Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Partisipasi Dulu, Prestasi Nanti ?

Panitia daerah HUT Kemerdekaan RI mengadakan lomba lari marathon 8 km, 17 km dan 45 km. Yang dipentingkan partisipasi masyarakat. PASI mengharuskan peserta diperiksa dulu, untuk menghindari akibat fatal.

29 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH kepalang angka 17.8.45 melembaga dalam tubuh bangsa Indonesia. Dan kali ini Panitia Daerah HUT Kemerdekaan RI ke-33 tampaknya tak ingin ketinggalan untuk mendompleng angka keramat itu. Hanya bentuknya berupa lomba lari 8 km, 17 km dan 45 km, yang akan berlangsung pada hari Minggu pagi 30 Juli dengan tempat start dan finish di Monas. Sudah barang tentu nomor perlombaan itu memperlihatkan ciri khas. 8 km yang sama dengan 5 mil berlaku untuk wanita, anak di bawah 12 tahun dan pria 40 tahun ke atasi 17 km untuk umum dan 45 km untuk mereka yang diseleksi Panitia. Kebutuhan Sehari-hari Sekedar bekal bagi peserta yang telah mendaftarkan diri rute-rute ke-tiga nomor itu diatur sebagai berikut: 8 kn start dari Monas terus melintasi sepanjang Jalan Thamrin, naik ke jembatan Setiabudi dan berputar kembali di depan Hotel Sahid Jaya dan terus kembali ke Monas. 17 km: Monas -- Semanggi -- putar di CSW -- Semanggi -- Monas. Untuk kedua nomor ini perlombaan dilepas tepat pada jam 7 pagi. Untuk nomor 45 km yang lebih populer disebut Proklamaton, rute ditempuh sebagai berikut: Monas -- Semanggi -- ke kiri menuju Pancoran -- putar di Cawang -- Pancoran -- terus ke Bunderan Grogol -- Angke -- putar di Bandengan -- Angke -- Grogol Semanggi -- Monas. Para peserta dilepas tepat pada jam 5 pagi. Pelayanan khusus bagi peserta Proklamaton setiap 5 km disediakan pos minum. Dan setiap antara pos ada pengguyuran air. Untuk 17 km, pos minum terletak di km 12 (Jembatan Semanggi arah ke Monas). Tampaknya animo peserta lumayan. Seminggu menjelang penutupan pendaftaran (28 Juli 1978) peserta Proklamaton tercatat 21 orang. Dari Jakarta dan Jawa Barat masing-masing 8 orang dan Jawa Timur 5 orang. Peserta lari jarak jauh ini oleh PASI (Persatuan Atletik Se-Indonesia) dikenakan pemeriksaan dulu, supaya dapat menyelesaikan perlombaan dengan baik. Kalau tidak, celaka! Untuk nomor 8 dan 17 km peserta baru mencapai sekitar 300 orang. Sehingga Pimpinan Perlombaan, Kusnan, perlu menganjurkan kepada penggemar joggirg untuk segera mendaftarkan diri, "agar tidak kehabisan tempat." Ketekunan Panitia untuk menumbuhkan tradisi sehat pada momentum yang tepat patut dipuji. Semula jarak jauh 45 km mendapat tentangan dari berbagai kalangan, antara lain dari oknum KONI. "Bisa mematikan atlit," katanya. Belum lagi yang menyebut-nyebut almarhum Zaini dan Suyono yang dikaitkan "meninggal karena lari". Hampir-hampir pendorong utama, ir. Wardiman, mundur. Tapi syukurlah, para pendukung Lomba Lari Proklamasi melihat dari segi partisipasi, bukan semata prestasi. Orientasi pada prestasi malah yang bisa merusak atlit. Coba bayangkan andaikata Sam Saud, juara 10 km lomba PASI yang mencatat 33 menit 41,6 detik dipaksa melawan Henry Rono, pemegang rekor dunia 10 km dengan waktu 27 menit sekian, bisa modar bukan? Masih ingat Lomba Maraton 10 km Rw07 Kebon Kosong? Panitia mentargetkan 10 km dalam waktu 20 menit. Tapi jangankan mencapai target, yang masuk finish hanya 8 orang dari 157 peserta. Memangnya kita superman. Larilah seenaknya. Tak kuat lari jalan pun boleh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus