Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LANGKAH Jennifer Capriati memang terhenti di semifinal Australia Terbuka pekan lalu. Namun, ia berhasil memenangi hadiah yang tak kalah besarnya. Simpati publik tenis menggelinding kembali kepadanya. Bahkan, Lindsay Davenport, yang menekuknya, mengatakan sangat wajar bila penonton lebih mendukung Capriati dalam pertandingan mereka. Kebangkitan kembali peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 ini adalah kisah yang tak kalah menariknya ketimbang pertandingan di lapangan. Sebelum ia tampil gemilang di Flinders Parks, tempat pertandingan berlangsung, publik masih mengenang Capriati sebagai pengutil dan pecandu mariyuana.
Lahir pada 29 Maret 1976 di New York, Amerika Serikat, Capriati dikenal sebagai anak ajaib dalam awal karirnya. Memulai karir profesional pada 1990 saat baru berusia 14 tahun—usia minimal bagi petenis pro saat itu—ia langsung melenggang masuk sepuluh besar. Dua tahun kemudian, di Barcelona, ia meraih prestasi terbesarnya. Pada tahun itu pula ia sudah berhasil mengumpulkan hadiah sebanyak US$ 1 juta.
Namun, tekanan ketatnya jadwal pertandingan ternyata terlalu berat bagi Capriati yang masih kencur. Setelah terdepak pada babak pertama Amerika Terbuka 1993, Capriati kepergok mengutil cincin—harganya tak seberapa—di kawasan Tampa Bay, Amerika Serikat, pada Desember tahun itu juga. Kasusnya tak diajukan ke pengadilan, tapi gadis ini diharuskan menjalani evaluasi kejiwaan. Setahun berikutnya, ia kedapatan menyimpan ganja di tasnya ketika ”berpesta” di sebuah motel. Saat itu, dandanan Capriati tak ubahnya artis underground dengan hiasan logam di hidung dan perut. Sekali lagi, ia lolos dari hukuman kurungan, tapi diwajibkan masuk panti rehabilitasi.
Setelah keluar dari panti, pada 1994, Capriati langsung kembali ke dunia tenis pro. Namun, langkahnya tak pernah mulus karena ia selalu direcoki pemberitaan yang mengungkit-ungkit kembali kejahatannya. Meski begitu, petenis yang telah memenangi delapan gelar ini sempat membuat kejutan dengan menundukkan Monica Seles pada turnamen Ameritech Cup 1996. Dalam lima tahun terakhir ini, petenis yang pernah meraih peringkat keenam dunia ini hanya berkutat di papan bawah dengan posisi naik-turun di sekitar peringkat ke-100. Australia Terbuka tahun ini mengubah nasibnya. Kini peringkat Capriati melonjak ke posisi 21. Adapun hadiah yang kini total dihimpunnya mencapai US$ 2 juta lebih, dengan US$ 235 ribu di antaranya dikumpulkan pada tahun ini.
Capriati sendiri tak menyembunyikan kegembiraannya. Seusai melenggang ke semifinal, ia berujar, ”Rasanya luar biasa. Saya sampai gemetar.” Bahkan, dengan sedikit bercanda, ia menambahkan, bila dua tahun yang lalu orang menyebut ia akan mampu menembus semifinal grand slam, ia tak ragu kalau orang tersebut sedang fly. Capriati menyebut inspirasi kebangkitannya selain keluarga adalah petenis putra nomor satu saat ini, Andre Agassi. Capriati tak salah karena bekas suami aktris Brooke Shields tersebut pernah terpuruk seperti dirinya sekalipun penyebabnya berbeda.
Prestasi Capriati memang belum terlalu istimewa. Bahkan, dengan ketatnya persaingan di dunia tenis putri saat ini, ia sudah beruntung bila mampu masuk dan bertahan pada posisi sepuluh besar. Seorang Monica Seles yang lebih teruji prestasinya saja kesulitan menjadi jawara kembali setelah insiden penusukan pada punggungnya.
Sejatinya, memang tidak mudah bagi seorang atlet yang sudah pernah terperosok untuk bangkit lagi. Contoh ekstrem kegagalan untuk bangkit dari kubangan adalah sprinter Ben Johnson asal Kanada. Setelah berlaku lancung dengan melakukan doping dalam Olimpiade Seoul 1988, si gempal ini kembali kepergok menggunakan obat perangsang itu. Dan prestasinya pun terbenam dengan ganjaran sanksi tak boleh bertanding seumur hidup.
Kebangkitan Capriati tentu membuat olahraga jadi makin bermakna dalam hidup manusia. Semangat untuk mencapai yang terbaik dengan cara-cara yang terpuji inilah yang menjadikan Capriati merebut hati.
Yusi A. Pareanom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo