VIKTOR Korchnoi, minta suaka di Negeri Belanda dan kemudian
menetap di Swiss, hidup dalam status kewarganegaraan yang
terkatung-katung mulai tahun 1976 silam. Grandmaster catur
kelahiran Rusia itu, dan tinggal di sana sampai usia 45 tahun,
menempuh suratan demikian tak lain untuk menghindari bayangan
intel yang selalu menguntit. Sebab ia telah meletakkan dirinya
berhadapan dengar Federasi Catur Uni Soviet selepas dipecundangi
rekannya, Anatoly Karpov dalam turnamen kandidat di Moskow, 4
tahun lampau.
Korchnoi, kini 47 tahun, merasa tegak buat karir dalam kritiknya
terhadap federasi. Kendati ia harus dikeluarkan dari kelompok
pemain pilihan, dilarang mengikuti pertandingan internasional,
dan kehilangan gaji. Kecaman yang dilontarkannya adalah mengenai
sikap organisasi yang terlalu mengagung-agungkan Karpov.
Setelah minta perlindungan politis lewat pemerintah Belanda, ia
memang mulai memetik buah dari kritik yang dilontarkannya kepada
organisasi catur Uni Soviet. Ia melangkah dalam prestasi yang
cemerlang dengan mengalahkan bekas juara dunia asal Rusia, Boris
Spassky pada turnamen kandidat di Beograd, Yugoslavia tahun
lalu. Kemenangan itu sekaligus mengantar Korchnoi sebagai
penantang gelar melawan Karpov, pemegang mahkota dunia.
Ode of Joy
Pertarungan di meja catur antar 2 jago asal Uni Soviet, seorang
di antaranya dianggap pembangkang dan lainnya disebut warga
teladan, tak kurang menarik perhatian dunia. Terutama perilaku
mereka di luar meja pertandingan. Korchnoi yang tanpa status
kewarganegaraan, misalnya, minta agar panitia memperkenankannya
memakai bendera Swiss selama pertandingan. Kehendak tersebut
mendapat protes dari fihak Karpov. Alasan mereka, Korchnoi belum
menjadi warganegara Swiss. Sehingga tidak mungkin untuk
diperkenankan memakai lambang negara tersebut.
Pertikaian pendapat lain antara kedua delegasi adalah mengenai
lagu kebangsaan. Seperti diduga semula, Korchnoi mohon supaya
Swiss Psalm diperdengarkan pada saat pembukaan turnamen. Swiss
Psalm adalah lagu kebangsaan Swiss. Pihak Karpov tentu saja,
sekali lagi, menolak lagu tersebut dikumandangkan sejajar dengan
lagu kebangsaan Rusia.
Perbedaan faham mengenai tuntutan kedua pemain baru mencapai
titik terang ketika wakil Amerika Serikat, Edmund Edmundson
melontarkan gagasan kompromistis. Semua bendera disingkirkan
dari rneja pertandingan. Untuk di dalam dan di luar gedung
bendera yang diperkenankan dipasang adalah bendera Uni Soviet,
bendera Pilipina, selaku negara penyelenggara, dan bendera
Federasi Catur Internasional (FIDE). Akan lagu kebangsaan,
kepada Korchnoi dipersilakan buat memilih musik klasik sebagai
pengganti. Dan ia memilih ciptaan komponis Beethoven yang
berjudul Ode of Joy.
Selesai masalah bendera dan lagu kebangsaan, kini giliran fihak
Karpov yang mengajukan keberatan. Titik tolak keberatan mereka
adalah soal kursi seharga 1.300 dollar AS, buatan Swiss yang
akan dipakai Korchnoi dalam pertandingan. Fihak Karpov
mencurigai bahwa peralatan tersebut diperlengkapi dengan sinar
yang bisa menghipnotis lawan. Mereka minta supaya kursi milik
Korchnoi itu diperiksa. Menurut hasil pemeriksaan sinar X yang
dilakukan di bawah pengawasan dr. Clemente Lo, radiolog dari
ruah sakit kota Baguio, Pilipina kursi itu ternyata tidak
mengandung sesuatu kerigaan. Pemeriksaan serupa juga dilakukan
pada milik Karpov.
Kian dekat hari pertandingan, perang ulat syaraf antara kedua
fihak tampak makin meningkat. Ketika upacara pemlllkaan
dilakukan paua hari Selasa, 18 Juli petang di balai sidang kota
Baguio, Korchnoi secara tak terduga menjalankan aksi duduk di
depan 1.000 pengunjung, termasuk Presiden Marcos. Tidak jelas
sasaran apa yang ditujunya dengan notes tersebut. Tapi kejadian
tersebut kup memberi malu panitia.
Rasa malu itu tampak kian menebal kctika delegasi Uni Soviet
memprotes para kadet Angkatan Bersenjata Pilipina yang memainkan
lagu kebangsaan yang salah untuk mereka. Lagu yang dimainkan
adalah Internationale, lagu persatuan para komunis. Seharusnya
Hymn of the Soviet Union. Menurut seorang anggota band kepada
kantor berita AFP dari Perancis, kesalahan itu terjadi karena
mereka menerima partitur yang keliru. Partitur tersebut mereka
terima dari korps musik Angkatan Darat Pilipina.
Segelas Yoghurt
Suasana pembukaan yang tidak seronok, terutama untuk fihak
Karpov, ditambah lagi dengan persoalan buah catur apa yang
dipakai tak urung membuat partai pertama yang dimainkan Selasa,
pekan lalu kurang berjalan seru. Kedua pemain bersepakat untuk
remis setelah permainan berjalan 18 langkah. Buah catur yang
dipergunakan adalah disain Staunton milik jutawan Pilipina,
Manuel Zamora. Partai kedua yang dimainkan selang sehari
kemudian, juga berakhir remis setelah pemain menghabiskan tenlpo
3« jam untuk 29 langkah.
Berakhirnya 2 kali pertandingan dalam kedudukan seri itu tak
kurang membuka peluang baru bagi kedua pemain untuk saling
melancarkan perang urat syaraf. Fihak Korchnoi menuduh delegasi
Uni Soviet telah memberikan pesan pertandingan kepada Karpov
lewat penyodoran yoghurt -- susu yang diasamkan. Minuman
tersebut disampaikan lewat seorang wasit. "Segelas yoghurt
setelah pertandingan berlangsung 20 langkah bisa berarti 'kami
perintahkan anda untuk menawarkan remis'. Seiris mangga mungkin
bisa berarti 'kami perintah anda untuk menolak tawaran remis'.
Atau sepiring telur puyuh yang diasinkan bisa berarti 'mainkan
kuda ke petak b 5 dengan segera'. Kemungkinan-kemungkinan ini
tak terbatas," protes delegasi Korchnoi yang ditandatangani oleh
pimpinan rombongan, nyonya Petra Leeuwerick yang juga seorang
pelarian Uni Soviet.
Protes fihak Korchnoi itu ditanggapi oleh wasit kepala, Lothar
Schmid dengan bercanda. "Sungguh suatu kelakar yang bagus
dikerjakan oleh tuan Keene yang punya selera humor tinggi ala
Inggeris," tuturnya. Raymond Keene adalah grandmaster dari
Inggeris yang menjadi salah seorang sekondan atau penasehat
Korchnoi.
Wasit Schmid, juga seorang grandmaster, mengatakan bahwa ia
ragu-ragu bagaimana harus menjawab protes resmi tersebut.
Menurut Schmid, peraturan membenarkan seorang wasit untuk
memperkenankan pelayan menyampaikan kiriman makanan pada pemain.
Akan Viktor Baturinsky, pimpinan delegasi Uni Soviet yang juga
menerima surat yang sama, menyatakan bahwa rombongannya 'akan
mempelajari surat protes itu'.
Sementara perang urat syaraf tetap berlangsung, kedua pemain
memanfaatkan waktu luang mereka dengan cara berbeda. Jumat, 21
Juli pagi Karpov melakukan permainan tenis dengan grandmaster
AS, Lubomir Kavalek di lapangan milik Angkatan Udara Amerika
Serikat di Baguio. Sedang Korchnoi menghabiskan tempo untuk lari
(jogging) di Baguio Country Club bersama sekondannya, Michael
Stean.
Di balik semua itu, yan tak kurang menarik adalah menyusupnya
masalah mistik dan tahyul ke dalam arena. Angka 13, selama ini
dianggap angka sial baik di Barat atau di Timur, menurut Keene
ternyata punya arti penting bagi sang penantang. Keene
mengingatkan, ketika Korchnoi berhadapan dengan Lev Polugayevsky
dari Uni Soviet dalam turnamen kandidat sebelum menghadapi
Spassky, ia memenangkan pertarungan setelah 13 partai. Angka itu
juga terukir pada anting-anting nyonya Petra Leeuwerick. Dan
ketika rombongan tiba di Manila, Korchnoi secara tak sengaja
menghitung jumlah kopor yang dibawanya ternyata jumlahnya 13.
Juga rumah yang ditempatinya di Baguio mempunyai 13 kamar.
Jika perhitungan mistik itu menemui kebenaran, maka Korchnoi
adalah orang ke-13 yang menjadi juara catur dunia. Juara
sebelumnya adalah Wilhelm Steinitz, Emanuel Lasker, Jose Paul
Capablanca, Alexander Alekhine, Max Euwe, Mikhail Botwinnik,
Vasily Smyslov, Mikhail Tahl, Tigran Petrosian, Boris Spassky,
Bobby Fischer dan Anatoly Karpov.
Perhitungan lewat mistik sudah barang tentu tak bisa dijadikan
pegangan dalam menilai ketrampilan di papan catur. Sekalipun
dari 36 pertandingan antara Korchnoi dan Karpov berselisih dalam
angka kecil 17« lawan 18«. Tapi pemain yang disebut terakhir ini
memiliki ELO Rating (nilai kemenangan dalam catur) yang
tertinggi untuk saat ini. Karpov mengantongi angka 2725.
Sementara Korchnoi tidak disebutkan. Yang bisa mengungguli
Karpov dalam hal ini hanya Fischer, juara dunia yang memberi
kemenangan w.o. pada dirinya. Angka untuk Fischer adalah 2780.
Kelebihan lain dari Karpov adalah dari segi umur dan perjalanan
karirnya dalam dunia catur. Ia dilahirkan di kota Zaltoust, Ural
tanggal 23 Juni 1951. Ia menjadi grandmaster pada usia 19 tahun.
Ketika berumur 11 tahun ia telah berhadapan dengan Korchnoi
dalam suatu pertandingan simultan di kota Cheliabinks.
Pertandingan berakhir dengan remis. Pada tahun 1971, ia tak
kurang 'melatih' Korchnoi dalam menghadapi pertandingan dwi
lomba. Hasilnya 3 - 3 -- masing-masing menang 2 kali, remis 2
kali, dan kalah 2 kali. Kekurangannya dibanding Korchnoi cuma
soal pengalaman semata.
Mungkinkah Karpov kembali memperlihatkan kelebihan atas Korchnoi
dan sebaliknya? Untuk itu masing-masing harus membuktikan
kelebihan lewat 6 kali kemenangan tanpa balas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini