Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Biar Lamban ?

Prestasi atlit-atlit Indonesia dalam kejuaraan atletik pelajar ASEAN IV, indonesia menempati urutan ketiga. prestasi henny maspaitela (juara sea games dalam kejuaraan tersebut).

20 September 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NAMANYA masih mencemaskan lawan. "Ah, mana boleh kami menang melawan dia," kata Ng Kwai Lan, pelari Malaysia, sebelum turun di lintasan lari 200 m Kejuaraan Atletik Pelajar ASEAN IV di Stadion Utama Senayan, Jakarta. "Henny 'kan juara SEA Games X. " Di lintasan itu pekan lalu Henny Maspaitela ternyata tak menakutkan. Setelah memimpin sampai jarak 150 m, ia gagal mempertahankan ritme langkahnya. Malah makin dekat ke finish, badannya tampak kian tegak dan langkahnya melambat. Akhirnya dia ditinggalkan Ng Kwai Lan. "Rasanya kaki ini begitu berat," kata Henny seusai perlombaan. Ia mencatat waktu 25,81 detil. dibanding waktu SEA Games X 25,23 detik, dan meraih medali perak. Henny, 16 tahun, siswa kelas 1 SMA Negeri II Surabaya, mengaku latihannya akhir-akhir ini agak terganggu oleh kesibukan sekolah. Tapi pelatih nasional Steve Thenu menduga Henny tidak diberikan latihan khusus. "Untuk atlet seperti dia program latihannya harus dibikinkan tersendiri, katanya. "Tidak mungkin disama ratakan dengan atlet lain." Betulkah? Henny menampik mempersoalkan dosis latihannya. Toh ia bisa meraih medali emas lewat lomba 100 m: Ia bahkan jauh meninggalkan lawan, termasuk Ng Kwai Lan di belakang. Waktu tempuhnya 12,36 detik (rekor pelajar atas nama Irma Engelen -- 1974 12,52 detik). Prestasi nasional untuk nomor 100 m dan 200 m adalah 11,7 detik dan 22, 4 detik -- keduanya sudah berusia delapan tahun. Dalam Kejuaraan Atletik Pelajar ASEAN IV tim Indonesia menempati urutan ketiga, setelah Malaysia dan Filipina, dan mengantungi empat medali emas, delapan perak, serta lima perunggu. Ketua Komisi Teknik PASI, Jootje Gosal mengeluh bahwa kemajuan atletik Indoensia berjalan lamban dibandingkan Malaysia atau Filipina. Mengapa? "Di Malaysia, atletik memang cabang yang digemari oleh pelajar," kata pelari 3.000 m, Raja P. Kumari. Lompatan Filipina tampak ada kaitan erat dengan terpilihnya Manila sebagai tempat SEA Games XI. Walau nama Nately Delisay, Lucia Salao, Jaime Grafilo, dan lainnya belum tampil dengan kejutan prestasi, mereka patut diperhitungkan. "Target kami memang SEA Games XI," kata Grafilo. "Ke Jakarta, ya, untuk cari pengalaman." Grafilo, pemegang medali emas 400 m gawang, mencatat tempo 54,60 detik -- 2 detik terlambat dari rekor nasional Indonesia. Muangthai juga mempersiapkan para pelajarnya untuk sasaran SEA Games. Bagaimana dengan Indonesia? "Sasaran kita tentu saja juga ke sana," kata Gosal. Ia menolak untuk membicarakan peluang Indonesia. Tapi selain Henny Yonny Sondakh dan Christian Nenepath pun menonjol pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus