Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Cerita dari Arena Balap Sepeda, yang Popularitasnya Melonjak di Olimpiade Tokyo

Popularitas cabang balap sepeda melonjak pesat di Olimpiade Tokyo. Simak ceritanya.

9 Agustus 2021 | 05.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Popularitas cabang balap sepeda melonjak pesat di Olimpiade Tokyo. Tak seperti cabang lain, balapan mereka bisa dinikmati dengan leluasa oleh warga lokal.

Ada banyak drama yang terjadi. Bermula dari kemenangan dosen matematika asal Austria di nomor balap sepeda jalanan dan ditutup dengan torehan bersejarah sang raja trek Jason Kenny yang memenangi medali emas Olimpiade ketujuhnya.

Di antara itu semua baik di jalanan, pegunungan, trek maupun taman BMX, perlombaan balap sepeda Olimpiade Tokyo akan meninggalkan potongan-potongan aksi menawan bersejarah.

Dari aspek visual, dibumbui sedikit drama, nomor baru freestyle BMX menghadirkan keseruan tersendiri. Sementara itu baik di permukaan licin Izu Velodrome, yang ada di perbukitan berhutan sebelah barat Tokyo, suara-suara lengkingan memecah udara kala rekor-rekor dunia terpatahkan.

Sementara kebanyakan venue Olimpiade hening tanpa atmosfer penonton karena aturan COVID-19, drama cabang olahraga balap sepeda, yang sebagian besar dilangsungkan di luar Tokyo, bisa dinikmati oleh para penonton secara langsung.

Mereka berbaris di tanjakan curam Mikuni Pass pada 24 Juli saat pembalap sepeda Ekuador, Ricard Carapaz, memamerkan serangan akhir untuk berjaya di salah satu balap sepeda jalanan Olimpiade terberat yang pernah ada.

Apa yang terjadi 24 jam kemudian di nomor putri tentunya akan terukir dalam kisah-kisah abadi balap sepeda.

Pembalap Austria --yang juga dosen matematika-- Anna Kiesenhofer memimpin begitu jauh sendirian di depan serombongan kecil yang berisikan trio pembalap papan atas Belanda yang merasa berada di posisi terdepan.

Kiesenhofer dengan gigih bertahan untuk melintasi garis finis Fuji International Speedway, satu menit lebih cepat dari Annemiek van Vleuten yang kemudian tiba dengan selebrasi bak juara.

Tapi, adegan kikuk Van Vleuten berhasil ia sulap jadi momen kejayaan beberapa hari berselang saat ia menyabet medali emas nomor time trial putri, unggul selisih 56 detik dari pebalap Swiss Marlen Reusser.

Laiknya Van Vleuten, pembalap Slovenia Primoz Roglic juga membuktikan perbedaan kelasnya saat menjuarai time trial putra, hanya beberapa pekan setelah harapannya remuk di Tour de France.

Atlet pesepeda gunung dari Belanda, Mathieu van der Poel terjatuh saat bertanding di Final Olimpiade Tokyo 2020 di Izu MTB Course, Shizuoka, Jepang, 26 Juli 2021. REUTERS/Jonne Roriz

Dominasi Britania Raya di velodrome sedikit memudar, tetapi mereka tetap keluar sebagai juara umum balap sepeda Olimpiade Tokyo dengan enam emas, tidak lepas dari kontribusi balap BMX.

Bethany Shriever memenangi nomor balap BMX putri di Ariake Urban Sport Park, menggulingkan dominasi Mariana Pajon (Kolombia) dalam final yang alot.

Di nomor putra pembalap Belanda Niek Kimmann mampu mengatasi perlawanan Kye Whyte dari Britania Raya, sayangnya kecelakaan mengerikan yang membuat pebalap Amerika Serikat Connor Fields mengalami pendarahan menjadi catatan suram.

Britania Raya menambah satu emas kejutan dari nomor freestyle BMX, nomor baru yang menyuntik lonjakan popularitas balap sepeda, dengan keberhasilan Charlotte Worthington mencurinya dari unggulan asal AS Hannah Roberts berkat pendaratan mulus selepas gerakan backflip 360 derajat, yang untuk pertama kalinya dilakukan seorang perempuan.

Di balap sepeda gunung putri, Jolanda Neff memimpin keberhasilan Swiss menyapu podium, sementara Tom Pidcock dari Britania Raya mendominasi nomor putranya.

Selanjutnya: Kiprah Suami Istri Laura dan Jason Kenny

Saat perhatian mulai beralih ke nomor-nomor trek, muncul pertanyaan apakah dominasi Britania Raya dalam tiga Olimpiade terakhir bakal usai.

Hal itu kian menguat setelah di hari kedua, tiga nomor dimenangi oleh pembalap-pembalap negara lain.

Empat pembalap Jerman yang menakutkan yakni Franzuska, Brausse, Lissa Brennauer, Lisa Klein dan Mike Kroeger menumpas Britania Raya dalam final nomor pursuit beregu putri, memaksa Laura Kenny merasakan kekalahan pertamanya di Olimpiade.

Menyusul berikutnya Belanda berjaya di nomor sprint beregu putra, mengalahkan trio pembalap Britania Raya yang dipimpin Jason Kenny.

Atlet balap sepeda Inggris, Jason Kenny, merebut medali emas nomor keirin di Olimpiade Tokyo. REUTERS/Matthew Childs

Harapan medali emas Britania Raya di nomor pursuit beregu putra juga dihentikan oleh Denmark, kendati di final Italia yang dipimpin Filippo Ganna-lah yang berjaya menyabet emas.

Kendati demikian pasangan suami istri Kenny, Laura dan Jason, membuktikan bahwa karier mereka belum berakhir. Laura bangkit dan bahu-membahu bersama Katie Archibald untuk memenangi nomor baru madison putri.

Sedangkan Jason menghiasi hari terakhir Olimpiade Tokyo, dengan kayuhan gemilang di nomor keirin putra untuk membuatnya jadi olimpian Britania Raya tersukses dengan raihan tujuh medali emas.

Pembalap Belanda Harrie Layversen pulang dengan membawa kesuksesan dari Olimpiade Tokyo, dengan dua medali emas dari nomor sprint perorangan dan beregu putri. Kompatriotnya Shanne Braspennincx juga menorehkan kisah heroik di arena balap sepeda, dengan merebut emas keirin putri enam tahun setelah menjalani operasi serangan jantung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus