Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bintang Muda Siap Meledak

Kejuaraan Dunia Sepak Bola Junior kerap melahirkan pemain bintang. Tahun ini, siapa saja?

24 Juni 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEJUARAAN Dunia Sepak Bola Junior adalah etalase. Di sanalah terpajang pemain-pemain masa depan. Sejak digelar pertama kali pada 1977 di Tunisia?masih bernama Piala Coca-Cola?ia telah melahirkan bintang-bintang dunia. Pemain paling komplet, Diego Armando Maradona, bintang Argentina, lahir dari kejuaraan ini pada 1979 di Jepang. Berturut-turut berikutnya adalah Davor Suker (Kroasia), Giovani Elber (Brasil), Dwight Yorke (Trinidad), Michael Owen (Inggris), Robbie Keane (Irlandia Utara), sampai Iker Casillas (Spanyol). Kejuaraan ini menjadi rute wajib yang harus dilalui pemain dunia. Tahun ini tak kurang menjanjikan. Kejuaraan di Argentina kali ini tetap diramaikan tim gudang pemain bintang macam tim Prancis, Brasil, Jerman, dan tuan rumah. Sayang, kali ini kejuaraan tidak diikuti Italia, Inggris, dan Spanyol, sang juara bertahan. Bila mereka ikut, boleh jadi inilah gambaran Piala Dunia empat atau delapan tahun mendatang. Di antara 432 pemain yang bertanding, di samping terselip nama-nama seperti Benjamin Auer (Jerman), Winston Park (Kosta Rika), dan Philippe Mexes (Prancis), beberapa pemain berikut ini layak disimak: Javier Saviola (Argentina) Bila soal uang jadi ukuran kehebatan pemain, tentu kualitas pemain ini tidak perlu diragukan lagi. Bayangkan, dalam usianya yang belum lagi genap 20 tahun, Javier Saviola sudah dihargai sebesar US$ 22 juta atau Rp 249 miliar oleh klub Barcelona, Spanyol. Namun, River Plate, tempat ia bernaung, menolak tawaran itu. Padahal klub besar di Argentina ini sedang kesulitan uang. Tapi ancaman para suporternya membuat mereka memilih menahan Saviola. Bagi Saviola, klub ini memang sangat berarti. Tahun lalu, bersama Pablo Aimar, Ariel Ortega, dan Juan Pablo, mereka sempat di- juluki sebagai ?The Fantastic Four?. Lantas, di manakah kehebatan pemain ini? El Conejito alias si Kelinci Kecil?begitu dia dijuluki?punya kemampuan mencetak gol yang mumpuni. Pada musim kompetisi Liga Argentina tahun ini, ia menyarangkan 11 gol. Ia juga mulai masuk dalam skuad Argentina menuju Piala Dunia 2002. Meski hanya beberapa menit menjelang akhir, ia diturunkan ketika Tim Tango menghadapi Paraguay, be- berapa waktu lalu. Saat melawan Mesir di Kejuaraan Sepak Bola Dunia pekan silam, ia mencetak tiga gol. Di kejuaraan ini pula tampaknya bintang pemain kelahiran 11 Desember 1981 di Buenos Aires itu akan makin bersinar. Tampil di depan publiknya bisa membuatnya makin terampil menceploskan bola ke jala lawan. Adriano Leite Ribeiro (Brasil) Para pengamat sepak bola di Brasil menyebut Adriano Leite Ribeiro sebagai ?Ronaldo baru?. Tapi itu bukan karena kepalanya sama-sama pelontos. Panggilan itu diberikan karena gerakan anak muda yang lahir di Rio de Janeiro, 17 Februari 1982, ini memang cepat, dan bila sudah di depan gawang, ia algojo yang bengis. Kehebatannya inilah yang membuat Inter Milan meliriknya. Postur Adriano memang menguntungkan posisinya sebagai penyerang. Tinggi badannya yang 186 sentimeter itu memungkinkan ia mengalap gol lewat kepalanya. Kelebihan lainnya, kematangan. Sebelum terpilih dalam tim usia 20 tahun ini, Adriano lebih dulu bergabung dengan tim nasional usia 17 tahun. Ia ditempa di kancah Liga Brasil, yang dikenal keras, bersama klubnya, Flamengo (Brasil). Sayangnya, dalam kejuaraan kali ini, setidaknya Jumat akhir pekan lalu, kemampuannya mencetak gol masih kalah dari rekan setimnya, Robert de Sousa, yang mencetak empat gol. Si bedegul?pelontos?ini baru menghasilkan dua gol. Bersama pemain lainnya, Adriano adalah aset bagi persepakbolaan Brasil, yang kini tengah terpuruk. Djibril Cisse (Prancis) Rambutnya dicat pirang, tampak kontras dengan kulitnya yang hitam-legam. Namun, bukan itu yang membuatnya menjadi pusat perhatian. Ia mampu menempuh jarak sembilan meter dalam waktu satu detik, dan nalurinya mencetak gol membuat pemain keturunan Afrika ini layak disebut sebagai striker berbahaya. Tiga gol yang dilesakkan ke gawang Iran, pekan silam, membuktikan bahwa pemain kelahiran 12 Agustus 1981 ini punya masa depan yang benderang. Pinangan sudah datang dari beberapa klub besar Eropa bagi pemain setinggi 182 sentimeter ini. Salah satunya, Manchester United. Dalam sebuah kesempatan, Alex Ferguson sempat memasukkan Cisse dalam satu paket pengejaran pemain baru bersama Ruud van Nistelrooy, pemain asal PSV Eindhoven. Tak tanggung-tanggung, Cisse dihargai sekitar 12 juta poundsterling atau sekitar Rp 192 miliar. Tapi, apa jawab Cisse? ?Saya terikat kontrak dengan Auxerre hingga 2006 kelak,? katanya. Tentu saja pengelola Auxerre boleh tersenyum. Pasalnya, bersama Stephane Guivarc?h, Cisse merupakan tombak kembar yang siap menebar tuba di gawang lawan. Kehadiran Cisse agaknya kian mengukuhkan Prancis sebagai gudang striker andal. Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus