Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cuu long pulang ke barak

Vietnam mulai menarik mundur pasukannya dari kampuchea, son sann menuduhnya sebagai sandiwara untuk mengibuli dunia. pangeran norodom sihanouk mengunjungi basis gerakan perlawanan khmer di perbatasan. (ln)

7 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PHNOMPENH bagai berpesta pora. Bendera dan umbul-umbul menghias ibukota Republik Rakyat Kampuchea itu. Penduduk berbaris sepanjang jalan. Tidak jelas apakah mereka bersyukur, atau kecewa, atas penarikan mundur pasukan Vietnam yang diupacarai di bawah Monumen Kemenangan Phnompenh, Senin pagi lalu. Di depan sebuah konperensi pers, Dubes Vietnam untuk Kampuchea, Ngo Dinh, menerangkan lebih dari 10.000 serdadu akan ditarik. Inilah untuk pertama kalinya seorang pejabat Hanoi menyebut angka berkenaan dengan penarikan mundur yang banyak menimbulkan pertanyaan itu. Gagasan penarikan mundur tentara Vietnam dari Kampuchea tercetus pada KTT Indocina di Vientiane, Laos, Februari lampau. Hanoi mengatakan langkah ini mencerminkan stabilitas Pemerintah Phnompenh yang kian mantap. "Prestise internasional Republik Rakyat Kampuchea tumbuh secara meyakinkan, dan keadaan di negeri ini tidak mungkin lagi diubah," tulis kantor berita resmi Vietnam, VNA, minggu silam. Nada kalimat itu seperti menyindir Pangeran Norodom Sihanouk -- yang mengunjungi basis gerakan perlawanan Khmer diperbatasan dengan Muangthai bersamaan dengan penarikan mundur sebagian pasukan Vietnam. Banyak pengamat menilai langkah Vietnam ini justru untuk mengalihkan perhatian media massa dari kunjungan pangeran tersebut. Sihanouk tiba di Bangkok, Sabtu lalu. Ia disambut Asa Sarasin, sekretaris tetap Kementerian Luar Negeri Muangthai. Di bawah pengawasan ketat sang pangeran, yang disertai istri dan sejumlah kecil anggota rombongan, meninggalkan bandar udara Don Muang dengan limousine militer Thai. Sebelum berangkat ke perbatasan, ia ditemui, antara lain, oleh dubes RRC, Korea Utara, Malaysia, Bangladesh, dan Mauritania -- semuanya menyatakan dukungan kepada Sihanouk. Pasukan yang ditarik mundur oleh Vietnam dalam kesempatan pertama ini dikenal sebagai Kesatuan Cuu Long. Cuu Long adalah nama Vietnam untuk Sungai Mekong. Mereka, bersama 170.000 lainnya, sudah empat tahun berpisah dengan sanak keluarga. Dipimpin oleh Kolonel Vo Van Dan Kesatuan Cuu Long tiba di Phnompenh pukul tujuh pagi waktu setempat. Mereka ditunggu di bawah Monumen Kemenangan oleh Menteri Pertahanan Kampuchea Bou Thong. Setelah melapor, bersalaman, dan berurai air mata, Van Dan memimpin pasukannya meninggalkan Phnompenh. Lebih dari 240 kendaraan perang digunakan mengangkut serdadu yang pulang kampung ini. Di depan sekali tampak tank T-54 buatan Soviet dengan nomor 973. Dari Phnompenh, serdadu berikut peralatannya naik ferry melayari Sungai Tonle Sap menuju Kota Ho Chi Minh. Sekitar 150 wartawan asing meliput peristiwa ini. Mereka diangkut bis, jip, bahkan helikopter. Tetapi hanya kantor berita resmi Vietnam dan Kampuchea yang mungkin menyiarkan berita itu pertama kali ke luar. Para wartawan asing dibatasi oleh miskinnya sarana telekomunikasi. Ada isyarat Hanoi ingin mendekati ASEAN dengan langkah penarikan mundur ini. Seperti diumumkan dalam komunike, yang dikeluarkan bersamaan waktunya dengan berita penarikan mundur ini, para menlu Vietnam, Laos, dan Kampuchea menyatakan ingin "melanjutkan usaha membuka dialog dengan para anggota ASEAN". Tetapi Pangeran Norodom Sihanouk dan para pemimpin perlawanan Khmer tampak tidak ambil peduli. Mereka bahkan mengumumkan rencana perang hutan melawan Vietnam di Kampuchea. Perang itu akan digalakkan sepanjang musim hujan yang mulai bulan ini. "Para pejuang kami memang tidak membayangkan menaklukkan Vietnam seutuhnya," kata Sihanouk. "Tetapi kami bisa membuat Hanoi membayar mahal untuk perang hutan yang akan datang." Menteri Pertahanan Khmer Merah, Son Sann, memberikan komentar yang tidak kalah tajamnya. Melalui siaran radionya yang dimonitor di Bangkok, tokoh itu menyebut penarikan mundur pasukan Vietnam ini "sekadar sandiwara untuk mengibuli pendapat dunia." Dari Beijing, kantor berita Cina, NCNA, menyambut peristiwa itu dengan tawar. Langkah ini "tidak akan mengurangi dosa Vietnam terhadap rakyat Kampuchea," kata NCNA. "Juga tidak mengurangi ancaman terhadap keamanan Muangthai." Akan para pemimpin ASEAN tampak bagai menahan diri. Namun sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Singapura sempat memberi komentar. "Setiap penarikan mundur tentara Vietnam patut disambut gembira," katanya. "Tetapi move sekarang ini lebih bersifat operasi kosmetik untuk memancing bantuan dan perhatian bagi pasukannya yang masih tinggal." Kehadiran 180.000 serdadu Vietnam di Kampuchea memang pantas membuat risau para tetangga. Muangthai, misalnya, hanya memiliki 160.000 tentara dalam kesatuan Angkatan Darat. Kalau penarikan sekarang ini berjalan lancar, Vietnam baru mengurangi 15.000 tentara sampai akhir Mei. Banyak pihak, terutama Cina, mencurigai penarikan mundur ini hanya pergantian pasukan dalam bentuk lain. Sebab banyak hal yang kurang jelas dari mereka. Misalnya, Vietnam tidak menyebutkan di mana pasukan yang ditarik mundur ini tadinya ditempatkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus