Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berteori Dengan PSSI Utama

Pssi utama dipersiapkan untuk kejuaraan pra piala dunia 1981. nama para pemain ditetapkan. beberapa kali diuji coba dengan kesebelasan dalam & luar negeri. (or)

9 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK berpindah ke Pusdik Pramuka di Cibubur, Jakarta Timur, jadwal latihan PSSI Utama menjadi lebih ketat, bahkan juga kebal hujan. Sudah dua minggu tim nasional ini mondok di sana --dipersiapkan untuk kejuaraan Pra Piala Dunia 1981. Hampir tiap sore mereka berlatih di bawah guyuran hujan. Tapi hasilnya masih belum melegakan. "Terutama di lini depan," kata kapten PSSI Utama Ronny Pattinasarany. Sang kapten sudah lama mengiginkan Risdianto dipilih untuk lini depan. "Ris itu main pakai otak," ujar Ronny. Risdianto adalah bintang klub Warna Agung, pencetak gol terbanyak dalam putaran pertama kompetisi Galatama 1980-1981. Harry Tjong, pelatih PSSI Utama, konon juga menghendakinya. Mengapa Risdianto tak terpilih? "Dia itu lamban dan malas bergerak," kata administrator PSSI Utama, Uteh Riza Yahya. Juga Ketua Korps Pelatih PSSI, Maulwi Saelan, tak tertarik pada Risdianto. Mereka yang kini dipercayakan di lini depan adalah Bambang Nurdiansyah, Bambang Sunarto, Wahyu Tanoto dan Kasyadi. Dipilih sejak PSSI Utama dibentuk tahun lalu, Bambang Nurdiansyah dan Bambang Sunarto pernah dilatih di Brazil (1979). Tapi Nurdiansyah "kurang ngotot bermain," kata Ronny. Bagaimana Sunarto? Dia sering rikuh dalam permainan, kata Ronny, sebab di klubnya, Jaka Uuma, Sunarto dipercayakan sebagai back kiri, sedang PSSI Utama memakainya sebagai penyerang. "Pemain muda umumnya belum bisa membedakan main di klub dan main dalam tim nasional," lanjut Ronny. Dari dua pertandingan uji coba PSSI Utama di Stadion Utama Senayan, Jakarta, pekan lalu Sunarto memang tampak tak diberi kepercayaan banyak oleh pelatih Tjong. Justru Nurdiansyah dan Wahyu dipersiapkannya sebagai ujung tombak kembar PSSI Utama. Padahal Wahyu baru saja sepekan berkumpul di pelatnas. Wahyu turut dalam pertandingan PSSI Utama melawan tim sisa Wama Agung (5-0) dan Angkasa (1-1). Ia membobolkan gawang lawan dua kali. Sunarto satu kali. Nurdiansyah nol. Gol sisa lainnya dicetak oleh pemain lapangan tengah dan belakang -- Nasir Salasa Zulham Effendi dan Ronny. Saelan berteori membangun serangan lewat pemain sayap -- kanan maupun kiri. Tidak seperti pola PSSI Utama sekarang yang menerobos dari tengah. Tapi "setelah aman Abdul Kadir dan Iswadi kita belum punya lagi pemain sayap yang baik," sela Ronny. PSSI Utama sebelumnya pernah memiliki pemain depan yang trampil seperti Hadi Ismanto, Stefanus Sirey, dan Syamsul Arifin. Mereka ini ternyata tak bisa bergabung. "Alasan keluarga," kata Stefanus. Kaki Syamsul cidera. Sedang Hadi baru saja menikah dengan Monalisa Taroreh di Jakarta, minggu lampau. Di lapangan tengah, materi pemainnya banyak, antara lain Berti Tutuarima, Metu Duaramuri, Zulham Effendi Suapri, Badiaraja Manurung, dan Rully Nere, namun saling pengertian mereka belum terjalin rapi. "Kalau Rully (saat ini pergelangan kakinya masih cidera ringan) tak fit nanti," kata Ronny, "wah, berat. " Di lini pertahanan, kekuatan PSSI Utama sedikit melegakan. Di sini ada Simson Rumahpasal, Didik Darmadi Ronny Pattinasarany, Nasir Salasa, Suharno, serta beberapa nama lain. Mereka ini cukup tangguh. Dari 22 pemain tim ini terdapat perbedaan kualitas antara yang utama dan cadangan. Hal ini juga merisaukan Ronny. "Bila ada yang cidera," katanya, "pola permainan akan jadi berubah." Manajer tim Mercu Buana Kamaruddin Panggabean ikut prihatin. Ia menyarankan agar Tjong lebih luwes dalam menerapkan pola permainan PSSI Utama. Tjong menganut paham 4-4-2 seperti yang diterapkannya sekarang. Sedang, menurut Kamaruddin, seperti ditulis Kompas, pola yang sudah menjadi ciri permainan sepakbola Indonesia selama ini adalah 4-3-3. Apa komentar Tjong? "Kita tidak akan bisa mengimbangi lawan jika tetap memakai pola 4-3-3," katanya. Alasan Tjong dengan pola 4-3-3 PSSI Utama akan selalu kalah dalam duel di udara maupun benturan badan. "Kita kalah fisik dan kecerdasan dari lawan yang juga menggunakan pola serupa." Tjong menambahkan pola 4-4-2 merupakan jawaban untuk menangkis serangan lawan. Pola 4-4-2 yang ingin diterapkannya, katanya, bukan jiplakan penuh dari gaya permainan Inggris. Tjong berharap akan mengkombinasikannya dengan keistimewaan pemain PSSI Utama dalam bermain cepat dan operan pendek. PSSI Utama akan melawan Selandia Baru di Stadion UtamaSenayan, 11 Mei malam. Selandia Baru yang sudah dua kali bertanding -- melawan Australia (3-3) dan Fiji (4-0) -- sementara menempati urutan teratas dalam Grup I Asia Oceania. Dalam grup ini tergabung Australia, Fiji, Taiwan dan Indonesia. Bagi Indonesia ini adalah pertandingan pertama dari delapan pertandingan yang dilakukan secara home and away -- sekali di kandang sendiri dan sekali di tempat lawan. Pernah PSSI Utama ketemu tim Selandia Baru dalam turnamen Merdeka Games di Kualalumpur, Oktober 1980. Waktu itu seri 0-0. "Kalau mereka nanti ngotot main man to man, habis kita," kata Ronny.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus