NAMANYA masih mencemaskan lawan. "Ah, mana boleh kami menang
melawan dia," kata Ng Kwai Lan, pelari Malaysia, sebelum turun
di lintasan lari 200 m Kejuaraan Atletik Pelajar ASEAN IV di
Stadion Utama Senayan, Jakarta. "Henny 'kan juara SEA Games X. "
Di lintasan itu pekan lalu Henny Maspaitela ternyata tak
menakutkan. Setelah memimpin sampai jarak 150 m, ia gagal
mempertahankan ritme langkahnya. Malah makin dekat ke finish,
badannya tampak kian tegak dan langkahnya melambat. Akhirnya dia
ditinggalkan Ng Kwai Lan. "Rasanya kaki ini begitu berat," kata
Henny seusai perlombaan. Ia mencatat waktu 25,81 detil.
dibanding waktu SEA Games X 25,23 detik, dan meraih medali
perak.
Henny, 16 tahun, siswa kelas 1 SMA Negeri II Surabaya, mengaku
latihannya akhir-akhir ini agak terganggu oleh kesibukan
sekolah. Tapi pelatih nasional Steve Thenu menduga Henny tidak
diberikan latihan khusus. "Untuk atlet seperti dia program
latihannya harus dibikinkan tersendiri, katanya. "Tidak mungkin
disama ratakan dengan atlet lain."
Betulkah? Henny menampik mempersoalkan dosis latihannya. Toh ia
bisa meraih medali emas lewat lomba 100 m: Ia bahkan jauh
meninggalkan lawan, termasuk Ng Kwai Lan di belakang. Waktu
tempuhnya 12,36 detik (rekor pelajar atas nama Irma Engelen --
1974 12,52 detik). Prestasi nasional untuk nomor 100 m dan 200 m
adalah 11,7 detik dan 22, 4 detik -- keduanya sudah berusia
delapan tahun.
Dalam Kejuaraan Atletik Pelajar ASEAN IV tim Indonesia menempati
urutan ketiga, setelah Malaysia dan Filipina, dan mengantungi
empat medali emas, delapan perak, serta lima perunggu. Ketua
Komisi Teknik PASI, Jootje Gosal mengeluh bahwa kemajuan atletik
Indoensia berjalan lamban dibandingkan Malaysia atau Filipina.
Mengapa? "Di Malaysia, atletik memang cabang yang digemari oleh
pelajar," kata pelari 3.000 m, Raja P. Kumari.
Lompatan Filipina tampak ada kaitan erat dengan terpilihnya
Manila sebagai tempat SEA Games XI. Walau nama Nately Delisay,
Lucia Salao, Jaime Grafilo, dan lainnya belum tampil dengan
kejutan prestasi, mereka patut diperhitungkan. "Target kami
memang SEA Games XI," kata Grafilo. "Ke Jakarta, ya, untuk cari
pengalaman." Grafilo, pemegang medali emas 400 m gawang,
mencatat tempo 54,60 detik -- 2 detik terlambat dari rekor
nasional Indonesia.
Muangthai juga mempersiapkan para pelajarnya untuk sasaran SEA
Games. Bagaimana dengan Indonesia? "Sasaran kita tentu saja juga
ke sana," kata Gosal. Ia menolak untuk membicarakan peluang
Indonesia. Tapi selain Henny Yonny Sondakh dan Christian
Nenepath pun menonjol pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini