Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dunia usaha membina atlet

Dalam kejuaraan atletik circuit jawa iii di jakarta, di nomor lompat jauh putri, yudhi karmani memecahkan satu-satunya rekor baru. pb pasi kini gampang dapat sponsor.

30 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PECAH lagi satu rekor nasional atletik. Yudhi Karmani mengayunkan 54 kg badannya sejauh 5,74 m di nomor lompat jauh putri. Itulah satu-satunya rekor baru dari Kejuaraan Atletik Circuit Jawa III di Senayan pekan lalu. Bekas pemegang rekor 5,63 m, Betty Sutoyo dari Jawa Barat kali ini cuma melompat 0,22 m di bawah prestasinya tahun 1979. Ia malah di bawah Irawati Subiono, spesialis lari gawang yang menempati urutan kedua dalam lompat jauh (5,48 m). Prestasi Yudhi Karmani, 22 tahun, agaknya wajar. Ia telah 3 bulan meninggalkan buku pelajaran komputer di (ASMI) Jakarta untuk masuk pelatnas SEA Games. Kalau Betty Sutoyo cuma berlatih sore di Bandung, Yudhi berlatih pagi dan petang. Dengan bimbingan Pieter Noya, ia berlatih speed -- lari cepat 100 m -- selama 20 menit, kemudian latihan power (naik turun tangga atau kotak) selama setengah jam, Latihan serupa itu kemudian dirangkaikan dengan lari gawang selama setengah jam. Gadis ini langsing setinggi 172 cm dan berkaca mata. Mulai berlatih sejak usia 12 tahun, ia semula ingin menjadi atlet lompat tinggi. Teknik sudah dikuasainya, tapi prestasi lompatannya sudah lama tak bergerak naik dari 155 cm. Bandingkanlah, Suwignyo, pemegang rekornas lompat tinggi putra (199 cm), bisa melompat 34 cm lebih tinggi dari badannya. Irawati Subiono sudah beberapa kali menembus rekor 15.7 detik untuk lari gawang dalam latihan. Tapi larinya tak secepat itu dalam kejuaraan resmi tadi. "Sepertinya ia kurang yakin melompati gawang pertama dan kedua, sehingga larinya kurang lancar, " keluh Pieter Noya. Farbe Bupeno, yang melatih Mace Siahanaenia di tolak peluru putri pun semula optimistis akan ada rekor baru 13 m. "Karena kelewat percaya diri, Mace jadi kurang kontrol keseimbangan badan sebelum menolak peluru," kata pelatih itu. Alhasil peluru tolakan wanita asal NTT itu jatuh 10 cm di bawah rekornas 12,95 m. "Dalam kejuaraan ini kita belum menuntut rekor-rekor baru. Nanti di PON dan SEA Games," kata Bob Hassan, Ketua PB PASl (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia). Namun ia jelas membujuk diri setelah melihat lambatnya perkembangan tolak peluru putra. Hasil tolakan atlet nasional terbaik, Budi Dharma, masih kalah 1 meter dari prestasi Mace Siahanaenia. Seorang pembina berpendapat bahwa mungkin 4 tahun lagi rekornas 15,26 m yang dipatok Usman Effendi sejak 1964 baru bisa dipecahkan. PB PASI sudah mendatangkan pelatih dari Australia. Sementara itu Macedan Budi Dharma serta 18 atlet lainnva dikirimnya berlatih 3 bulan di Jerrnan Barat, dengan harapan kelak mematok rekor lagi. Kejuaraan se-Jawa pekan lalu itu berlangsung bersamaan dengan Kejuaraan Terbuka Antar Klub DKI. Telah turut seluruhnya 1.112 atlet, melampaui peserta Kejurnas 1980. Dari jumlah itu mulai tampak usaha pemassalan atletik. Dan ternyata PB PASI pun tidak mengalami kesulitan mencari sponsor pertandingan. Bahkan beberapa bank sudah menawarkan diri untuk membiayai atlet. "Dulu Carolina (Rieuwpassa) sulit cari kerja sehingga harus ditampung di Sekretariat PASI. Sekarang, bank-bank berebut cari atlet," tutur Bob Hassan. Rupanya perlombaan olahraga antar bank (POR Bank) mulai ada hikmahnya. Ketua Umum PASI DKI pun klni dipercayakan kepada Direktur Utama BNI 1946, Widarsadipradja. Piala sumbangannya, Widarsa Cup, menjadi rebutan antar klub atletik. UMS, klub yang ditangani drg. Endang Witarsa dan Lelyana untuk kedua kalinya pekan lalu memboyong Piala Widarsa, Namun ancaman kini muncul dari klub Perkasa yang disponsori Bank Dagang Negara. Dari ranking IV tahun lalu, Perkasa tahun ini jadi runner-up. Ia menggeser Jayakarta, klub yang di biayai oleh Yayasan Jaya Raya, yang didukung 40 perusahaan. Bob Hassan menganjurkan kepada para atletnya agar jangan masuk suatu perusahaan kalau tidak dapat gaji yang bagus dan dispensasi waktu untuk berlatih. "Itu sudah kami dapat. Cuma malu hati, kami yang di pelatnas datang ke kantor hanya untuk ambil gaji," kata Yudhi Karmani. Atlet ini bergabung pada FMM, suatu klub baru yang di sponsori PT Fajar Mas Murni yang punya bisnis alat-alat besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus