Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dengan Dorfman, Katagorinya Naik

Sirkuit grandmaster Asia di Jakarta menuntut persyaratan nilai elo rating rata-rata peserta 2401. Peserta Indonesia dikatrol oleh grandmaster Uni Soviet Joseph Dorfman yang mengantongi nilai tertinggi. (or)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GRANDMASTER Uni Soviet, Joseph Durfman, 27 tahun, datang. Sekaligus ia menyelamatkan sirkuit Grandmaster Asia di Jakarta dari penurunan kategori. Mengapa? Turnamen itu -- diselenggarakan di Jayakarta Tower Hotel 26 Mei s/d 6 Juni -- menuntut persyaratan nilai ELO Rating rata-rata peserta 2401 untuk dapat dikategorikan kejuaraan grup VII. Tapi tak semua 11 partisipan yang mengantongi nilai itu. Hanya Dorfman mencatat nilai ELO Rating tertinggi. Angkanya 2595 -- nilai ini bergerak naik atau turun berdasarkan prestasi dalam suatu kejuaraan. Kelebihan angka itulah, antara lain, dipakai untuk mengatrol pemain nasional, Benny Killeng ke dalam persyaratan yang ditentukan. Sebab ia membutuhkan 41 angka tambahan. Dilahirkan di kota Zhitomir, 130 km dari Kiev, Dorman main catur pada usia 10 tahun. Belajar langkah dasar dari ayahnya, ia kemudian dibimbing oleh Michael Trosman di sekolah catur di Kiev. Tiga tahun kemudian, ia mulai mengorbit sebagai juara di kotanya. Gelar Grandmaster diraihnya tahun 1977. Dorfman -- berperawakan atletis, tapi berkacamata tebal -- hampir tak pernah absen di berbagai pertandingan dan selalu menambah nilai ELO Ratingnya. Insinyur teknik, alumnus Institut Polyteknik di Kiev ini pernah bertanding di Kuba, Hongaria, Polandia, Brasilia. Terakhir di Meksiko, ia muncul sebagai juara. Bagaimana peluangnya di Jakarta? "Setengah tahun belakangan ini saya kurang latihan," katanya. "Sibuk." la ?dalah perwira Angktan Darat Uni Soviet, bergaji 200 Rubel per bulan. Dorfman di Jakarta harus berhadapan dengan Yuri Averbach (GM), pemain senegaranya. Juga ia ditantang oleh Raymond Keene (GM), sekondan Viktor Korchnoi dalam Kejuaraan Catur Dunia 1978 di Baguio, serta Eugene Torre (GM) dari Pilipina. "Tantangan paling berat adalah Torre," katanya. "Ia bermain agresif sekali." Pertandingan mereka berakhir remis. Empat pemain Indonesia, Killeng, Ardiansyah, ddy Handoko, dan Arovah Bachtiar, tak dimasukkannya dalam perhitungan. Pemenang sirkuit Grandmaster Asia ini akan memperoleh hadiah $ 1.000.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus