Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cabang boling sudah menyumbangkan satu medali perunggu lewat Billy Muhammad Islam dan Hardy Rachmadian pada nomor men's double. Hari ini dan besok, team of five boling putra dan putri akan berjuang menambah raihan medali.
Menurut manajer tim boling Indonesia, Singgih Goenawan, team of five putri diharapkan bisa menyumbangkan emas. Ia juga mengatakan pembentukan tim Indonesia tidak lepas dari peran seorang pelatih asal Kanada, Sydney Fredrik Robert Allen. Berikut ini wawancara dengan Singgih di sela-sela pertandingan di Anyang Hogye Gymnasium, Anyang, Korea Selatan, Sabtu lalu.
Apa yang ingin dicapai tim boling Indonesia dalam Asian Games ini?
Kami punya target meraih satu medali emas, dan kami tidak asal-asalan menentukan target. Sebab, kami sudah berlatih jauh-jauh hari. Bukan hanya sejak Februari (saat Surat Keputusan Satlak Prima terbit untuk memulai pemusatan latihan nasional), kami memulai pemusatan latihan setelah Sydney pada 2012. Hal ini sempat berhenti sebelum SEA Games Bangkok dimulai
Dari mana emas itu diharapkan muncul?
Team of five putri. Tapi tidak tertutup kemungkinan nomor lain juga bisa menyumbangkan medali emas.
Bagaimana Allen membentuk tim Indonesia?
Dia mulai menangani tim Indonesia pada 2005 untuk persiapan SEA Games Manila. Kami mengirim tim ke SEA Games dengan separuh kekuatan. Seharusnya ada enam atlet untuk masing-masing tim, tapi kami hanya mengirim tiga. Orang bertanya-tanya, kenapa tidak sekalian mengirim enam atlet agar mereka yang masih baru bisa memiliki pengalaman. Sydney berargumen bahwa kalah itu tidak enak. Sydney mengatakan dia memiliki atlet yang siap bertempur. Mereka dikirim untuk bertempur, bukan bermain.
Sydney juga tidak akan memilih pemain yang memiliki pikiran negatif. Sebab, seorang pemain yang membawa dampak negatif akan merusak keseluruhan tim. Dia mengatakan mampu mengubah cara seseorang bermain, tapi tidak bisa mengubah karakter. Sydney memilih atlet yang memiliki ambisi. Itu adalah prinsip Sydney: dia mau membentuk tim yang solid.
Bagi Sydney, pemain yang layak dipilih adalah pemain yang masih bisa dibentuk dan mampu menerima pengajaran baru. Kalau orang yang defensif, yang sudah nyaman dengan apa yang selama ini dia lakukan, akan sulit dibentuk.
Mengapa memilih Allen?
Pada 2003, saya mengikuti pendidikan kepelatihan Federasi Boling Asia. Salah satu pengajarnya adalah Sydney, yang saat itu menjabat Direktur Teknik ABF. Pada kelas itu, dia banyak membicarakan Indonesia. Dia mengatakan Indonesia memiliki atlet-atlet yang bisa bermain boling dengan bagus, tapi tekniknya sudah ketinggalan. Dari situ saya melihat Syndey punya ambisi terhadap Indonesia. Saya mengajaknya bergabung dan menghubungkannya dengan pengurus di Jakarta.
Sydney menangani pemain dari segi fisik permainan. Namun dia juga punya latar belakang keilmuan psikologi. Karena itu, dia juga menangani mental pemain.
Apa lagi kelebihan Allen?
Dia bisa mendisiplinkan atlet. Dia tidak akan menggunakan pemain yang tidak bisa diatur, meski pemain tersebut memiliki teknik bagus.
Adakah kriteria khusus untuk memilih pemain?
Tidak ada kriteria khusus.
Bakat?
Ya, bakat memang berpengaruh. Tapi itu bukan hal utama yang kami lihat. Kalau mereka tidak memiliki semangat bertempur, tidak bisa. Kita ini berperang bukan untuk menjadi tontonan. Tidak semua orang memiliki mental siap bertempur. Kalau teknik, bisa dibentuk. Bagi kami, yang penting adalah masalah karakter yang berpengaruh pada solidaritas dan kerja tim.
Dalam nomor trio, misalnya. Ada pemain yang disebut anchor-man. Dia adalah pemain terakhir yang melakukan lemparan, sehingga dia sering menjadi penentu skor tim. Pada posisi itu, kami membutuhkan seseorang yang tenang dan mampu mengatasi tekanan. Sedangkan untuk dua lainnya, mereka harus memiliki sikap "saling menggendong". Jadi kalau yang satu sedang tidak berpenampilan baik, yang lainnya harus menjadi kompensasi.
Menurut saya, contoh paling baik adalah tim Australia. Kemampuan tunggal pemain-pemain mereka tidak terlalu tinggi, di bawah rata-rata. Tapi kerja tim mereka sangat baik. Jadi kemampuan individu seorang atlet tidak menjamin dia tetap bagus jika bermain untuk tim. Korea Selatan juga luar biasa soal itu. Mereka berjuang habis-habisan.
Itu yang saya maksudkan dengan mental juara. Sekalipun ada rekan setim yang bermain jelek, anggota tim yang lain tidak boleh menyerah. Kalau mental tidak kuat, atlet yang tadinya bagus bisa ikut-ikutan berpenampilan jelek. Soal mental inilah yang menjadi kriteria utama Sydney Allen dalam memilih pemain.
Jadwal Senin 29 September 2014
ATLETIK
Lompat jauh putri: Maria Natalia Londa
BULU TANGKIS
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir Vs Zhang Nan/Zhao Yunlei
VOLI PANTAI
Perebutan medali perunggu
Koko Prasetyo Darkuncoro/Ade Candra Rachmawan Vs Halikejiang/Jian Bao (Cina)
DAYUNG
Kano Tunggal Putra 1000 meter: Anwar Tarra
Kayak Tunggal Putri 500 meter: Erni Sokoy
Kano Ganda Putra 1000 meter: Spens Stuber Mehue/Marjuki
Kayak Empat Putra 1000 meter: Andri Sugiarto/Maizir Riyondra/Dedi Kurniawan Suyatno/Muchlis
Kayak Tunggal Putri 200 meter: Erni Sokoy
Kayak Tunggal Putra 200 meter: Andri Sugiarto
Kano Tunggal Putra 200 meter: Spens Stuber Mehue
Kayak Ganda Putra 200 meter: Silo/Gandie
SEPEDA
Road Race Putri:
Fitriani, Yanthi Fuchianty
LAYAR
Mistral Windsurfer Putra: I Gede Subagiasa
RS: One Windsurfer Putri: Hoiriyah
SEPAK TAKRAW
Putri beregu penyisihan grup A
Indonesia Vs India
SOFT TENNIS
Tunggal putrababak penyisihan grup
Edit Kusnandaryanto, Hendri Susilo Pramono
Tunggal putri babak penyisihan grup
Dwi Rahayu Pitri, Maya Rosa Ariana Steganie
GULAT
Gaya bebas 86 kilogram
Fahriansyah Vs Yusup Melejayev (Trukmenistan)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo