Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mencari program alternatif untuk meneruskan regenerasi atlet yang terhambat akibat pandemi Covid-19 sejak tahun lalu. Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Rionny Mainaky mengatakan tantangan regenerasi kian sulit sejak pandemi karena banyak turnamen tingkat junior yang ditiadakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang situasinya cukup sulit. Tapi, saya sudah memikirkan bahwa kami tidak boleh mengharap turnamen junior saja. Mereka akan kami dorong untuk ikut di kelas senior, tingkat International Challenge misalnya," kata Rionny dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 11 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyadari bahwa aksi cepat regenerasi harus dilakukan. Jika hanya mengandalkan pelaksanaan turnamen junior, menurut Rionny, regenerasi bisa terhambat karena tidak akan ada kejelasan turnamen selama pandemi belum tertangani secara tuntas.
Apabila kondisi ini bertahan, Rionny memastikan regenerasi atlet bulu tangkis akan terhambat. Ketidakpastian itu diperkuat dengan pengumuman Federasi Badminton Dunia (BWF) yang mengeluarkan pembatalan dan penundaan sejumlah turnamen tahun 2021.
Salah satunya adalah Kejuaraan Dunia Junior BWF 2021, yang rencananya berlangsung di Cina, ditunda pelaksanaannya karena negara tersebut belum bisa menggelar turnamen apapun di tahun ini. BWF juga belum menentukan tuan rumah dan tanggal pengganti.
PBSI, kata Rionny, mengaku kecewa atas pembatalan dan penundaan turnamen BWF tersebut. Namun, ia menyadari bahwa pandemi belum usai sehingga aspek kesehatan dan keselamatan pemain adalah yang paling utama.
"Kembali lagi, saat ini ini masa pandemi dan belum selesai. Negara di kawasan Asia masih berjuang untuk lepas dari Covid-19 dan saya menyadari itu. Kesehatan dan keselamatan semua adalah hal terpenting," kata Rionny Mainaky.