Dengan 10 lifter di Manila, anak buah
pelatih Madek Kasman mengantungi 19 dari 30 medali emas yang
tersedia. "Kalau keempat belas lifter yang masuk pelatnas turut
ke Singapura, saya berharap prestasi yang dicapai di Manila bisa
dipertahankan," kata Madek Kasman. Namun sampai awal pekan ini
belas lifter nasional itu belum tahu berapa jatah untuk angkat
besi. Sedangkan untuk membiayai atlet tambahan, Madek tak bisa
mencari ayah angkat.
Ambisi untuk menjuarai pesta olah raga negara-negara Asia
Tenggara yang diikuti Muangthai, Filipina, Malaysia, Birma,
Brunai dan tuan rumah Singapura itu kelihatannya bakal tercapai
juga. Sekalipun selisih kemenangan dari negara lain tidak
setajam yang sudah-sudah.
Pimpinan dari berbagai cabang olah raga begitu optimistis
sehingga mereka memperkirakan bisa merebut 103 dari 235 medali
emas yang tersedia. Yang berarti sejarah "tiada hari tanpa emas"
akan berulang kembali di Singapura. Tetapi dari berbagai
kalangan yang lebih berkepala dingin, diperoleh perhitungan
paling banter Indonesia akan merebut 74 medali emas. Dengan
angkat besi sebagai tambang utama, cabang ini diperkirakan bisa
merebut 15 emas. Menyusul renang 10, panahan 8, bulutangkis dan
tenis meja masing-masing 6. Sedangkan sepak bola diramalkan
bakal pulang tanpa emas.
Diperhitungkan dengan hanya 74 emas itu sudah cukup membuat
kontingen Indonesia menempati juara umum kembali. Ancaman dekat
datang dari Muangthai dan Filipina. Tuan rumah Singapura sendiri
kelihatannya akan naik dari posisi ke 6 yang dipegangnya sejak
SEA Games 1977. Layar, berselancar, dan berkuda, besar
kemungkinan akan direbut tuan rumah Singapura. "Mereka kuat di
sini," Gatot Suwagio meramalkan.
Tuan rumah memang berhak (dengan persetujuan beberapa anggota)
mengajukan cabang baru untuk dipertandingkan, seperti layar,
berselancar, dan berkuda itu. Tetapi kehormatan itu kebetulan
kurang menguntungkan Indonesia. Karena dengan begitu senam dan
balap sepeda tersingkir. Padahal dari arena SEA Games
cabang-cabang olah raga ini juga menjadi kekuatan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini