Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Wasit Wanita Kebal

Dalam final piala thomas. Terdapat Ny. Corry Kawila Rangsucahyo & Ny. Eesther yang duduk di bangku wasit mereka telah siap akan kemungkinan ejekan publik bila ada kekeliruan dan akal bulus pemain. (or)

2 Mei 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WANITA pun bisa. Biasanya pria saja menjadi wasit pertandingan bulutangkis internasional di Istora Senayan, Jakarta. Untuk turnamen Piala Thomas sekali ini, selain pria, ada pula wanita yang duduk di bangku wasit. "Dulu, tak pernah terfikirkan suaN ketika kami akan jadi wasit bulutangkis," kata Ny. Corry Kawilarang-Sucahyo. Kami? Ya, ada 2 wasit wanita dalam final interzone Piala Thomas mulai pekan lalu. Seorang lagi adalah Ny. Esther (d/h Then Foek Lian). Tiga bulan lalu Ketua Panitia Pelaksana Piala Thomas, J.C. Tambunan menantang partisipasi Corry dan Esther. "Jika wanita Eropa mampu memimpin pertandingan kelas dunia, mengapa kalian tidak?" tanya Tambunan. Keduanya kontan menerima tantangan itu. Mereka ditatar mengenai peraturan pertandingn selama 8 hari, dan lulus dengan hasil memuaskan. Perkenalan pertama mereka dengan ejekan publik dan tingkah pemain nasional adalah sewaktu memimpin seleksi tim Indonesia di Istora Senayan, 7 s/d 11 Mei lalu. "Mulanya, deg-degan juga," cerita Corry. "Rasanya waktu itu saya mau menutup kuping dengan kapas agar tak mendengar cemoohan penonton." Corry, juga Esther, tak hanya diuji oleh penonton. Peserta seleksi pun mencoba kebolehan mereka. Misalnya, saat lie Sumirat berhadapan dengan Lius Pongoh. Suatu ketika Iie mengembalikan pukulan lawan. Bola sejajar dengan jaring. Itu segera disapu Lius. Tapi Iie membiarkannya. Karena ia beranggapan raket Lius melewati jaring. Iie melirik ke bangku wasit. Corry tak memberikan reaksi. Sebab ia mengetahui pasti bahwa Lius tak melakukan kesalahan. "Itu adalah trick (akal bulus) pemain," kata Corry. "Kalau tak hati-hati, kita bisa kejebak. " Dua nyonya ini juga pernah mempergunakan taktik itu di lapangan. Corry, 29 tahun, pernah meraih 3 gelar nasional (tunggal, ganda, dan campuran) di tahun 1960, dan kemudian beberapa kali terpilih menjadi anggota tim Piala Uber. Sedang Esther, 43 tahun --sekalipun tak pernah melangkah ke tingkat nasional -- pernah menjadi pemain yang disegani kawasan Jakarta. Ketika memimpin pertandingan Masau Tsuchida (Jepang) melawan John Czich (Kanada), Corry sempat tegang juga. Itu terjadi pada partai kedua. Corry keliru dalam memberikan angka. Apalagi yang terjadi, kalau bukan suitan ejekan publik. "Lantaran terlalu berhati-hati, akhirnya salah ucap," katanya kemudian. Publik memang cepat mengejek wasit mana pun bila ada kekeliruan, baik dalam menentukan angka maupun bahasa Inggeris yang dipergunakan. Misalnya, pengucapan angka 6 (six) bisa terdengar. sick (sakit). Corry dan Esther, menurut pengakuan mereka memperdalam bahasa Inggeris lewat kursus kilat sebelum pertandingan Thomas Cup ini. "Agar intonasinya betul," lanjut Corry. Buat memimpin turnamen Piala Thomas ini, mereka membuat seragam biru yang apik -- berbeda dengan pakaian batik untuk wasit pria, Julius Tetelepta dan Zakir. Publik, sekalipun ada juga yang usil, secara keseluruhan cukup terkesan dengan penampilan kedua nyonya ini. "Mereka telah memimpin pertandingan secara baik," puji Honorary Referee, Herbert Scheele.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus