MENGAKU dulu hanya dibimbing ayahnya dan tak pernah menyentuh
buku catur, Eddy llandoko kini menyandang gelar Fide Master,
sesudah jadi kampiun nasional 1978 dan 1979. "Modal saya cuma
kemauan keras," katanya.
Lahir di Sala 21 tahun lalu, Master ini adalah putra ke4 dari Li
Ong Swie. Daiam Sirkuit Catur Maseer Asia (SCMA) 1981 putaran
kedua di Manila, Februari, ia menempati urutan kedua dan
sekaligus menyabet gelar Fide Master (Result). Prestasi itu
diulanginya lagi dalam sirkuit lanjutan di Wisma Catur, Jakarta,
pekan lalu. "Langkah bidak Eddy sukar ditebak," kata juara SCMA
putaran ketiga Ravi Sekhar dari India. "la juga trampil
melepaskan diri bila terjepit. "
FIDE Master merupakan gelar baru di lingkungan Federasi Catur
Internasionai (FIDE). Hal ini dicetuskan dan disahkan dalam
sidang umum FIDE di Buenos Aires, Argentina, 1978. Kadar FIDE
Master satu tingkat di bawah gelar Master Internasional (Ml).
"Gelar FIDE Master diperkenalkan karena persyaratan untuk
mendapatkan MI terlalu sulit," kata Dr. Max Arie Wotulo, wakil
Indonesia dalam Komisi Kualifikasi FIDE.
Di zone X FIDE, meliputi Asia dan Pasifik, baru ada 13 MI dan 3
Grandmaster (GM). Adalah Herman Suradireja saja dari Indonesia
yang bergelar GM.
Untuk mendapatkan gelar FIDE Master lebih mudah dibanding Ml
cuma dalam soal persentase kemenangan. Tapi rating peserta sama.
Jika rating peserta sekitar 2251 sampai 2275, misalnya,
kemenangan minimal yang dibutuhkan adalah 64% dari pengikut
kejuaraan sedikitnya 13 orang. Makin tinggi rating peserta kian
ringan prosentase kemenangan yang dituntut. Setelah dua kali
mengantungi FIDE Master Result baru seorang pemain berhak
memakai gelar FIDE Master. Sedang untuk MI (Result) dibutuhkan
kemenangan minimal 76%.
Dalam SCMA putaran ketiga yang diikuti oleh 14 pesertadari lima
negara-Malaysia (1), India (1), Singapura (1), Filipina (3) dan
Indonesia (8) -- rating bergerak dari 2200 sampai 2420.
Kualifikasi rating terendah dan tertinggi semuanya dipegang oleh
peserta Indonesia. Yang terendah adalah MN Ahmad Fauzi dan M.N.
Syarif Mahmud. Sedang yang tertinggi adalah Ml Ardiansyah.
Eddy Handoko adalah satu-satunya pemain Indonesia yang meraih
FIDE Master sejak predikat ini diperkenalkan tiga tahun lalu. Ia
mempunyai rating 2390 dari 13 kali pertandingan SCMA putaran
ketiga hanya kalah dua kali - yaitu dari MI Filipina Rico
Mascarina dan MN Ahmad Fauzi. Ia pernah mengalahkan Sekhar. Di
belakangnya menyusul Benny Kileng yang mengumpulkan 8« angka
dengan FIDE Master Result.
Handoko putus sekolah di kelas I SMA di Sala. Ambisinya ialah
menjadi GM kedua dari Indonesia. "Catur sudah merupakan bagian
dari hidup saya," ujarnya. Karyawan PT Batik Keris ini punya
banyak waktu bermain catur. "Repotnya di Sala tak ada musuh yang
imbang."
Karena itu pula ia sering mencari lawan di Jakarta. Sepekan
seusai SCMA, misalnya, ia mengikuti pertandingan antar regu
kelas utama Persatuan Catur Jakarta (Percaja) di Wisma Catur. Ia
bermain dalam regu DL Pamordian -- klub Ardiansyah dan MN Sutan
Aritonang. Tapi, "saya tidak ingin pindah ke J akarta," katanya.
Handoko bertubuh jangkung -- tinggi 175 cm dan berat badan 62
kg. Rambutnya gondrong dengan belahan di tengah. Ia berkumis dan
berjenggot tipis. Selama pertandingan asap hampir tak berhenti
mengepul dari mulutnya.
Semula Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) berharap MN
Ronny Gunawan, juga 21 tahun, juga akan meraih predikat FIDE
Master. Waktu di Manila ia bahkan di atas Handoko. "Sayang di
Jakarta ia cuma memperoleh nilai 4« (34,61%)," kata Wotulo "Kalau
saja dia berhasil mendapatkan 57% dia bisa dipromosikan jadi
FIDE Master."
SCMA 1981 yang diawali di Hongkong akan meliputi enam putaran
kejuaraan. Setelah Manila dan Jakarta, menurut rencana, putaran
keempat akan diselenggarakan di Kualalumpur. Setelah itu
Singapura, lalu Bangkok, dan terakhir di Madras. Peserta tiap
putaran bisa berbeda-beda, tergantung dari undangan pihak
penyelenggara. Biasanya yang diundang adalah pemain yang
mempunyai rating di atas persyaratan minimal .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini