Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosial

Siapa Surya Karma Chandra ?

Bikkhu Surya Karma Chandra, 32, mendirikan Vajra Bodhi di Bogor, mendapat izin Departemen Agama dan wali kota Bogor. Doktrin Sang Hyang Adhi Budha yang tidak disetujuinya adalah tuhan dalam Agama Budha.(ag)

29 Juli 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERLAHIR sebagai Teng Hay dan baru berumur 32 tahun, sang biksu berasal dari Bangka. Menjadi samanera di bawah Jinarakkhita tahun 1968. Tahun 1973 ditahbiskan sebagai biksu di Hongkong, dan kepergiannya ke sana -- bersama dua orang lain diantar oleh Jinarakkhita. Sampai 1976 memimpin upacara di vihara Ceya Dhanagun di Bogor itu. Menurut Bikkhu Surya, vihara tersebut "50% milik Jinarakkhita." Di tahun 1976 diadakan peraturan, kalau mau mengadakan upacara harus ada izin Jinarakkhita. Latihan silat (yang menurut sang biksu sebenarnya atas permintaan Yayasan), dihentikan. Sembahyangan dibatasi sampai jam 7 malam, dengan alasan peristiwa Sawito dan Pemilu. "Karena pembatasan-pembatasan itu, saya keluar di bulan Oktober," katanya kepada Bachrun Suwatdi dari TEMPO. Setelah itu, menurut Bikkhu Surya pula, yang sembahyang di vihara tersebut makin berkurang. Bikkhu Surya, yang lalu tinggal di Jakarta, mengumpulkan sumbangan -- dan didapatlah izin baik dari Departemen Agama maupun Walikota Bogor buat mendirikan Vajra Bodhi di kota itu -- "sebab pengikut saya kebanyakan di Bogor," katanya. Ada yang mengatakan sumbangan tersebut juga dari luar negeri. Tidak satu sen dari luar negeri. Kecuali patung Awalokiteshwara. Benarkah upacara anda berlainan dari yang lain-lain? Tidak. Seperti juga yang saya lakukan dulu di Vihara Cetya Dhanagun, walau pun aliran saya dan Maha ayaka (Jinarakkhita) mungkin berbeda. Bahkan dulu saya juga memimpin upacara orang Therawada. Kenapa Sangha Agung tidak setuju? Sangha Agung terdiri dari berbagai aliran. Menurut Jaksa Bogor anda tidak menerima doktrin Ketuhanan Yang Maha Esa. Saya percaya Tuhan Yang Maha Esa. Yang saya tidak setuju adalah doktrin bahwa 'Sang Hyang Adhi Budha' adalah Tuhan dalam Agama Budha. Pernah murid Sang Budha bertanya soal Tuhan, dijawab: Tuhan tidak bisa dicapai fikiran manusia. Apalagi saya, manusia biasa. Kata-kata "Sang Hyang" itu bikinan sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus