Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Nasional Indonesia akan menghadapi Ekuador di laga pertama Grup A Piala Dunia U-17 2023. Pertandingan digelar malam ini di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jumat, 10 November 2023. Pelatih timnas U-17 Indonesia Bima Sakti Tukiman berharap anak asuhnya bermain lepas dan tak terbebani dengan target tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Yang pasti saya tidak mau terlalu membebani pemain. Yang pasti mereka juga sadar ini kesempatan yang langka,” ujar Bima Sakti saat latihan di Lapangan A komplek Stadion Gelora Bung Tomo Selasa malam, 7 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Bima Sakti Tukiman
Bima Sakti Tukiman lahir di Balikpapan pada 23 Januari 1976. Dunia sepak bola telah dikenalnya sejak kecil. Awal kariernya dimulai dengan bergabung ke klub Ossiana Sakti dan PKT Bontang Junior. Saat usianya menginjak 16 tahun, dia dilirik tim pencari bakat PSSI. Bima Sakti lalu dipercaya untuk menimba ilmu di Italia.
Bersama Kurniawan Dwi Yulianto dan Kurnia Sandy, Bima terpilih mewakili Indonesia berlatih bersama Sampdoria Primavera pada 1994. Tak berhenti di situ, karier di luar negerinya berlanjut ketika ia bergabung dengan klub asal Swedia, Helsingborg IF. Di sana Bima bermain selama lebih dari setahun. Setelah kembali ke Indonesia, dia laku bergabung dengan PKT Bontang.
Bima berpindah ke klub Pelita Jaya dan bermain selama empat tahun. Kemampuannya sebagai gelandang yang apik membuat dirinya ditarik ke Timnas Indonesia pada 1995. Saat itu usianya masih 19 tahun. Bersama Skuat Garuda, ia total tampil sebanyak 55 kali.
Bima sempat bergabung di klub PSM Makassar pada 1999 hingga 2001. Di sana ia dan bersama rekan setimnya berhasil membawa PSM Makassar menjuarai Liga Indonesia 1999/2000. Bima pun didapuk sebagai pemain terbaik ketika itu. Setelah itu dia pindah ke Persema Malang. Bima mengakhiri kariernya di Persiba Balikpapan pada 2016.
Bima Sakti melanjutkan kariernya sebagai pelatih berbekal lisensi kepelatihan B AFC. Setahun setelahnya, dia menjadi asisten pelatih di mantan klubnya, Persiba Balikpapan. PSSI pernah menawarinya sebagai asisten pelatih Timnas di Piala AFF. Namun dia menolak karena masih berstatus sebagai asisten pelatih Jaino Matos di Indonesian Soccer Championship 2016.
Pada 2018, Bima Sakti dipercaya menjadi pelatih Timnas Indonesia U-16. Dia pun berhasil membawa Skuad Muda Garuda meraih prestasi gemilang menjadi juara Piala AFF U-16. Prestasi itu menarik perhatian Ketua Umum Erick Thohir, yang melihat potensi besar Bima Sakti sebagai pelatih. Juni lalu, Erick Thohir resmi menunjuknya Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Indonesia U-17
Sebagai pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti memiliki visi dan harapan besar untuk timnya. Ia ingin mempersiapkan para pemain secara maksimal agar mampu bersaing dengan baik di Piala Dunia U-17 2023. Bima berfokus pada pengembangan kualitas individu dan tim secara keseluruhan, dengan memperhatikan aspek teknik, taktik, serta mental.
Selain itu, Bima Sakti juga berkomitmen untuk mendorong pemain muda Indonesia agar dapat berkembang menjadi pemain yang berkualitas dan berbakat. Ia ingin melihat generasi muda Indonesia mampu bersaing dengan baik di tingkat internasional dan membawa nama Indonesia ke panggung dunia. Bima Sakti diharapkan dapat membawa Timnas U-17 mencapai hasil yang membanggakan di Piala Dunia U-17 2023.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | KUKUH S. WIBOWO | FATHUR RACHMAN | MUHAMMAD RAFI AZHARI