MAINAN Bob Hasan di seputar papan kini tak terbatas pada papan kayu saja, tetapi juga papan catur. Ketua Asosiasi Panil Kayu Indonesia (Apkindo), yang memiliki puluhan perusahaan ini, Ahad lalu terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi). Figur Bob Hasan tampaknya selalu menarik. Dalam kongres yang berlangsung di Orchid Hotel Jakarta itu, ketua Percasi lama, Mochtar Kusuma-Atmadja (bekas menteri luar negeri), kabarnya sempat ngotot untuk mencalonkan Menteri Tenaga Kerja Cosmas Batubara. Namun, pengda-pengda Percasi lebih berpaling kepada Bob, yang juga Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri KONI Pusat. Tercatat 23 pengda dari 25 yang hadir -- Tim-Tim dan Sul-Tra absen -- sepakat memilih Bob sebagai formatur tunggal. Di kalangan pengurus olahraga, Bob Hasan adalah nama yang selalu berkibar. Sejak 1979, pengusaha kayu lapis ini sudah malang melintang memimpin Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Ia juga yang membangun Stadion Madya di kawasan Senayan, yang pembangunannya menguras dana tak kurang dari Rp 5 milyar. Pembina Olahraga Terbaik pilihan Siwo/PWI Jaya 1980 dan 1984 itu juga duduk sebagai Wakil Ketua AAAA (Persatuan Atletik Amatir Asia). Di bidang atletik, ia memperkenalkan Bali 10 K, yang kemudian dilanjutkan dengan Borobudur 10 K. Kesibukannya itu ternyata tak menghalangi langkahnya ke cabang olahraga lain. Desember 1988, Bob mengambil alih jabatan Ketua Umum PB PABBSI (Persatuan Angkat Besi dan Berat Seluruh Indonesia) dari tangan Jonosewoyo. Ia juga memimpin olahraga senam. Di Percasi sendiri, awalnya, Bob mengaku tak bersedia dicalonkan sebagai ketua umum. "Tapi, karena rakyat yang menghendaki, ya, okelah," katanya. Program pertamanya, kata Bob kepada wartawan Senin ini, mengusulkan pemberian beasiswa Supersemar untuk pecatur muda yang berprestasi. Setelah itu, baru urusan organisasi. "Pengurus yang tak becus akan saya copot," ujar Bob. Dan Senin ini, Bob sudah memulai langkah dengan baik. Ia mengenalkan semua pengda Percasi kepada Presiden Soeharto, seusai bermain golf di lapangan golf Rawamangun, Jakarta. Tri Budianto Soekarno
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini