SEJAK berpindah ke Pusdik Pramuka di Cibubur, Jakarta Timur,
jadwal latihan PSSI Utama menjadi lebih ketat, bahkan juga kebal
hujan. Sudah dua minggu tim nasional ini mondok di sana
--dipersiapkan untuk kejuaraan Pra Piala Dunia 1981. Hampir tiap
sore mereka berlatih di bawah guyuran hujan. Tapi hasilnya masih
belum melegakan. "Terutama di lini depan," kata kapten PSSI
Utama Ronny Pattinasarany.
Sang kapten sudah lama mengiginkan Risdianto dipilih untuk lini
depan. "Ris itu main pakai otak," ujar Ronny.
Risdianto adalah bintang klub Warna Agung, pencetak gol
terbanyak dalam putaran pertama kompetisi Galatama 1980-1981.
Harry Tjong, pelatih PSSI Utama, konon juga menghendakinya.
Mengapa Risdianto tak terpilih? "Dia itu lamban dan malas
bergerak," kata administrator PSSI Utama, Uteh Riza Yahya. Juga
Ketua Korps Pelatih PSSI, Maulwi Saelan, tak tertarik pada
Risdianto.
Mereka yang kini dipercayakan di lini depan adalah Bambang
Nurdiansyah, Bambang Sunarto, Wahyu Tanoto dan Kasyadi. Dipilih
sejak PSSI Utama dibentuk tahun lalu, Bambang Nurdiansyah dan
Bambang Sunarto pernah dilatih di Brazil (1979).
Tapi Nurdiansyah "kurang ngotot bermain," kata Ronny. Bagaimana
Sunarto? Dia sering rikuh dalam permainan, kata Ronny, sebab di
klubnya, Jaka Uuma, Sunarto dipercayakan sebagai back kiri,
sedang PSSI Utama memakainya sebagai penyerang. "Pemain muda
umumnya belum bisa membedakan main di klub dan main dalam tim
nasional," lanjut Ronny.
Dari dua pertandingan uji coba PSSI Utama di Stadion Utama
Senayan, Jakarta, pekan lalu Sunarto memang tampak tak diberi
kepercayaan banyak oleh pelatih Tjong. Justru Nurdiansyah dan
Wahyu dipersiapkannya sebagai ujung tombak kembar PSSI Utama.
Padahal Wahyu baru saja sepekan berkumpul di pelatnas.
Wahyu turut dalam pertandingan PSSI Utama melawan tim sisa Wama
Agung (5-0) dan Angkasa (1-1). Ia membobolkan gawang lawan dua
kali. Sunarto satu kali. Nurdiansyah nol. Gol sisa lainnya
dicetak oleh pemain lapangan tengah dan belakang -- Nasir Salasa
Zulham Effendi dan Ronny.
Saelan berteori membangun serangan lewat pemain sayap -- kanan
maupun kiri. Tidak seperti pola PSSI Utama sekarang yang
menerobos dari tengah. Tapi "setelah aman Abdul Kadir dan
Iswadi kita belum punya lagi pemain sayap yang baik," sela
Ronny.
PSSI Utama sebelumnya pernah memiliki pemain depan yang trampil
seperti Hadi Ismanto, Stefanus Sirey, dan Syamsul Arifin. Mereka
ini ternyata tak bisa bergabung. "Alasan keluarga," kata
Stefanus. Kaki Syamsul cidera. Sedang Hadi baru saja menikah
dengan Monalisa Taroreh di Jakarta, minggu lampau.
Di lapangan tengah, materi pemainnya banyak, antara lain Berti
Tutuarima, Metu Duaramuri, Zulham Effendi Suapri, Badiaraja
Manurung, dan Rully Nere, namun saling pengertian mereka belum
terjalin rapi. "Kalau Rully (saat ini pergelangan kakinya masih
cidera ringan) tak fit nanti," kata Ronny, "wah, berat. "
Di lini pertahanan, kekuatan PSSI Utama sedikit melegakan. Di
sini ada Simson Rumahpasal, Didik Darmadi Ronny Pattinasarany,
Nasir Salasa, Suharno, serta beberapa nama lain. Mereka ini
cukup tangguh.
Dari 22 pemain tim ini terdapat perbedaan kualitas antara yang
utama dan cadangan. Hal ini juga merisaukan Ronny. "Bila ada
yang cidera," katanya, "pola permainan akan jadi berubah."
Manajer tim Mercu Buana Kamaruddin Panggabean ikut prihatin. Ia
menyarankan agar Tjong lebih luwes dalam menerapkan pola
permainan PSSI Utama. Tjong menganut paham 4-4-2 seperti yang
diterapkannya sekarang. Sedang, menurut Kamaruddin, seperti
ditulis Kompas, pola yang sudah menjadi ciri permainan sepakbola
Indonesia selama ini adalah 4-3-3.
Apa komentar Tjong? "Kita tidak akan bisa mengimbangi lawan jika
tetap memakai pola 4-3-3," katanya. Alasan Tjong dengan pola
4-3-3 PSSI Utama akan selalu kalah dalam duel di udara maupun
benturan badan. "Kita kalah fisik dan kecerdasan dari lawan yang
juga menggunakan pola serupa." Tjong menambahkan pola 4-4-2
merupakan jawaban untuk menangkis serangan lawan.
Pola 4-4-2 yang ingin diterapkannya, katanya, bukan jiplakan
penuh dari gaya permainan Inggris. Tjong berharap akan
mengkombinasikannya dengan keistimewaan pemain PSSI Utama dalam
bermain cepat dan operan pendek.
PSSI Utama akan melawan Selandia Baru di Stadion UtamaSenayan,
11 Mei malam. Selandia Baru yang sudah dua kali bertanding --
melawan Australia (3-3) dan Fiji (4-0) -- sementara menempati
urutan teratas dalam Grup I Asia Oceania. Dalam grup ini
tergabung Australia, Fiji, Taiwan dan Indonesia. Bagi Indonesia
ini adalah pertandingan pertama dari delapan pertandingan yang
dilakukan secara home and away -- sekali di kandang sendiri dan
sekali di tempat lawan.
Pernah PSSI Utama ketemu tim Selandia Baru dalam turnamen
Merdeka Games di Kualalumpur, Oktober 1980. Waktu itu seri 0-0.
"Kalau mereka nanti ngotot main man to man, habis kita," kata
Ronny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini