Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dan Ju Do Chun rubuh lagi

Petinju kor-sel ju do chun, 23, bekas juara dunia kelas bantam yunior ibf kalah angka oleh little holmes, 17, di gor menahan, solo, di kelas bulu yunior. little holmes naik ke peringkat 3 ibf.(or)

4 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GAYANYA bertinju masih tetap seperti dulu: terus mengasak maju sambil melepas kombinasi pukulan lurus dan silang ke arah wajah dan tubuh lawan. Kedua tangannya selalu berada pada posisi yang rendah, menyebabkan dagunya terbuka untuk pukulan balasan lawan. Dengan gaya itulah, Ju Do Chun, 23, bekas juara dunia dari Korea Selatan itu, kembali dipecundangi oleh petinju Indonesia. Kali ini oleh Little Holmes, 17, petinju dari sasana Gajayana Malang. Sekitar 5.000 penonton di GOR Manahan, Solo, Sabtu malam pekan lalu seakan tak percaya ketika Jun memutuskan bahwa Little Holme memenangkan pertandingan itu dengar angka mutlak. Mereka diam terpukau beberapa saat, dan baru setelah kedua petinju meninggalkan arena penonton bersorak menyambut kemenangan petinjunya. Sikap penonton itu memang mudah dimengerti, bila diingat Little Holmes yang nama aslinya Misianto itu, bukanlah seorang petinju handal. Setidaknya, ia sudah dua kali gagal untuk merebut gelar juara Indonesia karena dikalahkan oleh Wongso Indrajit. Sementara itu, Ju Do Chun adalah juara dunia kelas bantam yunior 1983-1985, dan tergolong petinju tangguh karena sempat mampu mempertahankan gelarnya sampai lima kali. Dia baru kehilangan gelar Mei tahun lalu di Istora Senayan, ketika dipukul KO di ronde ke-8 oleh Ellyas Pical. Rupanya, gaya bertinju Ju Do Chun sudah terbaca oleh kubu Little Holmes. "Pertahanannya longgar dan banyak ruang kosong," kata Holmes sehabis pertandingan. Maka, Holmes hanya perlu berlindung rapat di balik kedua tangannya (doublecover) atau terkadang merundukkan tubuhnya, untuk mementahkan serbuan Ju Do Chun. Setelah itu, yang dia lakukan adalah melepas pukulan balik ke arah dagu Chun yang terbuka. Dengan pukulan balik jugalah dulu Ellyas Pical menjatuhkan Ju Do Chun ke kanvas. Kalau kali ini petinju Korea ini tak kalah KO, tentulah karena Little Holmes tak punya pukulan yang mematikan sebagaimana halnya Ellyas Pical. Padahal, sekalipun gayanya seperti dulu gerakannya sudah lebih lamban. "Chun sudah jauh lebih lembek, jika dibandingkan ketika melawan beta dulu," kata Ellyas Pical yang sempat menyaksikan pertandingan itu. Hal itu dibenarkan oleh Chung So Chin, pelatih Chun. "Pertahanan Chun kurang rapat dan pukulannya kurang cepat karena dia harus menaikkan berat badannya," kata pelatih Korea itu. Kali ini Ju Do Chun memang bertanding di kelas bulu yunior. Itu berarti petinju ini harus menaikkan-berat tubuhnya sekitar 3 kg, di atas berat idealnya, 52 kg, sebagai petinju kelas bantam yunior. Di kelas inilah dulu Chun menjadi juara dunia versi IBF, sampai dikalahkan oleh Ellyas Pical. Kenapa Ju Do Chun berpindah kelas? Ini tampaknya merupakan salah satu upayanya untuk bisa kembali tampil di atas ring. Setelah Chun dipukul jatuh oleh Ellyas Pical tahun lalu, tak satu pun promotor yang berminat memberinya kesempatan bertanding. Peringkatnya pun melorot di tangga penantang nomor 7. Sekian lama tak bertanding, tentu saja merepotkan petinju pro yang sempat dibayar Promotor Boy Bolang sebesar Rp 100 juta ketika menghadapi Ellyas Pical itu. Kemudian promotornya Alan Kim berhasil kasak-kusuk di IBF, dan Ju Do Chun bisa dinaikkan peringkatnya menjadi penantang nomor 3, tapi di kelas bulu yunior. Tampaknya, di kelas ini persaingan lebih longgar. Malah menurut promotor itu, Ju Do Chun punya kans besar untuk menantang juara dunia di kelas ini, Chi Won Kim, yang kebetulan juga asal Korea Selatan. Ketika itulah Promotor Tinton Suprapto menawar Chun untuk bertanding di Solo dengan bayaran Rp 13,5 juta -- Little Holmes cuma dibayar Rp 750.000. Ini adalah pertandingan tinju pro pertama di kota itu. Tentu saja tawaran itu langsung disergap Chun, sekalipun dia baru dua bulan setengah berlatih di kelas itu. Dengan hasil pertandingan ini, menurut Tinton Suprapto, Little Holmes akan naik ke peringkat ke-3 IBF, menggantikan kedudukan Chun. Artinya, perinkat Ju Do Chun akan lebih melorot. Setelah kekalahan ini, tampaknya, riwayat bekas juara dunia tinju pro ini sudah hampir tamat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus