Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bertanding tanpa Bertemu

Pandemi Covid-19 mendorong penyelenggara kompetisi olahraga memindahkan pertandingan ke dunia maya. Lomba eSport menjadi ajang hiburan bagi para atlet dan fan serta tempat menjalin solidaritas untuk membantu korban wabah.

18 April 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Virtual Tour de Flanders 2020, yang diselenggarakan selama pandemi corona ditayangkan Youtube channel Flanders Classic. Youtube/Flanders Classics

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Tak bisa bermain langsung di lapangan karena terjepit pandemi Covid-19, para atlet profesional bertanding dalam turnamen virtual.

  • Turnamen eSport menjadi kompetisi hiburan bagi publik di tengah masa sulit akibat pandemi.

  • Masuknya para atlet profesional bisa mengerek popularitas siaran pertandingan eSport.

RAFAEL Nadal adalah penguasa lapangan tanah liat. Petenis Spanyol yang berada di peringkat kedua di dunia itu sudah mengumpulkan 59 gelar juara dari pertandingan di atas lapangan tanah liat, 12 di antaranya Grand Slam Prancis Terbuka. Atlet 33 tahun itu juga memegang rekor di lapangan tanah liat dengan 81 kemenangan berturut-turut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nadal kini bersiap menukar raket tenisnya dengan pengendali video game untuk menjajal lapangan tanah liat virtual dalam turnamen eSport Madrid Terbuka, yang digelar pada 27-30 April nanti. Madrid Terbuka tadinya akan dilangsungkan di Stadion Manolo Santana pada awal Mei. Turnamen tenis berhadiah US$ 6,5 juta atau sekitar Rp 100 miliar itu akhirnya dibatalkan akibat pandemi yang dipicu Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nadal sangat antusias untuk segera bermain di lapangan tanah liat virtual. Menurut dia, bertanding tenis daring (online) melawan para petenis profesional lain adalah pengalaman menarik dalam kariernya. “Saya tidak tahu seberapa baik bisa bermain game ini. Yang jelas saya bakal serius seperti biasa ketika bertanding sungguhan,” kata Nadal seperti dilaporkan situs ATP Tour pada Senin, 13 April lalu.

Pandemi Covid-19 membuat kalender tenis dunia berantakan. Belasan turnamen dibatalkan. Federasi Tenis Prancis bahkan memundurkan jadwal Grand Slam Prancis Terbuka dari Mei ke akhir September nanti atau hanya sepekan setelah Amerika Serikat Terbuka kelar. Adapun turnamen Grand Slam Wimbledon, yang seharusnya dimulai pada 29 Juni, akhirnya dibatalkan karena tidak mungkin mengubah jadwal lagi.

Madrid Terbuka adalah turnamen tenis virtual pertama yang diikuti para petenis profesional top dunia. Nadal, pemegang rekor Madrid Terbuka dengan lima gelar juara, bergabung bersama juara Madrid Terbuka 2019, Karen Khachanov; David Goffin; dan John Isner dalam lomba video game itu. “Ini program kompetisi kreatif yang bagus dan membantu kita semua menghadapi wabah virus,” ujar Isner.

Juara bertahan Madrid Terbuka, Kiki Bertens, juga memutuskan ikut bermain. Para petenis putri papan atas lain yang ikut adalah juara Wimbledon 2018, Angelique Kerber; runner-up Madrid Terbuka 2019, Kristina Mladenovic; peringkat keenam dunia Carla Suarez Navarro; dan finalis Grand Slam Wimbledon 2014, Eugenie Bouchard. “Proyek virtual ini adalah inisiatif menyenangkan untuk tujuan yang baik,” kata Bertens.

Lomba virtual Madrid Terbuka bukan sekadar kompetisi. Ajang ini menjadi hiburan bagi para atlet dan fan tenis di tengah pandemi yang membuat mereka tak bisa ke mana-mana. Para pemenang turnamen bakal diganjar hadiah 150 ribu pound sterling untuk membantu sejumlah petenis yang terkena dampak wabah Covid-19. Ada juga hadiah tambahan sebesar 50 ribu pound sterling untuk membantu mengurangi dampak sosial dari pandemi Covid-19.

Penyakit menular Covid-19 mengacaukan semua agenda olahraga dunia. Dalam empat bulan, wabah itu menyebar ke lebih dari 210 negara, menjangkiti tak kurang dari 2,2 juta orang dan membunuh lebih dari 145 ribu jiwa. Para pengelola kompetisi dan turnamen olahraga dunia pun terpaksa membatalkan atau mengubah jadwal acara mereka demi keselamatan atlet dan suporter. Masuknya para atlet profesional ke dunia eSport ikut mengerek popularitas siaran pertandingan video game itu.

Liga Italia Seri A adalah kompetisi sepak bola yang paling awal dihentikan di Eropa setelah belasan pemainnya positif terkena Covid-19. Dalam sebulan terakhir, tak ada lagi pertandingan yang bisa ditonton. Tak ingin mengecewakan suporternya, klub AC Milan dan Inter Milan memutuskan menggelar laga derby della Madonnina virtual menggunakan video game Pro Evolution Soccer (PES) buatan Konami pada 11 April lalu.

Penyerang Milan, Rafael Leao, mewakili klubnya sebagai pemain dalam pertandingan derby itu. Adapun Inter menyodorkan striker Sebastiano Esposito sebagai jagoan mereka. Kedua pemain itu juga dikenal sama-sama gila main video game. “Kami mungkin tak bisa bertemu secara fisik di lapangan saat ini, jadi rasanya seru mewakili timku melawan Sebastiano di PES,” ucap Leao.

Pertandingan virtual yang berakhir dengan skor 2-2 itu juga menjadi bagian dari kampanye klub dan suporter menggalang dana untuk membantu penanganan pandemi di Italia. Wilayah utara negara itu paling parah dihantam Covid-19, yang membuat ribuan orang tewas. Kampanye itu berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$ 650 ribu. “Yang terpenting ini adalah cara untuk menghibur fan di tengah masa sulit,” kata Leao.

Turnamen virtual Piala Eropa (eEURO 2020) kini juga menjadi hiburan fan setelah Euro 2020, yang rencananya digelar Juni nanti, diundur setahun. Lomba video game yang digelar Asosiasi Sepak Bola Eropa ini menggunakan sistem yang serupa dengan turnamen aslinya. Ada 10 tim negara yang lolos ke playoff untuk memperebutkan tiket ke final berhadiah 100 ribu euro, yang bakal digelar pada 23-24 Mei.

Motogp Virtual Race 2 yang diikuti pembalap Moto GP. Youtube/Moto GP

Pandemi Covid-19 juga berdampak serius di sirkuit balapan. Pengelola MotoGP, Dorna Sports, mengubah total kalender mereka. Seri balapan perdana yang seharusnya digelar di Sirkuit Losail pada 8 Maret lalu dibatalkan setelah pemerintah Qatar memberlakukan karantina. Empat seri selanjutnya yang diadakan Thailand, Amerika Serikat, Argentina, dan Spanyol juga ditunda.

Direktur Eksekutif Dorna Sports Carmelo Ezpeleta mengatakan nasib MotoGP sangat bergantung pada kondisi negara-negara tuan rumah yang masih berjibaku dengan pandemi. Peraturan Federasi Otomotif Internasional menyebutkan balapan minimal berjumlah 13 seri dalam kondisi normal, yang sebenarnya tidak berlaku tahun ini. Ezpeleta menargetkan MotoGP tahun ini berjumlah setidaknya 10 seri.

Seperti para atlet tenis dan sepak bola, para pembalap MotoGP untuk sementara menukar baju balap dan helm mereka dengan monitor televisi dan perangkat video game. Dorna menggelar seri pertama MotoGP Virtual Race bertajuk Stay at Home GP pada 29 Maret lalu. Dari rumah masing-masing, 10 pembalap bertanding lewat video game MotoGP19 buatan Milestone. Pembalap tim Repsol Honda, Alex Marquez, keluar sebagai juara dalam balapan dunia maya yang digelar di Sirkuit Mugello, Italia, itu.

Dalam MotoGP Virtual Race 2, yang dihelat di Red Bull Ring Circuit, Ahad, 12 April lalu, giliran pebalap Pramac Ducati, Francesco Bagnaia, yang menjadi pemenang. Ia mengalahkan Maverick Vinales lewat duel sengit hingga lap terakhir. Balapan virtual yang awalnya dibuat sebagai hiburan itu ternyata menyedot perhatian publik. Selain ditayangkan di media sosial, lomba itu disiarkan 28 media televisi di Eropa, Asia, dan Amerika Selatan. Sekitar 3 juta pengguna Internet menonton siaran langsung itu.

Tour of Flanders, balap sepeda yang digelar sejak 1913 di Belgia, juga terpaksa dipindahkan ke arena virtual. Lomba di lintasan jalan batu itu rencananya digelar pada 4 April, tapi dibatalkan demi keselamatan publik. Demi menghidupkan gairah lomba, penyelenggara balapan Flanders Classics membuat balapan eSport dengan mengundang 13 pembalap profesional, antara lain juara bertahan Alberto Bettiol, Remco Evenepoel, dan Greg van Avermaet.

Balap sepeda itu menggunakan perangkat video game dengan desain lintasan asli sejauh 32 kilometer, termasuk tanjakan maut Oude Kwaremont dan Paterberg. Dalam lomba yang ditayangkan langsung oleh stasiun televisi Belgia, Sporza, dan YouTube itu, para pembalap menggunakan sepeda statis di rumah masing-masing menempuh lintasan yang sudah diprogram. Van Avermaet keluar sebagai juaranya. “Aku senang bisa memberi sedikit hiburan untuk banyak orang,” ujar Avermaet.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA (THE NEW YORK TIMES, CYCLINGNEWS, GOAL, ESPN, TENNISWORLDLIVE)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Gabriel Wahyu Titiyoga

Gabriel Wahyu Titiyoga

Alumni Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta ini bergabung dengan Tempo sejak 2007. Menyelesaikan program magister di Universitas Federal Ural, Rusia, pada 2013. Penerima Anugerah Jurnalistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2014. Mengikuti Moscow Young Leaders' Forum 2015 dan DAAD Germany: Sea and Ocean Press Tour Program 2017.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus