Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dua Orang Rusia Di Baguio

Kejuaraan dunia catur di baguio city, Filipina, penuh perang urat syaraf. Viktor korchnoi, 47, penantang, pembangkang Uni Soviet. Sedang sang juara, Anatoly Karpov dianggap warga teladan Uni Soviet.(or)

29 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

VIKTOR Korchnoi, minta suaka di Negeri Belanda dan kemudian menetap di Swiss, hidup dalam status kewarganegaraan yang terkatung-katung mulai tahun 1976 silam. Grandmaster catur kelahiran Rusia itu, dan tinggal di sana sampai usia 45 tahun, menempuh suratan demikian tak lain untuk menghindari bayangan intel yang selalu menguntit. Sebab ia telah meletakkan dirinya berhadapan dengar Federasi Catur Uni Soviet selepas dipecundangi rekannya, Anatoly Karpov dalam turnamen kandidat di Moskow, 4 tahun lampau. Korchnoi, kini 47 tahun, merasa tegak buat karir dalam kritiknya terhadap federasi. Kendati ia harus dikeluarkan dari kelompok pemain pilihan, dilarang mengikuti pertandingan internasional, dan kehilangan gaji. Kecaman yang dilontarkannya adalah mengenai sikap organisasi yang terlalu mengagung-agungkan Karpov. Setelah minta perlindungan politis lewat pemerintah Belanda, ia memang mulai memetik buah dari kritik yang dilontarkannya kepada organisasi catur Uni Soviet. Ia melangkah dalam prestasi yang cemerlang dengan mengalahkan bekas juara dunia asal Rusia, Boris Spassky pada turnamen kandidat di Beograd, Yugoslavia tahun lalu. Kemenangan itu sekaligus mengantar Korchnoi sebagai penantang gelar melawan Karpov, pemegang mahkota dunia. Ode of Joy Pertarungan di meja catur antar 2 jago asal Uni Soviet, seorang di antaranya dianggap pembangkang dan lainnya disebut warga teladan, tak kurang menarik perhatian dunia. Terutama perilaku mereka di luar meja pertandingan. Korchnoi yang tanpa status kewarganegaraan, misalnya, minta agar panitia memperkenankannya memakai bendera Swiss selama pertandingan. Kehendak tersebut mendapat protes dari fihak Karpov. Alasan mereka, Korchnoi belum menjadi warganegara Swiss. Sehingga tidak mungkin untuk diperkenankan memakai lambang negara tersebut. Pertikaian pendapat lain antara kedua delegasi adalah mengenai lagu kebangsaan. Seperti diduga semula, Korchnoi mohon supaya Swiss Psalm diperdengarkan pada saat pembukaan turnamen. Swiss Psalm adalah lagu kebangsaan Swiss. Pihak Karpov tentu saja, sekali lagi, menolak lagu tersebut dikumandangkan sejajar dengan lagu kebangsaan Rusia. Perbedaan faham mengenai tuntutan kedua pemain baru mencapai titik terang ketika wakil Amerika Serikat, Edmund Edmundson melontarkan gagasan kompromistis. Semua bendera disingkirkan dari rneja pertandingan. Untuk di dalam dan di luar gedung bendera yang diperkenankan dipasang adalah bendera Uni Soviet, bendera Pilipina, selaku negara penyelenggara, dan bendera Federasi Catur Internasional (FIDE). Akan lagu kebangsaan, kepada Korchnoi dipersilakan buat memilih musik klasik sebagai pengganti. Dan ia memilih ciptaan komponis Beethoven yang berjudul Ode of Joy. Selesai masalah bendera dan lagu kebangsaan, kini giliran fihak Karpov yang mengajukan keberatan. Titik tolak keberatan mereka adalah soal kursi seharga 1.300 dollar AS, buatan Swiss yang akan dipakai Korchnoi dalam pertandingan. Fihak Karpov mencurigai bahwa peralatan tersebut diperlengkapi dengan sinar yang bisa menghipnotis lawan. Mereka minta supaya kursi milik Korchnoi itu diperiksa. Menurut hasil pemeriksaan sinar X yang dilakukan di bawah pengawasan dr. Clemente Lo, radiolog dari ruah sakit kota Baguio, Pilipina kursi itu ternyata tidak mengandung sesuatu kerigaan. Pemeriksaan serupa juga dilakukan pada milik Karpov. Kian dekat hari pertandingan, perang ulat syaraf antara kedua fihak tampak makin meningkat. Ketika upacara pemlllkaan dilakukan paua hari Selasa, 18 Juli petang di balai sidang kota Baguio, Korchnoi secara tak terduga menjalankan aksi duduk di depan 1.000 pengunjung, termasuk Presiden Marcos. Tidak jelas sasaran apa yang ditujunya dengan notes tersebut. Tapi kejadian tersebut kup memberi malu panitia. Rasa malu itu tampak kian menebal kctika delegasi Uni Soviet memprotes para kadet Angkatan Bersenjata Pilipina yang memainkan lagu kebangsaan yang salah untuk mereka. Lagu yang dimainkan adalah Internationale, lagu persatuan para komunis. Seharusnya Hymn of the Soviet Union. Menurut seorang anggota band kepada kantor berita AFP dari Perancis, kesalahan itu terjadi karena mereka menerima partitur yang keliru. Partitur tersebut mereka terima dari korps musik Angkatan Darat Pilipina. Segelas Yoghurt Suasana pembukaan yang tidak seronok, terutama untuk fihak Karpov, ditambah lagi dengan persoalan buah catur apa yang dipakai tak urung membuat partai pertama yang dimainkan Selasa, pekan lalu kurang berjalan seru. Kedua pemain bersepakat untuk remis setelah permainan berjalan 18 langkah. Buah catur yang dipergunakan adalah disain Staunton milik jutawan Pilipina, Manuel Zamora. Partai kedua yang dimainkan selang sehari kemudian, juga berakhir remis setelah pemain menghabiskan tenlpo 3« jam untuk 29 langkah. Berakhirnya 2 kali pertandingan dalam kedudukan seri itu tak kurang membuka peluang baru bagi kedua pemain untuk saling melancarkan perang urat syaraf. Fihak Korchnoi menuduh delegasi Uni Soviet telah memberikan pesan pertandingan kepada Karpov lewat penyodoran yoghurt -- susu yang diasamkan. Minuman tersebut disampaikan lewat seorang wasit. "Segelas yoghurt setelah pertandingan berlangsung 20 langkah bisa berarti 'kami perintahkan anda untuk menawarkan remis'. Seiris mangga mungkin bisa berarti 'kami perintah anda untuk menolak tawaran remis'. Atau sepiring telur puyuh yang diasinkan bisa berarti 'mainkan kuda ke petak b 5 dengan segera'. Kemungkinan-kemungkinan ini tak terbatas," protes delegasi Korchnoi yang ditandatangani oleh pimpinan rombongan, nyonya Petra Leeuwerick yang juga seorang pelarian Uni Soviet. Protes fihak Korchnoi itu ditanggapi oleh wasit kepala, Lothar Schmid dengan bercanda. "Sungguh suatu kelakar yang bagus dikerjakan oleh tuan Keene yang punya selera humor tinggi ala Inggeris," tuturnya. Raymond Keene adalah grandmaster dari Inggeris yang menjadi salah seorang sekondan atau penasehat Korchnoi. Wasit Schmid, juga seorang grandmaster, mengatakan bahwa ia ragu-ragu bagaimana harus menjawab protes resmi tersebut. Menurut Schmid, peraturan membenarkan seorang wasit untuk memperkenankan pelayan menyampaikan kiriman makanan pada pemain. Akan Viktor Baturinsky, pimpinan delegasi Uni Soviet yang juga menerima surat yang sama, menyatakan bahwa rombongannya 'akan mempelajari surat protes itu'. Sementara perang urat syaraf tetap berlangsung, kedua pemain memanfaatkan waktu luang mereka dengan cara berbeda. Jumat, 21 Juli pagi Karpov melakukan permainan tenis dengan grandmaster AS, Lubomir Kavalek di lapangan milik Angkatan Udara Amerika Serikat di Baguio. Sedang Korchnoi menghabiskan tempo untuk lari (jogging) di Baguio Country Club bersama sekondannya, Michael Stean. Di balik semua itu, yan tak kurang menarik adalah menyusupnya masalah mistik dan tahyul ke dalam arena. Angka 13, selama ini dianggap angka sial baik di Barat atau di Timur, menurut Keene ternyata punya arti penting bagi sang penantang. Keene mengingatkan, ketika Korchnoi berhadapan dengan Lev Polugayevsky dari Uni Soviet dalam turnamen kandidat sebelum menghadapi Spassky, ia memenangkan pertarungan setelah 13 partai. Angka itu juga terukir pada anting-anting nyonya Petra Leeuwerick. Dan ketika rombongan tiba di Manila, Korchnoi secara tak sengaja menghitung jumlah kopor yang dibawanya ternyata jumlahnya 13. Juga rumah yang ditempatinya di Baguio mempunyai 13 kamar. Jika perhitungan mistik itu menemui kebenaran, maka Korchnoi adalah orang ke-13 yang menjadi juara catur dunia. Juara sebelumnya adalah Wilhelm Steinitz, Emanuel Lasker, Jose Paul Capablanca, Alexander Alekhine, Max Euwe, Mikhail Botwinnik, Vasily Smyslov, Mikhail Tahl, Tigran Petrosian, Boris Spassky, Bobby Fischer dan Anatoly Karpov. Perhitungan lewat mistik sudah barang tentu tak bisa dijadikan pegangan dalam menilai ketrampilan di papan catur. Sekalipun dari 36 pertandingan antara Korchnoi dan Karpov berselisih dalam angka kecil 17« lawan 18«. Tapi pemain yang disebut terakhir ini memiliki ELO Rating (nilai kemenangan dalam catur) yang tertinggi untuk saat ini. Karpov mengantongi angka 2725. Sementara Korchnoi tidak disebutkan. Yang bisa mengungguli Karpov dalam hal ini hanya Fischer, juara dunia yang memberi kemenangan w.o. pada dirinya. Angka untuk Fischer adalah 2780. Kelebihan lain dari Karpov adalah dari segi umur dan perjalanan karirnya dalam dunia catur. Ia dilahirkan di kota Zaltoust, Ural tanggal 23 Juni 1951. Ia menjadi grandmaster pada usia 19 tahun. Ketika berumur 11 tahun ia telah berhadapan dengan Korchnoi dalam suatu pertandingan simultan di kota Cheliabinks. Pertandingan berakhir dengan remis. Pada tahun 1971, ia tak kurang 'melatih' Korchnoi dalam menghadapi pertandingan dwi lomba. Hasilnya 3 - 3 -- masing-masing menang 2 kali, remis 2 kali, dan kalah 2 kali. Kekurangannya dibanding Korchnoi cuma soal pengalaman semata. Mungkinkah Karpov kembali memperlihatkan kelebihan atas Korchnoi dan sebaliknya? Untuk itu masing-masing harus membuktikan kelebihan lewat 6 kali kemenangan tanpa balas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus