Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Semangat tepuk tangan Miwon

Pt Miwon melobi sejumlah anak sekolah di Seoul untuk menjadi suporter tim indonesia. beberapa perusahaan melakukan hal yang sama untuk berbagai negara. Untuk memantapkan citra usaha.(or)

4 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SABTU pekan lalu, kontingen bulu tangkis Indonesia dielu-elukan anak sekolah dari Sekolah Menengah Pertama Sung Nae di Seoul. Sekitar 62 anak-anak duduk teratur didampingi guru mereka di salah satu bagian tribun Stadion Senam Olympic Park, Seoul. Di tangan mereka ada bendera-bendera kecil dan kertas not bertuliskan lau-lagu Indonesia. Wajah mereka tampak riang ketika membenkan semangat buat Icuk Sugiarto dan kawan-kawan yang hari itu tengah menghadapi tim Malaysia. Sejumlah poster besar berbahasa Indonesia mengelilingi mereka. Sekali-sekali siswa SMP itu bernyanyi Halo-Halo Bandung dan Rasa-Sayang-Sayange, tentu dengan aksen Korea. Tak terlihat rasa kikuk, mereka berhadapan dengan sekitar 230 orang karyawan perusahaan kosmetik Lamy Cosmetics Co. Ltd., yang duduk di seberang mereka dengan bendera Malaysia di tangan mereka. Berseragam baju warna merah bata. karvawan ini -- semuanya orang Korea -- sedang menjagoi tim Malaysia. Bergantian anak-anak sekolah dan karyawan itu berteriak dan mengibar-ngibarkan bendera yang ada di tangan mereka setiap kali pemain dari tim yang mereka dukung bermain bagus. Suasana di stadion pun hangat. Dan itulah memang yang diinginkan pemerintah Korea Selatan yang memang mengimbau semua lapisan masyarakat di sana agar ikut memeriahkan pesta olah raga yang mereka sebut-sebut terbesar dari yang pernah diselenggarakan itu. "Kami memang diminta PT Miwon untuk membela tim Indonesia," kata Nyonya Seong Key Suk, 27, guru pendidikan jasmani Sung Nae kepada TEMPO. PT Miwon adalah perusahaan pembuat bumbu masak yang sejak beberapa tahun lalu menjual produknya di Indonesia. Untuk makin memantapkan citra dagang mereka di Indonesia, perusahaan ini secara khusus sejak Agustus lalu melobi sejumlah sekolah (SMP dan SMA) untuk mewujudkan rencana mereka memberikan sokongan moril buat tim Indonesia. Bukan hanya di cabang bulu tangkis. Tapi, mencakup lima cabang lain, misalnya balap sepeda, tenis, dan sepak bola. Untuk itu, mereka juga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan yang juga punya mitra dagang di Indonesia. Umpamanya PT Lucky Gold Star, pembuat barang-barang elektronik, serta PT Kuk Dong dan PT Jungu. Keduanya kontraktor. Perusahaan-perusahaan inilah yang menyediakan dana: pembeli tiket, makan dan minum, serta transportasi buat para siswa dari enam sekolah yang sudah mereka hubungi. "Tak ada bayaran lain yang kami terima. Ini kami lakukan semata-mata karena ada anjuran pemerintah dan juga memberikan pelajaran tambahan buat anak-anak," kata Ibu Guru Seong. Dia mengatakan sekolahnya, sekolah pemerintah dan tak ada ikatan apa-apa dengan perusahaan yang mensponsori mereka. Sekolah Sung Nae memang tidak mengajarkan peraturan dan cara bermain bulu tangkis kepada para siswa. Dalam pelajaran jasmani para siswa tadi hanya menerima pelajaran senam, atletik, voli, dan basket. "Saya sendiri tak begitu tahu permainan bulu tangkis," ujar ibu dua anak itu sambil senyum. Maka, jadi bisa dimengerti, mula-mula keadaan memang agak membingungkan, karena anak-anak tadi kerap juga memberi tepuk tangan. Padahal, pemain-pemain Indonesia membuat kesalahan. "Tapi, itu tak lama. Setelah menonton satu dua set, mereka kemudian jadi tahu permainan itu," tambah Ny. Seong. Bulu tangkis memang bukan olah raga populer di Korea Selatan. Tapi, bagaimana jika Indonesia ketemu Korea Selatan -- apakah anak-anak itu akan tetap membela Indonesia. Ternyata, sebagian besar mereka memang tetap memberikan aplaus ketika Ivanna Lie dan kawan-kawan berhadapan dengan tim putri Kor-Sel. Sebagian lagi cuma jadi penonton. "Kami memang menginstruksikan anak-anak membela Indonesia. Dan itu juga sekaligus mendidik mereka untuk obyektif. Dan tak perlu takut mereka tak cinta Kor-Sel. Sebab, meskipun mereka tampak membela Indonesia, saya kira hati mereka tetap Korea," tambah Nyonya Seong, bersemangat. Nada bersemangat seperti itu juga tampak diperlihatkan PT Lamy Cosmetics untuk membela Malaysia. Perusahaan ini sejak 1984 mengekspor produknya ke Malaysia. Sekitar 500.000 won Kor-Sel dana disiapkan perusahaan yang dalam penjualan menempati peringkat keempat dari 70 perusahaan kosmetik yang ada di Kor-Sel itu, untuk menyokong kontingen Malaysia. "Penjualan kami tahun lalu sekitar 20.000 US$ di Malaysia. Kami mau meningkatkan tahun ini," kata Duck Rock Kim, Direktur Pelaksana Lamy. Malaysia memang sudah jadi salah satu target pasar mereka di Asia, selain Hong Kong dan Singapura. Selain mereka, sejumlah perusahaan besar Kor-Sel lain juga mengerahkan para karyawan mereka dan anak-anak sekolah untuk mendukung kontingen lain. Misalnya, Arab Saudi, Iran, Nepal, Kuwait, dan negeri Timur Tengah lain. Minggu pekan lalu, di arena balap sepeda Olympic Park, sejumlah tulisan Arab dan bendera Arab Saudi tampak berkibar-kibar dibawakan sejumlah anak sekolah Korea. "Kami disponsori perusahaan Sun Yung," kata Youn In Ho, koordinator murid-murid sekolah itu. Sun Yung Company, bekerja sama dengan perusahaan besar Kor-Sel lain seperti Dae Woo, Hyundai, dan Tonga Company -- semua perusahaan yang punya pekerjaan konstruksi di Arab Saudi -- untuk mengerahkan anak sekolah terjun mengelu-elukan negeri tempat mereka bekerja. Dan inilah juga agaknya manfaat sampingan Asian Games X.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus